Khawatir Pemborosan, TNI Diminta Kaji Lagi Rencana Rekrut 24.000 Tamtama
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Oleh Soleh.(handout)
16:48
11 Juni 2025

Khawatir Pemborosan, TNI Diminta Kaji Lagi Rencana Rekrut 24.000 Tamtama

- Anggota Komisi I DPR RI Oleh Soleh meminta rencana TNI merekrut 24.000 calon tamtama untuk membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan dikaji lagi secara mendalam.

Menurutnya, rekrutmen besar-besaran dan pembentukan batalion baru itu harus berdasarkan kebutuhan, bukan sekadar seremonial atau respons terhadap suatu hal yang tidak mendesak.

"Saya mengingatkan agar rencana ini tidak bersifat reaktif atau seremonial, melainkan betul-betul berdasarkan kajian strategis yang mempertimbangkan situasi geopolitik, postur pertahanan, serta efisiensi anggaran negara," ujar Soleh, Rabu (11/6/2025).

Politikus PKB itu khawatir rencana tersebut justru menimbulkan tumpang tindih tugas antar satuan di TNI, dan berujung pada pemborosan jika tidak dikaji secara matang.

"Jangan sampai kita membuat struktur baru tanpa evaluasi atas efektivitas satuan yang sudah ada. Ini bisa menimbulkan pemborosan sumber daya manusia dan anggaran," jelas Soleh.

Oleh karena itu, Soleh menilai perlu dilakukannya uji kelayakan dan kebutuhan atau feasibility study sebelum rencana tersebut diimplementasikan oleh TNI.

"Kita dukung penguatan TNI, tapi harus berdasarkan kebutuhan objektif dan perencanaan yang tepat. Ini soal masa depan pertahanan negara," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, TNI AD hendak merekrut hingga 24.000 calon prajurit Tamtama pada 2025 ini.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana menuturkan, rekrutmen besar-besaran ini dilakukan dengan alasan semakin tingginya minat generasi muda untuk menjadi TNI.

Bahkan, lanjut Wahyu, realisasi penerimaan prajurit TNI AD selama lima tahun terakhir selalu melampaui target, dengan capaian tertinggi 114,4 persen pada 2023.

“Perlu saya jelaskan bahwa animo pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit TNI AD justru terus meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun,” ujar Wahyu kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025) malam.

“Hal ini tecermin dari data pendaftaran calon tamtama tahun 2025 yang mencapai 107.365 orang, dengan jumlah calon tervalidasi sebanyak 38.835 orang,” lanjut dia.

Wahyu pun menegaskan bahwa rekrutmen 24.000 prajurit tersebut bukan dilakukan secara mendadak, melainkan hasil dari perencanaan jangka panjang yang terukur.

Para prajurit yang hendak direkrut itu tidak dipersiapkan untuk bertempur.

Mereka dihadirkan guna menjawab kebutuhan di tengah masyarakat, mulai dari ketahanan pangan hingga pelayanan kesehatan.

Menurut Wahyu, rekrutmen ini sejalan dengan arah kebijakan pertahanan negara yang tercantum dalam Doktrin Pertahanan Negara 2023, yakni membangun sistem pertahanan mandiri, kuat, dan berbasis kewilayahan.

Sebagai bagian dari implementasinya, TNI AD akan membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Setiap batalion nantinya akan berdiri di lahan seluas 30 hektar, dan akan memiliki kompi-kompi yang secara langsung menjawab kebutuhan masyarakat,” kata Wahyu.

Kompi Zeni difokuskan pada pembangunan infrastruktur, khususnya di wilayah tertinggal dan rawan bencana.

“Dengan pendekatan ini, prajurit TNI AD tidak hanya dituntut siap tempur, tetapi juga menjadi kekuatan pembangunan yang hadir dan bermanfaat langsung di tengah masyarakat,” ucap Wahyu.

Tag:  #khawatir #pemborosan #diminta #kaji #lagi #rencana #rekrut #24000 #tamtama

KOMENTAR