



Hukuman Harvey Moeis Diperberat Jadi 20 Tahun Penjara, Tren Sanksi Berat Koruptor Dimulai?
- Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta memperberat hukuman terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah Harvey Moeis dan yang lainnya. Putusan itu dinilai memberikan keadilan masyarakat. Bahkan, disebutkan memulai tren pemberian sanksi berat kepada koruptor.
Diketahui, majelis hakim PT Jakarta menjatuhkan vonis 20 tahun penjara terhadap Harvey Moeis. Vonis Jauh lebih tinggi dari putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, yakni 6,5 tahun penjara.
“Putusan ini bagi saya, tentu patut dihormati. Ini sesuatu yang menarik bahwa sudah mulai tren kembali sanksi berat kepada koruptor itu dijatuhkan,” ujar aktivis hukum Feri Amsari saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/2/2025).
Feri mengatakan, siapa pun yang belajar hukum akan sependapat jika putusan vonis di tingkat pertama adalah sesuatu ketidakadilan.
“Dengan melihat kasus korupsi yang merugikan keuangan negara hingga Rp 300 triliun dan hukuman pidananya 6,5 tahun, siapa pun yang belajar hukum pasti merasa ada ketidakadilan dalam putusan itu,” katanya.
Ketidakadilan ini, menurut dia, memunculkan reaksi besar di muka publik sehingga mendapatkan atensi dari Presiden Prabowo Subianto.
Atensi dari publik dan presiden ini dinilai menjadi aspek penting dalam proses peradilan. Terutama, agar hakim dapat menjadi lebih cermat melihat perkara yang ada.
“Jadi, atas pertimbangan dan atensi dari berbagai pihak, peradilan mestinya melakukan upaya telaah ulang terhadap putusan. Jangan-jangan apa yang disampaikan publik benar adanya,” ujar Feri.
Tetapi, dia mengatakan, ketika putusan banding hendak dipukul palu, hakim perlu menjauhkan unsur atensi dan perhatian publik dari perkara yang ada.
Dalam menorehkan putusannya, hakim harus memberikan keadilan bagi semua pihak, termasuk juga kepada pihak terdakwa, yaitu Harvey Moeis dan kawan-kawan.
Berkaca pada putusan banding Harvey Moeis cs, Feri mengatakan, rasa keadilan ini yang perlu dirasakan oleh masyarakat. Kemudian, rasa keadilan ini perlu ada terus dalam putusan pengadilan.
“Tetapi, lebih jauh dari itu, kita merasakan ada rasa keadilan yang timbul (dari putusan banding Harvey cs). Bukankah rasa keadilan itu yang harus terus terepresentasikan dalam putusan peradilan,” kata Pakar Hukum Tata Negara ini.
Diberitakan sebelumnya, hukuman terdakwa kasus korupsi tata niaga komoditas timah, Harvey Moeis diperberat dari 6,5 tahun menjadi 20 tahun penjara di tingkat banding.
Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta Teguh Harianto mengatakan, Harvey Moeis terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang secara bersama-sama.
"Menjatuhkan pidana kepada Harvey Moeis selama 20 tahun dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider delapan bulan kurungan," kata hakim Teguh di ruang sidang PT Jakarta, Kamis (13/2/2024).
Selain pidana badan dan denda, majelis hakim banding juga menambah hukuman pidana pengganti Harvey Moeis dari Rp 210 miliar menjadi Rp 420 miliar.
Dengen ketentuan, jika uang tersebut tidak dibayar dalam waktu satu bulan setelah terbit keputusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, maka harta bendanya akan dirampas untuk negara.
Dalam hal Harvey Moeis tidak memiliki harta untuk menutup uang pengganti hukumannya akan ditambah 10 tahun.
"Menghukum uang pengganti Rp 420 miliar," kata Hakim Teguh.
Tag: #hukuman #harvey #moeis #diperberat #jadi #tahun #penjara #tren #sanksi #berat #koruptor #dimulai