Kementrans Gandeng Investor China, Kembangkan Potensi Ekonomi Lokal lewat Komoditas Unggulan
Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara bersama Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Wang Lu Tong, Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda.(Dok. Kementrans)
11:34
9 Desember 2025

Kementrans Gandeng Investor China, Kembangkan Potensi Ekonomi Lokal lewat Komoditas Unggulan

- Kementerian Transmigrasi (Kementrans) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Selatan dan Maluku Utara menjalin kerja sama dengan Pemerintah China untuk mengembangkan kawasan transmigrasi berbasis konektivitas, inklusivitas, dan keberlanjutan.

Hal tersebut ditegaskan dalam pertemuan yang digelar di Kedutaan Besar China, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Pertemuan yang turut dihadiri Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda itu menghasilkan sejumlah inisiatif investasi di sektor pangan, kelapa, perikanan, dan pendidikan vokasi.

Menteri Transmigrasi (Mentrans) M Iftitah Sulaiman Suryanagara menjelaskan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Kementrans ke China beberapa waktu lalu yang fokus pada investasi dan kolaborasi di sektor pangan, perkebunan, perikanan, serta pendidikan vokasi. 

“Ada beberapa hal yang kami bahas. Pertama, kami akan menindaklanjuti kerja sama pertanian, khususnya padi,” kata Iftitah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (9/12/2025).

"November nanti, investor dari China akan kami ajak ke (kawasan transmigrasi) Papua Selatan untuk mengembangkan kawasan sentra pangan," lanjutnya.

Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Wang Lu Tong menyambut baik rencana kolaborasi tersebut dan menilai hubungan kedua negara telah memasuki tahap yang lebih strategis dan produktif.

“Kunjungan dan pembahasan yang dilakukan oleh Pak Menteri sangat berhasil. Kami melihat potensi besar kerja sama di bidang pertanian, perikanan, konektivitas, pariwisata, hingga pengembangan kawasan transmigrasi. Kami juga menantikan kunjungan ke Maluku Utara dan Papua Selatan untuk melihat langsung potensi di lapangan,” kata Wang Lu Tong.

Pengembangan komoditas kelapa dan SDM

Selain sektor pertanian, pengembangan kawasan transmigrasi juga menyoroti komoditas kelapa di Maluku Utara. 

“Akhir tahun ini juga akan datang investor ke Halmahera Utara untuk (melihat komoditas) sektor kelapa. Konsumsi kelapa di China mencapai lebih dari empat miliar butir per tahun, sementara produksinya baru mampu memenuhi sekitar satu miliar butir. Ini peluang besar bagi kita,” jelas Iftitah.

Kerja sama juga diarahkan pada penguatan sumber daya manusia (SDM) di kawasan transmigrasi. Pemerintah China telah membangun Lembaga Pendidikan Kerja di Sofifi, Maluku Utara, agar program serupa juga dikembangkan di Papua Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda menyampaikan optimismenya terhadap langkah konkret yang telah dirintis dalam pertemuan ini. 

“Kami berdiskusi panjang tentang potensi hilirisasi kelapa, pertanian, perikanan, pendidikan, dan pariwisata. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kementrans dan Pemerintah China, terutama rencana kunjungan Dubes bersama para investor ke daerah kami,” ujarnya.

Business Forum Indonesia–China

Pertemuan Mentrans Iftitah, Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, dengan Dubes China di Jakarta, Kamis (23/10/2025).Dok. Kementrans Pertemuan Mentrans Iftitah, Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, dengan Dubes China di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Dalam waktu dekat, Kementrans juga akan menggelar Business Forum Indonesia–China yang akan mempertemukan ratusan investor asal China dengan pemerintah daerah (pemda) untuk mempresentasikan potensi dan peluang investasi di kawasan transmigrasi.

Kegiatan tersebut bertujuan mendorong setiap daerah untuk menunjukkan potensi terbaiknya, mengingat kawasan transmigrasi tengah bertransformasi menjadi kawasan ekonomi transmigrasi terintegrasi. Potensi inilah yang akan ditawarkan kepada para investor.

“Seluruh kerja sama investasi diarahkan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Model investasi ini akan berfokus pada modal, teknologi, dan jaminan pasar dari mitra luar, sementara tenaga kerja dan lahan tetap memberdayakan masyarakat setempat,” jelas Iftitah.

Ia menegaskan bahwa investasi hadir untuk memperkuat ekonomi lokal, bukan menggantikan peran masyarakat setempat.

Menutup keterangannya, Iftitah menjelaskan konsep kolaborasi lintas negara yang saling melengkapi.

“Saya sering sampaikan, kerja sama itu bukan mencari kesamaan, tapi melengkapi perbedaan. Contohnya, China menyukai durian tapi tidak bisa menanamnya, sedangkan kita punya lahan dan tenaga kerja. Mereka bawa teknologi dan modal, kita bangun industri bersama di Indonesia. Itulah semangat konektivitas dan inklusivitas yang kami dorong dalam pembangunan kawasan transmigrasi,” tegasnya.

Tag:  #kementrans #gandeng #investor #china #kembangkan #potensi #ekonomi #lokal #lewat #komoditas #unggulan

KOMENTAR