Keluarga Gus Dur Bangun Pusat Kajian Islam Asia Tenggara K.H Abdurrahman Wahid di Jagakarsa Jaksel
Momen peletakan batu pertama pembangunan Pusat Kajian Islam Asia Tenggara K.H Abdurrahman Wahid di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025). (Istimewa)
16:56
25 Oktober 2025

Keluarga Gus Dur Bangun Pusat Kajian Islam Asia Tenggara K.H Abdurrahman Wahid di Jagakarsa Jaksel

– Antusiasme masyarakat untuk berziarah ke makam Presiden ke-4 RI, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sangat tinggi. Data dari keluarga menunjukkan, jumlah peziarah kini mencapai sekitar 1,5 hingga 2 juta orang per tahun.

Setiap harinya, tercatat 3.000 hingga 5.000 peziarah datang ke kompleks makam di Jombang, dan bisa melonjak hingga 15.000 orang pada hari-hari besar keagamaan.

Melihat besarnya minat masyarakat untuk mengenal lebih jauh sosok Gus Dur, keluarga kini tengah membangun Pusat Kajian Islam Asia Tenggara K.H. Abdurrahman Wahid di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Fasilitas ini dirancang sebagai tempat belajar, riset, dan refleksi atas pemikiran Gus Dur, khususnya mengenai Islam di kawasan Asia Tenggara.

“Banyak sekali orang yang datang berziarah karena ingin belajar lebih banyak tentang Gus Dur. Jadi, di pusat kajian ini kami akan menghadirkan semacam museum, diorama, dan video dokumenter kecil agar masyarakat bisa memahami perjuangan dan nilai-nilai yang beliau wariskan,” ujar Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur, Sabtu (25/10).

Menurut Alissa, pembangunan pusat kajian tersebut ditargetkan rampung dan dapat beroperasi tahun 2026 mendatang.

Selain menampilkan benda-benda peninggalan Gus Dur, tempat ini juga akan menjadi ruang kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk kampus yang telah memiliki Gus Dur Corner atau pusat studi Gus Dur.

“Kita akan sambungkan dengan berbagai lembaga, seperti kerjasama yang sudah ada dengan Abdul Rahman World Center for Peace and Humanity di UI,” paparnya.

Bangunan pusat kajian ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 2.000–3.000 meter persegi dan mampu menampung 1.000 hingga 2.000 pengunjung dalam satu waktu.

Meskipun akses jalan menuju lokasi tergolong sempit, keluarga berharap pemerintah dapat mendukung pengembangan kawasan tersebut seiring meningkatnya minat publik.

Alissa juga menyebutkan, nantinya akan dibentuk tim periset khusus yang fokus mengkaji pemikiran Gus Dur dan Islam Asia Tenggara.

“Banyak murid Gus Dur yang kini menjadi peneliti dan akademisi. Mereka akan kita libatkan di sini, termasuk tokoh-tokoh seperti Mas Sastro, Ngatowi, dan Pak Ahmad Suaidi,” tambahnya.

Pusat Kajian Islam Asia Tenggara K.H. Abdurrahman Wahid ini diharapkan menjadi ruang hidup bagi warisan pemikiran Gus Dur.

Sebagai tempat masyarakat bisa terus belajar tentang Islam yang toleran, demokratis, dan berpihak pada kemanusiaan, yakni nilai-nilai yang menjadi fondasi perjuangan Gus Dur sepanjang hayat.

Editor: Bayu Putra

Tag:  #keluarga #bangun #pusat #kajian #islam #asia #tenggara #abdurrahman #wahid #jagakarsa #jaksel

KOMENTAR