Kementerian ESDM Dapet Nilai 2,74 Versi IndoStrategi, Ini Alasannya
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipimpin Bahlil Lahadalia menjadi kementerian dengan nilai kinerja 2,74 dalam riset IndoStrategi.
“Pandangan dari narasumber kami gitu ya. Banyak sekali hal-hal yang harus bisa diperbaiki dari Kementerian ESDM, terutama juga dengan Pak Bahlil sendiri dalam berkomunikasi,” ujar Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, dalam paparan hasil riset yang disampaikannya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Riset ini dilakukan dalam rangka ulasan satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Riset IndoStrategi memperoleh skor untuk Kementerian Bahlil sebesar 2,74 atau berada di kategori kinerja sedang.
Dalam riset ini, IndoStrategi menggunakan metode penilaian skala 0 hingga 5. Secara terperinci, 0- 2 untuk kinerja buruk, 2-4 kinerja sedang, dan 4-5 kinerja baik.
Di antara 47 kementerian yang diteliti IndoStrategi, Kementerian ESDM menempati peringkat ke-47.
“Tapi kita lihat memang kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh kementerian ini banyak menimbulkan kontroversi,” sambungnya.
Faktor yang menjadi alasan
Ali mengungkapkan, hasil riset mencatat ada sejumlah faktor yang menyebabkan rendahnya penilaian terhadap Kementerian ESDM.
Di antaranya adalah lambatnya transisi energi bersih, ketergantungan tinggi pada batu bara, dan belum jelasnya peta jalan (roadmap) energi hijau nasional.
Selain itu, isu lingkungan hidup menjadi sorotan utama. Banyak proyek tambang dinilai merusak ekosistem, termasuk di kawasan sensitif seperti Raja Ampat.
“Kebijakan ESDM sering kali dianggap mengorbankan aspek keberlanjutan,” ungkap Ali.
Foto terkait kondisi tambang di Kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya periode 26-31 Mei 2025 yang ditunjukkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Minggu (8/6/2025).
Dari sisi kebijakan fiskal, lanjut Ali, subsidi energi dinilai belum tepat sasaran dan menimbulkan inefisiensi anggaran serta distorsi harga di tingkat konsumen.
Sementara itu, sistem informasi dan data sektor energi dan minerba juga dianggap lemah, menyebabkan tumpang tindih perizinan dan membuka peluang terjadinya celah korupsi.
“Faktor lain, koordinasi lintas kementerian lemah, terutama dalam tata kelola lahan, kehutanan, dan minerba,” kata Ali.
Direktur Riset IndoStrategi Ali Noer Zaman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Selain itu, hasil riset menunjukkan komunikasi publik Menteri ESDM bersifat retoris dan belum diimbangi dengan eksekusi konkret di lapangan.
Riset juga menyoroti persoalan hilirisasi pertambangan, yang dinilai belum memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional.
Ali menilai, sejumlah kasus korupsi dan indikasi keterlibatan oligarki tambang turut menurunkan kepercayaan publik terhadap kebijakan ESDM.
“Kasus korupsi dan oligarki pertambangan menurunkan kredibilitas kebijakan hilirisasi,” jelas Ali.
Kementerian lain dalam peringkat rendah
Selain Kementerian ESDM, empat kementerian lain dengan nilai terendah adalah Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra mendapat nilai 2,81, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang dipimpin Nusron Wahid sama-sama mendapat nilai 2,81.
Kemudian di bawahnya, ada Kementerian Hak Asasi Manusia yang dipimpin Natalius Pigai mendapat skor 2,79, serta Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang dipimpin Maruarar Sirait mendapat nilai 2,77.
Menteri PKP Maruarar Sirait saat ditemui usai kegiatannya di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025) malam.
Metodologi riset soal setahun Prabowo-Gibran
Sebagai informasi, riset IndoStrategi dilakukan pada awal September hingga 13 Oktober 2025 menggunakan metode purposive sampling dengan melibatkan 424 responden dari 34 provinsi.
Para responden dipilih berdasarkan pendidikan minimal strata satu (S1) dan pekerjaan tetap seperti guru, dosen, aktivis, karyawan, atau pengusaha.
Selain wawancara langsung, penelitian ini juga menganalisis sumber berita daring dan luring, dokumen resmi pemerintah, serta pandangan para pengamat dan akademisi.
IndoStrategi juga melibatkan 10 ahli dari berbagai bidang dalam diskusi kelompok terpumpun (FGD) untuk memperkuat hasil analisis.
“Riset ini bertujuan mengevaluasi kinerja kementerian dalam Kabinet Prabowo–Gibran berdasarkan pencapaian program prioritas masing-masing,” jelas Ali.
Ali menambahkan, secara umum seluruh kementerian di bawah Kabinet Merah Putih memperoleh skor kinerja sedang, namun perbedaan skor antar-lembaga menunjukkan variasi kecepatan adaptasi terhadap arah kebijakan pemerintahan baru.
“Tahun pertama ini merupakan masa transisi dari pemerintahan sebelumnya menuju konsolidasi program prioritas Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran,” pungkasnya.
Tag: #kementerian #esdm #dapet #nilai #versi #indostrategi #alasannya