4 Kritik Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: dari Minim Kepemimpinan hingga Risiko Diplomasi RI Merosot
Dino Patti Djalal menyampaikan kritik terbuka terhadap kinerja Menlu Sugiono di Instagram pribadinya. (@dinopattidjalal).
12:32
22 Desember 2025

4 Kritik Dino Patti Djalal ke Menlu Sugiono: dari Minim Kepemimpinan hingga Risiko Diplomasi RI Merosot

Diplomat senior Indonesia, Dino Patti Djalal, menyampaikan kritik terbuka terhadap kinerja Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono. Melalui video pernyataan yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dinopattidjalal, pada Minggu (21/12), Dino menguraikan empat kritik dan pesan penting yang dinilainya krusial bagi masa depan diplomasi Indonesia.

Ia bahkan mengingatkan dengan tegas, tanpa perbaikan serius, nyata dan berarti, Sugiono berisiko dicatat sejarah dengan 'rapor merah' sebagai Menlu yang pernah menjabat.

Dino menegaskan kritik tersebut disampaikan sebagai sesepuh Kementerian Luar Negeri, pendukung politik luar negeri Indonesia, ketua organisasi masyarakat hubungan internasional terbesar di Indonesia dan Asia, serta sebagai warga negara yang telah mengabdi di dunia diplomasi selama 40 tahun.

Ia mengaku terpaksa menyampaikan pesan itu melalui media sosial karena seluruh jalur komunikasi langsung dengan Menlu Sugiono disebut telah terblokir selama berbulan-bulan.

Berikut empat kritik utama Dino Patti Djalal terhadap kinerja Menlu Sugiono:

1. Kepemimpinan di Kemlu Dinilai Kurang Fokus

Dino menilai seorang menteri luar negeri idealnya mencurahkan waktu penuh untuk memimpin Kementerian Luar Negeri. Minimal 50 persen waktu, atau jika memungkinkan hingga 80 persen, perlu dialokasikan untuk mengurus Kemlu.

Ia mengibaratkan Kemlu sebagai mobil Ferrari yang diisi diplomat-diplomat bertalenta luar biasa, namun tidak akan melaju optimal tanpa pengemudi yang fokus dan piawai. Menurut Dino, banyak KBRI kini tidak mendapatkan arahan jelas dari pusat, rapat koordinasi para duta besar tertunda hampir setahun, serta kinerja diplomat menurun akibat pemangkasan anggaran.

Kondisi tersebut memicu demoralisasi karena inisiatif para diplomat merasa tidak direspons oleh pimpinan.

2. Minim Komunikasi Politik Luar Negeri ke Publik

Kritik kedua menyasar aspek komunikasi Menlu Sugiono. Dino merujuk ajaran mantan Menlu Ali Alatas bahwa politik luar negeri dimulai dari rumah, sehingga setiap langkah diplomasi harus dijelaskan dan dipahami publik.

Ia membandingkan dengan Menteri Keuangan Purbaya yang dinilai sukses membangun kepercayaan lewat komunikasi intensif. Sebaliknya, Dino mencatat Menlu Sugiono belum pernah menyampaikan pidato kebijakan dalam setahun terakhir, baik di dalam maupun luar negeri, serta tidak pernah memberikan wawancara khusus kepada media terkait substansi politik luar negeri.

Minimnya penjelasan publik ini, menurut Dino, berisiko membuat Sugiono dicap sebagai silent minister.

3. Jarak dengan Pemangku Kepentingan Internasional

Dino juga menyoroti hubungan Menlu Sugiono dengan para konstituen dan pemangku kepentingan hubungan internasional. Ia menilai Menlu terkesan jauh, tidak komunikatif, tidak responsif, dan sulit diakses.

Banyak duta besar disebut kesulitan menemui Menlu saat kembali ke Indonesia, sehingga berisiko menghilangkan peluang diplomasi dan membuat hubungan bilateral menjadi tidak seimbang.

Dino mengingatkan prinsip 'never burn your bridges', karena kepercayaan dan dukungan tidak datang otomatis, melainkan harus diupayakan dan dijaga secara aktif.

4. Kurang Terbuka terhadap Akar Rumput Hubungan Internasional

Kritik terakhir berkaitan dengan keterbukaan Menlu Sugiono terhadap kerja sama dengan organisasi masyarakat dan akar rumput hubungan internasional. Dino menegaskan bahwa membantu Presiden Prabowo tidak berarti memunggungi rakyat, karena keduanya justru saling menguatkan.

Ia menilai dalam diplomasi, inisiatif bisa datang dari atas maupun dari bawah. Oleh karena itu, gotong royong antara pemerintah dan ormas hubungan internasional menjadi kunci keberhasilan politik luar negeri.

Dino pun menilai terdapat kontradiksi antara seruan kerja sama di forum internasional dengan praktik domestik yang dinilai masih sulit diajak berkolaborasi.

Di akhir pernyataannya, Dino menegaskan empat kritik tersebut disampaikan sebagai peringatan sekaligus harapan. Menurutnya, jika masukan itu dijalankan, Sugiono berpeluang dikenang sebagai Menteri Luar Negeri yang cemerlang.

Namun jika diabaikan, ia mengingatkan diplomasi Indonesia berisiko merosot dan Kementerian Luar Negeri akan dicatat sejarah dengan nilai merah.

Hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan resmi dari pihak Kementerian Luar Negeri ataupun Menlu Sugiono terhadap kritik terbuka yang disampaikan oleh Dino Patti Djalal.

 

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #kritik #dino #patti #djalal #menlu #sugiono #dari #minim #kepemimpinan #hingga #risiko #diplomasi #merosot

KOMENTAR