Jet Pribadi yang Ditumpangi Kaesang Diduga Berbasis di Singapura dan Tidak Disewakan, Pakar Sebut Aneh jika Harus Bayar Rp 90 Juta per Orang
Erina Gudono dan suami, Kaesang Pengarep jalan-jalan ke AS dengan private jet. (Platform X)
15:08
18 September 2024

Jet Pribadi yang Ditumpangi Kaesang Diduga Berbasis di Singapura dan Tidak Disewakan, Pakar Sebut Aneh jika Harus Bayar Rp 90 Juta per Orang

  - Pengamat penerbangan Alvin Lie mempertanyakan nominal rupiah yang harus dibayarkan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep dalam pengguaan pesawat jet pribadi saat perjalanan ke Amerika Serikat (AS) bersama istrinya Erina Gudono, pada 18 Agustus 2024 lalu. Ia mengaku heran, mengapa Kaesang harus membayar Rp 90 juta per orang untuk penerbangan ke AS.   Alvin mengungkapkan bahwa pesawat jet pribadi yang digunakan Kaesang diduga yakni Gulfstream G650ER. Pesawat itu merupakan milik perusahaan swasta.   "Sejauh pengetahuan saya, pesawat tersebut adalah pesawat bukan niaga. Milik perusahaan yang digunakan untuk kepentingan internal perusahaannya dan relasi-relasinya, tidak untuk disewakan ataupun dijual tiket," kata Alvin Lie saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (18/9).   Alvin menjelaskan, pesawat jet pribadi jika disewakan nilainya bukan dijual pertiket, tetapi perjam. Namun, pesawat yang digunakan Kaesang bukan untuk disewa, hanya digunakan untuk kepentingan pemiliknya.   "Pesawat itu adalah pesawat bukan niaga, yang hanya digunakan untuk kepentingan pemiliknya saja, dimana pesawat tersebut tidak boleh mengangkut penumpang maupun kargo berbayar. Jadi tidak boleh jual tiket, tidak boleh ngangkut kargo berbayar," ucap Alvin.   Ia mengungkapkan, pesawat Gulfstream G650ER memakan konsumsi aftur sekitar 1.900-2.000 liter per jam. Menurutnya, butuh uang yang tidak sedikit jika harus menyewa pesawat tersebut.   "Bayangkan saja untuk penerbangan dari Halim (Bandara Halim Perdanakusuma) ke Nagoya itu sudah 7 jam, Nagoya ke Amerika Serikat, Los Sngles itu sudah 7 jam, total sudah 14 jam, itu dikali saja, avturnya saja. Itu di luar pilot, awak pesawat lainnya, kemudian juga di luar biaya perizinan, biaya pendaratan dan lain-lain," ungkap Alvin.   "Kalau dihitung sewa pesawat Gulfstream G650ER itu sewanya sekitar USD 12.000 hingga 13.000 per jam, silakan dikalikan sendiri," sambungnya.   Alvin menuturkan, jika menyewa pesawat tersebut tidak bisa membayar satu kali perjalanan. Tetapi juga harus membayar biaya sewa jika pesawat itu harus pulang ke lokasi penyimpanannya.   Menurutnya, pesawat Gulfstream G650ER itu teregistarasi Amerika Serikat, tetapi berbasis bandara di Singapura. "Jadi, ketika sudah sampai di Amerika misalnya nggak dipakai lagi, pulang ke Singapura, kalau sewa itu biayanya dibayar oleh penyewa. Silakan dikali sendiri biayanya berapa," ujar Alvin.   Karena itu, mantan Komisioner Ombudsman RI itu merasa heran jika Kaesang Pangarep harus membayarkan Rp 90 juta per orang, terkait dugaan penerimaan fasilitas jet pribadi. Pesawat itu, memiliki kapasitas maksimal 16 orang, tetapi jet pribadi itu berisi interior, sehingga maksimal hanya bisa 8 orang.   "Pesawat pribadi itu tidak demikian konfigurasi interiornya. Paling hanya separonya, mungkin hanya maksimal 8 penumpang, lainnya adalah untuk meja makan, meja meeting, dan sebagainya," papar Alvin.   Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan sebelumnya mengungkapkan, Kaesang Pangarep harus membayar ke negara jika penggunaan jet pribadi itu merupakan penerimaan gratifikasi. Berdasarkan pengakuan Kaesang, jika dikonversi ke uang per orang harus membayar Rp 90 juta.   "Kalau ditetapkan milik negara ini kan fasilitas ya, jadi harus dikonversi jadi uang nanti disetor uangnya gitu, yang bersangkutan ini udah bilang 'oh ya kira-kira Rp 90 juta lah satu orang gitu ya seharga tiket', ini kalau kita tetapkan milik negara ya," ucap Pahala di Gedung ACLC KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).   Dalam perjalanan ke AS, lanjut Pahala, Kaesang tak hanya bersama sang istri Erina Gudono, tetapi juga mengajak staf dan kakak dari istrinya. Sehingga terdapat empat orang yang menggunakan fasilitas privat jet.   "Yang bersangkutan pergi berempat ya, jadi Kaesang istrinya, kakak istrinya dan stafnya jadi berempat. Jadi kira-kira Rp 90 juta, kalau berempat, kira-kira Rp 360 juta, kalau ditetapkan milik negara," ucap Pahala.   Pahala pun mengaku akan melakukan pendalaman terkait pelaporan dugaan penerimaan gratifikasi itu. Ia menekankan, akan mendalami apakah benar penggunaan jet pribadi itu diberikan oleh temannya.   "Kita lihat ya, kita lihat apakah bener begitu. Kita konfirmasi pasti," pungkas Pahala.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #pribadi #yang #ditumpangi #kaesang #diduga #berbasis #singapura #tidak #disewakan #pakar #sebut #aneh #jika #harus #bayar #juta #orang

KOMENTAR