Prabowo-Gibran Diharapkan Pilih Calon Menteri dan Wakil Menteri Berintegritas untuk Perbaiki Birokrasi
Prabowo-Gibran. (Dok. JawaPos.com)
16:16
17 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Diharapkan Pilih Calon Menteri dan Wakil Menteri Berintegritas untuk Perbaiki Birokrasi

  Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tengah melakukan proses seleksi calon menteri, wakil menteri dan kepala badan maupun lembaga untuk kabinet 5 tahun mendatang. Prabowo-Gibran diharapkan bisa memilih pihak-pihak yang berintegritas untuk duduk di kursi kabinet.   "Masyarakat mendambakan para pemimpin yang tidak hanya pandai berbicara, tetapi juga mampu mengambil tindakan nyata dalam memberantas korupsi dan memperbaiki birokrasi yang rusak," kata pengamat hukum dan politik Pieter C Zulkifli kepada wartawan, Kamis (17/10).   Ia tak memungkiri, publik tengah memelototi susunan kabinet baru, khususnya menanti realisi janji Prabowo yang ingin mengisi kursi menterinya dengan sosok-sosok profesional. Pieter pun menyebut, langkah Prabowo yang memanggil para calon menteri dan Kepala Lembaga ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta, dalam sepekan jelang pelantikannya, salah satu yang paling disorot ialah upaya Prabowo membentuk kabinet Zaken.  

  "Prabowo telah berjanji akan membentuk kabinet zaken, kabinet yang diisi oleh individu-individu profesional dan ahli di bidangnya. Mengingat tantangan dalam negeri dan regional yang semakin kompleks," ucapnya.   Ia menegaskan, kehadiran tokoh-tokoh berkompeten di kabinet menjadi kebutuhan yang paling mendesak. Sekalipun, realitas politik Indonesia sering kali membuat lebih rumit.   Dia menyinggung soal banyaknya tokoh politik dari partai pendukung maupun oposisi yang hadir dalam pertemuan di Kertanegara tersebut. Pieter menilai, jika hal itu jelas menimbulkan spekulasi publik apakah Prabowo akan berkompromi dengan mengakomodasi kepentingan politik dalam susunan kabinetnya.  

  "Di tengah kondisi seperti ini, apakah janji zaken kabinet akan tetap terjaga, ataukah kompromi politik akan menjadi penentu utama?," ujar Pieter.   Di sisi lain, Pieter berpandangan jika kompromi politik, terutama dalam pembentukan kabinet adalah praktik yang wajar dalam demokrasi. Sebab, mengelola negara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa beragam tantangan politik memerlukan stabilitas yang seringkali dicapai melalui perjanjian politik.  

  Namun, dia mengingatkan kompromi itu dilakukan demi kepentingan bangsa, bukan untuk kepentingan segelintir elite.   "Sayangnya, sejarah panjang Indonesia yang diwarnai oleh praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme, masih membekas hingga kini. Sementara, biaya hidup yang tinggi, pendidikan mahal, dan lapangan pekerjaan yang sulit ditemukan merupakan realitas yang menghantui banyak rakyat kecil. Janji-janji perubahan seringkali terkikis oleh kepentingan pribadi dan politik sempit," pungkas Pieter Zulkifli.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #prabowo #gibran #diharapkan #pilih #calon #menteri #wakil #menteri #berintegritas #untuk #perbaiki #birokrasi

KOMENTAR