



Mensos Tegaskan Tak Boleh Ada Siswa Titipan dalam Sekolah Rakyat
- Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa perekrutan calon siswa Sekolah Rakyat memprioritaskan anak dari kategori keluarga miskin ekstrem.
Sehingga ia memastikan, tidak boleh adanya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) untuk "menitipkan" siswa agar bisa masuk Sekolah Rakyat.
"Hal-hal lain yang perlu dipahami bersama bahwa rekrutmen ini tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada KKN, tidak boleh ada model-model lama. Ini memang benar-benar untuk keluarga tidak mampu," ujar Gus Ipul dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Senin (30/6/2025).
"Sebab kalau ada nyusup-nyusupkan, nanti akan ketahuan. Kalau ketahuan di belakang nanti bisa repot," sambungnya.
Lanjutnya, penerimaan calon siswa Sekolah Rakyat tidaklah menggunakan tes akademik, melainkan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Sebab, Sekolah Rakyat menyasar anak-anak yang berasal dari kategori keluarga kurang mampu atau miskin ekstrem.
"Juga penting perlu disampaikan ini tidak ada tes akademik, jadi memang pendekatannya tadi itu pendekatannya adalah ini adalah memberikan akses kepada keluarga yang kurang mampu atau miskin ekstrem," ujar Gus Ipul.
Dalam penyaringan calon siswa Sekolah Rakyat, Kemensos berpatokan kepada DTSEN. Dua kriteria utama calon siswa sekolah rakyat adalah masuk dalam Desil 1, yaitu 10 persen keluarga termiskin menurut DTSEN. Lalu, masuk dalam Desil 2, yaitu 11–20 persen keluarga termiskin dalam DTSEN.
Nantinya, tim dari Kemensos akan melakukan survei langsung ke keluarga bakal calon siswa untuk menyesuaikan kriteria tersebut.
Kemensos juga bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah daerah, dan kementerian/lembaga terkait dalam penyaringan calon siswa Sekolah Rakyat.
"Jadi nanti juga ada pemetaan kemampuan setiap siswa itu," ujar Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan, Sekolah Rakyat adalah gagasan langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang disebutnya sebagai bagian dari memuliakan keluarga miskin.
Ia mengatakan, Prabowo ingin melibatkan keluarga miskin berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Presiden ingin memuliakan keluarga miskin dan mendorong supaya wong cilik ini bisa punya kontribusi di dalam Indonesia Emas tahun 2045. Tanpa mereka bangkit, tanpa mereka ikut terlibat, ya Indonesia Emas tidak akan bisa kita capai," ujar Gus Ipul.
Tag: #mensos #tegaskan #boleh #siswa #titipan #dalam #sekolah #rakyat