Titah Kapolri ke Brimob: Perkuat Intelijen, Evaluasi Urus Demo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberi kata sambutan dalam acara Syukuran HUT ke-80 Brimob, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).(Dokumentasi Humas Polri.)
06:44
15 November 2025

Titah Kapolri ke Brimob: Perkuat Intelijen, Evaluasi Urus Demo

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pentingnya peningkatan kualitas Korps Brimob Polri di tengah perkembangan ancaman yang kian kompleks.

Seruan itu ia sampaikan saat menghadiri acara syukuran Hari Ulang Tahun ke-80 Brimob di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).

Dalam arahannya, Sigit menilai bahwa Brimob sebagai pasukan elite harus terus bergerak seiring perubahan pola kejahatan yang semakin cepat dan tak lagi konvensional.

Menurut dia, berbagai bentuk kejahatan berintensitas tinggi atau extraordinary crime berkembang signifikan dan menuntut kesiapan personel yang lebih adaptif.

Untuk itu, Sigit meminta Brimob memperluas wawasan sekaligus memperbarui standar kemampuannya, antara lain melalui studi banding ke negara-negara yang telah memiliki satuan kepolisian khusus bertaraf internasional.

Langkah tersebut, kata dia, menjadi upaya strategis agar Brimob tidak hanya mampu merespons ancaman, tetapi juga mengantisipasi potensi gangguan keamanan yang berskala besar.

“Banyak juga hal-hal lain, ancaman-ancaman yang extraordinary crime yang kita harus selalu siap disesuaikan dengan perkembangan dinamika yang ada sehingga keterampilan yang harus kita miliki juga harus terus disesuaikan ya," ujar Sigit, Jumat.

Singgung kerusuhan Agustus 2025

Dalam kesempatan itu, Kapolri juga menyinggung kembali rangkaian kerusuhan yang sempat terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu.

Ia menyebut peristiwa tersebut sebagai “Agustus Kelabu” dan “Black September” yang menjadi evaluasi penting bagi institusi kepolisian.

Sigit menyinggung kerusuhan serupa yang juga melanda sejumlah negara lain, seperti Nepal, Prancis, Peru, dan India, yang bahkan berdampak pada pergantian pemimpin di negara-negara tersebut.

"Beberapa waktu yang lalu terjadi kerusuhan di berbagai negara, salah satunya Indonesia, dan ini betul-betul menjadi catatan bagi kita, khususnya menjadi catatan yang kita kenal dengan nama Agustus Kelabu dan Black September," kata Kapolri.

Dia juga mengapresiasi kinerja Polri, khususnya Brimob, yang dinilainya mampu menjaga stabilitas Indonesia di tengah ketegangan yang terjadi.

“Alhamdulillah kerja keras dari rekan-rekan, kita bisa mengembalikan situasi keamanan dan 1.071 orang saat ini kita lakukan penegakan hukum," ujar Sigit.


Sigit menegaskan bahwa pola penanganan unjuk rasa di Indonesia harus terus diperbaiki dan dievaluasi.

Sigit bilang, berbagai negara seperti Prancis, Jerman, dan Jepang memiliki pola pengamanan aksi massa yang bisa dipelajari oleh Polri.

"Kemudian dalam hal penanganan unjuk rasa, tentunya ini juga menjadi bagian yang harus terus kita lakukan perbaikan evaluasi. Di beberapa negara tentunya memiliki pola-pola penanganan dan pengamanan unjuk rasa baik di Perancis, Jerman, Jepang," kata Sigit.

Cari formula tangani unjuk rasa

Ia mengatakan, Polri tengah menyusun formula terbaik dalam menangani unjuk rasa, mulai dari aksi yang bersifat kebebasan berekspresi hingga situasi yang berkembang menjadi kerusuhan.

Menurut dia, hal itu demi mengurangi atau mencegah jumlah korban unjuk rasa.

“Kita juga sedang mencari formula terbaik terkait dengan masalah pola penanganan unjuk rasa sehingga yang kita lakukan mulai dari unjuk rasa yang sifatnya kebebasan berekspresi sampai dengan penanganan aksi kerusuhan. Sehingga, yang kita lakukan bisa betul-betul terukur, tegas, humanis, dan juga mengurangi jumlah korban yang ada," tambahnya.

Sigit menyarankan agar Brimob dapat terus meningkatkan kemampuan, salah satunya melakukan studi banding ke negara-negara yang memiliki pasukan polisi khusus berstandar tinggi.

Mulanya, Sigit menekankan bahwa berbagai bentuk ancaman kejahatan yang bersifat extraordinary crime kini berkembang cepat dan dinamis.

Karena itu, kemampuan Brimob sebagai pasukan elite harus mengikuti perubahan tersebut.

“Banyak juga hal-hal lain, ancaman-ancaman yang extraordinary crime yang kita harus selalu siap disesuaikan dengan perkembangan dinamika yang ada sehingga keterampilan yang harus kita miliki juga harus terus disesuaikan ya," ujar Sigit.

Belajar dari negara lain

Kemudian, Kapolri menuturkan bahwa sejumlah negara memiliki pasukan-pasukan polisi khusus dengan kemampuan yang dapat dijadikan model.

Ia pun mendorong Brimob untuk mempelajari keunggulan pasukan tersebut, khususnya kemampuan yang belum dimiliki Brimob saat ini.

“Beberapa negara tentunya memiliki pasukan-pasukan polisi khusus yang tentunya ini bisa menjadi model tentang kemampuan-kemampuan yang mereka miliki. Mana yang belum kita miliki, tentunya silakan untuk rekan-rekan terus melaksanakan studi banding peningkatan kemampuan," kata Sigit menegaskan.

Tag:  #titah #kapolri #brimob #perkuat #intelijen #evaluasi #urus #demo

KOMENTAR