Prabowo Cerita soal Ekonomi Campuran yang Diajarkan Ayahnya, Soemitro
Presiden Prabowo Subianto berbincang bersama Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr. (Steve Forbes) dalam diskusi panel di acara Forbes Global CEO Conference di Hotel St. Regis, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025) malam.(KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)
23:54
15 Oktober 2025

Prabowo Cerita soal Ekonomi Campuran yang Diajarkan Ayahnya, Soemitro

- Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa filosofi dan pemikiran ekonomi yang dianutnya turut dibentuk oleh pemikiran ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo.

Ia menyebutkan bahwa pemikiran ayahnya juga dibentuk oleh pemikiran sang kakek, Margono Djojohadikusumo, yang tercipta dari semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

Hal ini dikatakan Prabowo menjawab pertanyaan Chairman dan Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr (Steve Forbes) di acara Forbes Global CEO Conference di Hotel St Regis, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025) malam.

"Saya rasa Anda benar (bahwa ayah membantu membentuk filosofi saya saat tumbuh dewasa)," kata Prabowo dalam acara tersebut.

Kepala Negara menceritakan bahwa saat itu sang kakek dan ayahnya hidup di masa kolonial Belanda.

Ayahnya, Soemitro, sempat bersekolah di Belanda dan menjadi lulusan ekonomi.

Karena pergolakan besar untuk memerdekakan bangsa Indonesia, Soemitro lalu pulang ke Indonesia.

Soemitro menganut semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialisme, sama seperti pemimpin besar Asia lainnya.

"Pasa saat itu, sebagian besar pemimpin Asia, Afrika, para pemimpin, para elite, pada dasarnya adalah sosialis. Karena pada saat itu, sosialisme, bahkan Marxisme, komunisme, mereka adalah gerakan yang benar-benar memperjuangkan kebebasan melawan penjajah dan imperialis," cerita Prabowo.

"Ayah saya juga seorang sosialis di masa mudanya. Bahkan, beliau adalah pemimpin Partai Sosialis Indonesia," imbuh Prabowo.

Pemikiran Soemitro lalu berkembang ketika ia dikirim pemerintah Indonesia ke New York, Amerika Serikat (AS) untuk berbicara mewakili Indonesia di Markas PBB.

Di sana, ia bertemu para pemimpin AS yang juga menganut anti-kolonialisme dan anti-imperialisme.

"Mereka (pemimpin AS) menentang semua gerakan kolonial dan imperialis ini, dan Amerika pada saat itu berada di garda terdepan dalam upaya memaksa kekuatan kolonial Eropa untuk melakukan dekolonisasi. Jadi, saya rasa itulah yang ayah saya dapatkan, dan beliau banyak dibantu oleh banyak pemimpin bisnis Amerika," beber Prabowo.

Ekonomi campuran sosialisme dan kapitalisme

Prabowo menyampaikan bahwa ayahnya selalu menganut pemikiran sosialis.

Kendati begitu, Sumitro mengerti bahwa kapitalisme juga menjadi hal yang sangat penting.

Soemitro Djojohadikoesoemoewikipedia.org/Badan Riset dan Inovasi NasionaL Soemitro Djojohadikoesoemoe

Prabowo yang kala itu masih kecil juga sempat bertanya mengenai ekonomi apa yang terbaik untuk Indonesia.

Sumitro lalu menjawab dengan jelas bahwa yang terbaik adalah ekonomi campuran.

"Dan beliau berkata, sebenarnya, sistem ekonomi terbaik bagi kita, bagi Indonesia, haruslah sistem ekonomi campuran. Haruslah, kita harus mengambil yang terbaik dari kapitalisme dan yang terbaik dari sosialisme. Dan saya pikir ini sekarang, saya pikir, akan menjadi pemikiran arus utama," tandas Prabowo.

Tag:  #prabowo #cerita #soal #ekonomi #campuran #yang #diajarkan #ayahnya #soemitro

KOMENTAR