Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Cerita Nasib Para Mantan Anggotanya yang Masih Ada di Suriah
Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) periode 2008 - 2019 Para Wijayanto saat wawancara khusus di kawasan Jakarta pada Senin (16/9/2024). 
11:21
17 September 2024

Eks Pimpinan Jamaah Islamiyah Cerita Nasib Para Mantan Anggotanya yang Masih Ada di Suriah

Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) periode 2008 - 2019, Para Wijayanto, yang saat ini tengah menjalani vonis 7 tahun penjara menceritakan nasib para mantan anggota JI yang masih berada di Suriah setelah organisasi terlarang tersebut dibubarkan pada 30 Juni 2024.

Ia mengatakan saat ini jumlah mantan anggota JI yang berada di Suriah jumlahnya tidak banyak karena mayoritas telah pulang.

Bahkan, kata dia, tidak sampai puluhan atau bahkan ratusan.

Namun ia membenarkan masih ada sejumlah mantan anggota JI yang masih berada di Suriah hingga saat ini.

Ia menceritakan para mantan anggota JI di Suriah ada yang masih bujangan.

Ada juga yang sudah menikah dengan wanita setempat dan memiliki anak.

Data dan kontak mereka saat ini, kata dia, sudah disampaikan ke Densus 88.

Bahkan, kata dia, mereka telah berkomunikasi dengan Densus 88.

Hal itu diungkapkannya saat wawancara khusus di Jakarta pada Senin (16/9/2024).

"Dari HI (mantan lembaga hubungan internasional JI) sudah membuka anggotanya yang ada di sana, bahkan langsung sudah telpon-telponan sama pihak Densus. Saya juga ditunjukkan kemarin WA-nya," kata dia.

Ia mengatakan dibukanya komunikasi antara para mantan anggota JI yang saat ini masih berada di Suriah dengan Densus 88 menunjukkan transparansi mereka.

Selain itu, hal tersebut juga merupakan komitmen serius mereka untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI.

"Artinya, sampai yang di sana saja kita buka. Maksudnya sudah transparan, sudah tidak ada rahasia lagi. Inilah kita membuktikan bahwa sudah selesai, dan kita ingin kembali ke NKRI dan ke depannya kita ingin membantu NKRI. Termasuk kita kembali ke NKRI dan kita akan membela dan mengawal NKRI," kata dia.

"Jadi inilah yang terjadi dan kita harapkan pendampingan ini bisa dilanjutkan sampai betul-betul kedua belah pihak merasakan bahwa memang kita ini serius dan bisa dipercaya. Artinya kita sudah membuktikan trust dan transparan," sambung dia.

Terkait hal itu, ia mengatakan para mantan anggota JI yang berada di Suriah memiliki keahlian masing-masing.

Di sana, kata Para, mereka ada yang menjadi pilot pesawat nirawak atau drone dan ada juga yang menjadi penembak jitu atau sniper.

Terhadap nasib para mantan anggota JI yang masih ada di Suriah ke depannya, kata dia, nantinya mereka akan ditawari untuk pulang.

Menurutnya, untuk mereka yang masih bujangan relatif lebih mudah untuk pulang.

Namun demikian, saat mereka pulang mereka tetap harus bertanggung jawab secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Ya pulang tetap bayar dulu penegakan hukumnya. Ini kan negara hukum masalahnya. Jadi itu, itu satu hal yang masuk akal, karena ya tadi, kita sudah makan ya kita bayar," kata dia.

"Kemudian yang sudah punya istri ini yang repotnya. Kalau yang warga negara sana, kalau istrinya mau, kan bisa pulang. Tapi sementara ada yang bilang, istrinya nggak mau. Ini bisa pulang, bisa nggak pulang," sambung dia.

Sebagai catatan, kepolisian pernah menyatakan Para telah memberangkatkan setidaknya sebanyak tujuh angkatan kader muda JI ke Suriah sejak 2013 sampai 2018.

Kader yang diberangkatkan tiap angkatan terdiri dari 10 sampai 12 orang dan total keseluruhan yang berangkat mencapai 96 orang.

Kepolisian menyebut mereka "paket lengkap" karena terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian di antaranya ahli IT, ahli manajemen, ahli medis, ahli bahasa, dan ahli bela diri.

Untuk diketahui, Para Wijayanto dibekuk di sebuah hotel di Bekasi pada Sabtu (29/6/2019) pagi terkait aktifitasnya dengan JI.

JI  merupakan organisasi terlarang yang identik dengan berbagai peristiwa aksi teror para anggotanya yang menelan banyak korban jiwa di Indonesia.

Teror tersebut diantaranya Bom Malam Natal (2000) Bom Bali I (2002), Bom Bali II (2005), Bom Hotel JW Marriot (2003), Bom Kedutaan Australia (2004), Bom Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton (2009), mutilasi 3 siswi SMA di Poso dan berbagai aksi teror lain yang diidentikan dengan kelompok tersebut.

 

 

Editor: Hasanudin Aco

Tag:  #pimpinan #jamaah #islamiyah #cerita #nasib #para #mantan #anggotanya #yang #masih #suriah

KOMENTAR