![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![4 Pernyataan Ipda Ferren yang Buat Ahmad Sahroni Naik Pitam, Teriak Brimob hingga Dipukuli Senior](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/09/tribunnews/4-pernyataan-ipda-ferren-yang-buat-ahmad-sahroni-naik-pitam-teriak-brimob-hingga-dipukuli-senior-1174658.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
4 Pernyataan Ipda Ferren yang Buat Ahmad Sahroni Naik Pitam, Teriak Brimob hingga Dipukuli Senior
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPR RI dengan SPN Polda Jabar kemarin Sabtu (8/2/2025) sempat terjadi ketegangan.
Penjelasan yang dibeberkan Ipda Ferren Azzahra Putri sebagai wakil dari SDM Polda Jabar tentang sejumlah penilaian berakhir pemecatan Valyano justru terhenti.
Adalah Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni yang menganggap segala tuduhan yang dibacakan Ipda Ferren adalah luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.
"Ini sudah meluapkan kebencian ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi ini hanya kebencian. Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa ibu bener? belum tentu," kata Sahroni.
"Jangan melakukan laporan ini atas kebencian, analisa ini analisa itu. Ibu melaporkan ini sama saja melaporkan ini anak nggak benar, hanya kebencian yang ibu laporkan itu," papar dia.
Lantas apa saja pernyataan Ipda Ferren yang menurut Ahmad Sahroni adalah luapan kebencian?
Tribunnews.com merangkumnya ke dalam empat poin.
Dalam RDP tersebut, Ibu Valyano Boni Raphael, Veronica Putri Amalia mengungkap, anaknya sempat dinyatakan mengalami gangguang jiwa.
Saat pemaparan ketika diberhentikan tanggal 11 Desember 2024, bagian psikologi Polda Jabar menyatakan, Valyano Boni Raphael mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD).
"Tetapi saat paparan saya ambil anak saya 11 Desember saya masih ingat dimana ada dari bak psikologi mengemukakan anak saya hasil pemeriksaann NPD, psikopat gangguang jiwa. Ipda Ferren," katanya.
Ipda Ferren Azzahra Putri mengaku telah ditugaskan memeriksa Valyano.
"Saat itu kami yang ditugaskan memeriksa Faliano Boni Ravael, kamu yang melakukan wawancara dan kami yang melakukan tes psikologi," katanya.
1. Teriakan Brimob
Ia menerangkan alasan menyatakan siswa SPN tersebut mengalami NPD.
Salah satu kriterianya karena teriakan Valyano beda sendiri dengan siswa lain saat berlari.
"Netul kami menyebutkan bahwa yang bersangkutan itu NPD hanya saja yang kami sebutkan saat pemulangan salah satu contoh perilaku yang merujuk ke NPD. Seperti yang tertulis di dalam keberatan, contoh anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar NPD," kata Ipda Farren Azzahra Putri.
Ahmad Sahroni berpandapat, penilaian tersebut hanyalah sebuah asumsi.
"Ini asumsi bukan hasil dari yang tadi disampaikan Kabidokkes kan ? ini baru asumsi dari apa yang ibu Ferren beri laporan," kata Sahroni.
"Ini bukan asumsi ini hasil analisa kami," timpal Farren.
"Itulah itu yang dinamain asumsi tapi bahasa kerennya analisa. Tapi yang dianalisas Bu Farren hanya sebatas analisa, tapi Kabidokkes tadi sudah menyampaikan hasilnya bahwa a, b, c, d berarti analisa ibu Farren dipatahkan Kabidokkes," kata Ahmad Sahroni.
Namun begitu Ferren membantah menyebut Valyano psikopat.
"Kami tidak menyatakan yang bersangkutan psikopat dan halusinasi," katanya.
"Saat paparan saya mendengarkan dan bahkan untuk yang bilang contoh daripada sikap anak tersebut saat berlari yang teriak Sabhara anak tersebut berteriak Brimob, disampaikan sendiri," kata ibu Valyano, Veronica Putri Amalia.
"Betul kami sampaikan," kata Ferren.
"Tadi mengelak, sekarang menyampaikan," kata Veronica.
"Kami tidak menyampaikan psikopat," kata Ipda Ferren Azzahra Putri.
Ferren menerangkan Valyano siswa SPN Polda Jabar memenuhi 3 dari 9 kriteria NPD.
2. Minta Fasilitas Kesehatan
Pertama kata Ferren, Valyano Boni Raphael meminta fasilitas yang tak sesuai dengan aturan SPN Polda Jabar.
"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN yang bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat infaksi gigi ingin dirawat di Siloam ingin mendapat fasilitas terbaik," kata Ferren.
3. Seolah Dipukuli Senior
Menurut Ferren, Valyano juga sengaja menyuruh teman memukul punggungnya agar supaya seolah telah dipukul pengasuh di SPN Polda Jabar.
"Melakukan eksploitasi interpersonal atau memanfaatkan orang lain. Kami mendapat informasi bahwa yang bersangkutan pernah menyuruh siswa lain memukul di area punggung menggunakan sapu lidi dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," kata Ferren.
4. Arogan dan Angkuh
Ia juga menyebut Valyano memiliki sikap arogan dan angkuh.
"Memiliki perilaku atau sikap arogan dan angkuh. Yang bersangkutan saat diwawancara saya tanya," kata Ipda Ferren Azzahra Putri.
Ahmad Sahroni kembali memotong pembicaraan Ferren.
Ia menganggap paparan Ferren merupakan bentuk kebencian.
"Bu Ferren stop, karena ini sudah meluapkan kebencian ini gak baik, gak boleh, ini gak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi ini hanya kebencian. Masa menuduh si ini gak bener si itu gak bener, apa ibu bener ? belum tentu lho. Jangan melakukan laporan ini atas kebencian, analisa ini analaisa itu. Ibu melaporkan ini sama saja melaporkan ini anak gak benar, hanya kebencian yang ibu laporkan itu," kata Ahmad Sahroni sambil menunjuk-nujuk Polwan Ferren.
Adapun Valyano Boni Raphael merupakan siswa Bintara di SPN Polda Jabar.
Ia dikeluarkan dari SPN tanggal 3 Desember 2024.
Surat pemberhentian Valyano Boni Raphael dikeluarkan satu minggu atau H-6 sebelum dilantik menjadi anggota Polri.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Valyano Siswa SPN Disebut NPD karena Teriak Brimob Saat Lari, Sahroni Emosi Tunjuk-Tunjuk Polwan
(Tribunnews.cm/ Chrysnha/TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi)
Tag: #pernyataan #ipda #ferren #yang #buat #ahmad #sahroni #naik #pitam #teriak #brimob #hingga #dipukuli #senior