Jawa Pos Learning Hub: Mengenal Personal Assistant Virtual, Langkah Awal Menuju Karir Fleksibel di Era Digital
Dinda Juwita saat membawakan materi dalam sesi “Virtual Assistant for Beginners: Langkah Awal Menuju Karir Fleksibel” yang diselenggarakan oleh JP Learning Hub secara daring. (Dok. JP)
08:08
27 Oktober 2025

Jawa Pos Learning Hub: Mengenal Personal Assistant Virtual, Langkah Awal Menuju Karir Fleksibel di Era Digital

 

Perkembangan teknologi dan budaya kerja jarak jauh mendorong munculnya profesi baru yang kini semakin diminati, yakni Virtual Assistant (VA) atau asisten digital. Dalam kegiatan bertajuk “Virtual Assistant for Beginners: Langkah Awal Menuju Karir Fleksibel”, Virtual Assistant specialist, Dinda Juwita, memberikan wawasan mengenai potensi dan peluang karir sebagai VA di era digital saat ini.

Menurut Dinda, Virtual Assistant merupakan profesi yang memungkinkan seseorang bekerja secara fleksibel dari mana saja tanpa terikat oleh jam kerja kantor. “VA bisa bekerja dari rumah, kafe, atau bahkan saat bepergian. Sistem kerja fleksibel ini membantu menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional,” jelasnya dalam sesi pemaparan.

Selain fleksibilitas, profesi ini juga menawarkan kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan baru. Dinda menekankan bahwa seorang VA dapat mempelajari banyak bidang seperti administrasi, media sosial, komunikasi, hingga manajemen proyek.

“Semakin banyak skill yang dikuasai, semakin besar pula peluang untuk berkembang di dunia kerja digital,” tambahnya.

Tren global menunjukkan bahwa permintaan terhadap Virtual Assistant terus meningkat. Banyak perusahaan dan pelaku usaha kini beralih ke sistem kerja jarak jauh, sehingga kebutuhan akan tenaga asisten digital semakin tinggi.

Berdasarkan laporan Grand View Research (2021), pasar global layanan Virtual Assistant mencapai USD 4,12 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan tumbuh dengan laju CAGR 24,4% hingga tahun 2028.

Dinda menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh tiga tren utama. Pertama, penerapan budaya kerja jarak jauh yang kini menjadi hal umum di berbagai industri. Kedua, meningkatnya jumlah usaha kecil dan startup yang membutuhkan tenaga VA untuk menekan biaya operasional. Ketiga, semakin banyak perusahaan yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistem kerja mereka.

“Kolaborasi antara VA manusia dan VA berbasis AI kini menjadi strategi efektif dalam meningkatkan efisiensi kerja,” ujarnya.

Dinda juga menguraikan jenis-jenis Virtual Assistant yang umum ditemukan di dunia kerja. Ada General VA, yaitu asisten serba bisa yang menangani berbagai tugas administratif seperti email, penjadwalan, riset ringan, dan data entry.

Posisi ini sangat cocok bagi pemula yang baru memulai karir di bidang digital. Sementara itu, Niche atau Specialist VA merupakan mereka yang memiliki keahlian mendalam di bidang tertentu, seperti digital marketing, desain, e-commerce, atau real estate.

Profesi Virtual Assistant kini juga semakin beragam dengan spesialisasi yang lebih spesifik. Misalnya, Executive/Personal VA yang berfokus pada pengaturan jadwal dan dokumen penting; Digital Marketing VA yang menangani pembuatan konten promosi, email marketing, serta kampanye iklan digital; hingga Technical/Automation VA yang bertugas mengelola website dan integrasi tools seperti WordPress, Zapier, atau Notion.

Dinda menekankan tiga keterampilan utama yang wajib dimiliki setiap Virtual Assistant. Pertama, kemampuan komunikasi yang baik, terutama dalam bahasa Inggris, untuk berinteraksi secara profesional dengan klien dari berbagai negara. Kedua, kemampuan manajemen waktu dan ketelitian dalam menangani banyak tugas sekaligus. Ketiga, literasi digital, yaitu penguasaan berbagai alat kerja online seperti Google Workspace, Trello, Canva, dan Zoom.

“Skill digital adalah fondasi utama agar VA dapat bekerja cepat, efisien, dan mandiri,” ungkapnya.

Dalam sesi berbagi pengalaman, Dinda juga memaparkan enam langkah sederhana bagi siapa pun yang ingin memulai karier sebagai Virtual Assistant. Langkah-langkah tersebut meliputi identifikasi keterampilan, memilih bidang spesialisasi (niche), menyiapkan tools kerja, membuat portofolio profesional, membangun profil di platform freelance seperti Upwork atau Fiverr, serta terus belajar dan mengambil proyek kecil untuk membangun reputasi.

“Kunci utamanya adalah konsistensi dan kemauan untuk terus belajar,” katanya.

Meski menawarkan peluang besar, Dinda juga mengingatkan para peserta untuk berhati-hati terhadap penipuan kerja daring. Banyak oknum yang mengaku sebagai klien tetapi justru menipu dengan berbagai cara.

“Waspadai jika seseorang meminta pindah komunikasi ke luar platform resmi, meminta uang muka, atau menanyakan data pribadi seperti PIN dan password,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan data dan tidak membagikan informasi sensitif kepada siapapun.

Melalui kegiatan ini, Dinda berharap masyarakat, terutama generasi muda, dapat melihat Virtual Assistant bukan sekadar pekerjaan sampingan, tetapi sebagai karier profesional yang menjanjikan. “VA adalah representasi masa depan dunia kerja digital. Selama memiliki skill dan komitmen, siapa pun bisa sukses di bidang ini,” tutupnya.

 

Editor: Hendra Eka

Tag:  #jawa #learning #mengenal #personal #assistant #virtual #langkah #awal #menuju #karir #fleksibel #digital

KOMENTAR