Keponakannya Masuk Konten Ponpes Trans7, Wakil Ketua DPR RI Juga Ingin Laporkan Pihak TV
Audiensi Pihak Trans7 dengan DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/10/2025). (Suara.com/Bagaskara Isdiansyah)
13:00
17 Oktober 2025

Keponakannya Masuk Konten Ponpes Trans7, Wakil Ketua DPR RI Juga Ingin Laporkan Pihak TV

Baca 10 detik
  • Wakil Ketua DPR tersinggung tayangan hina pesantren.
  • Video keponakannya jadi bukti kuat untuk menggugat.
  • Warganet kritik DPR lamban tangani kasus krusial lainnya.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dr. H. Cucun A Syamsurijal, menyatakan dirinya berhak untuk melaporkan stasiun televisi Trans7 atas tayangan program "Xpose Uncensored" yang dianggap menghina pesantren dan kiai.

Wakil Ketua DPR RI ini menyampaikannya ketika sedang rapat bersama pihak Trans7 dan perwakilan santri serta kyai terkait masalah pondok pesantren tersebut di ruang sidang DPR RI.

Cucun menegaskan bahwa protesnya tidak hanya dilayangkan dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR RI, tetapi juga sebagai alumni dan bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Cipasung.

Sebab, salah satu potongan video yang ditayangkan Trans7 pada program tersebut juga merupakan video keponakannya yang sedang berada di Pondok Pesantren Cipasung.

"Sebetulnya, saya bukan atas nama wakil ketua DPR RI karena ada gambar yang ditampilkan Trans7 yang gulung tikar itu keponakan saya di Pondok Pesantren Cipasung," kata Cucun dilansir dari unggahan akun X @Mdy_Asmara1701 pada Kamis 16 Oktober 2025.

Ia menjelaskan bahwa lokasi dalam video tersebut adalah kediaman gurunya, Kiai Abun Bunyamin Ruhiyat.

Sedangkan, sosok yang terlihat menggulung tikar diidentifikasi sebagai keponakannya yang bernama Ahmad Zaeni.

"Ibu cek lagi yang gulung tikar, itu di rumah guru saya, Kiai Abun Bunyamin Ruhiyat dan yang gulung tikar itu keponakan saya, namanya Ahmad Zaeni dan dia sudah dewasa, cakap hukum dan bisa melaporkan narasi yang dari ibu," jelasnya meminta pihak Trans 7 untuk mengecek ulang video yang ditayangkan tersebut.

Sebagai alumni, wakil ketua DPR RI ini merasa memiliki hak untuk mengambil langkah hukum atas tayangan video keponakannya yang dipotong oleh Trans7 tersebut.

"Saya juga alumninya dan saya berhak untuk menggugat dan melaporkan Trans7," tegasnya yang disambut sorakan dan tepuk tangan dari perwakilan para santri dan kiai.

Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa penayangan video yang dipotong-potong tersebut telah berdampak pada citra sejumlah pondok pesantren, tak hanya Pondok Pesantren Lirboyo.

"Bukan hanya itu, kemarin yang ditayangkan itu hampir menyangkut saya hitung 10-12 pesantren karena video yang dipotong-potong," katanya.

Cucun juga memberikan dorongan kepada Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jakarta untuk melanjutkan permasalah ini sebagai bentuk memberikan hak kepada para santri.

"Tadi permintaan dari Himasal dari Jakarta juga silahkan lanjut. Kami hargai apa yang merupakan hak sebagai anak bangsa, karena kita hidup di Indonesia memahami kemajemukan," ujarnya.

Sayangnya sikap Wakil Ketua DPR RI dalam menyikapi tayangan Trans7 yang picu kontroversi ini menuai beragam komentar dari warganet.

Mereka menilai DPR RI begitu gerak cepat untuk menyikapi kasus tersebut, tetapi tidak untuk kasus lainya yang dinilai lebih krusial.

"DPR cepat tanggap urusan begini, yang lucunya mau menggugat karena punya keponakan yang terpojok. Punya wakil kok mikirnya pendek amat," kata @syakira**.

"Korupsi kuota haji gimana bos? Kok KPK gak didesak? Belum lagi urus ijazah bos," kata @lam***.

"DPR itu korupsi haji gimana?" Kata @dedisur***.

Editor: Yohanes Endra

Tag:  #keponakannya #masuk #konten #ponpes #trans7 #wakil #ketua #juga #ingin #laporkan #pihak

KOMENTAR