Bahlil Minta Maaf Antrean Gas 3 Kg Memakan Korban: Semata-mata untuk Penataan
POLEMIK GAS ELPIJI - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengecek langsung penjualan gas elpiji 3 kg di Pangkalan LPG 3 Kg Kevin Alesandro di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025). Bahlil meminta maaf soal antrean pembelian elpiji 3 kg di Tangerang Selatan, Banten, memakan korban jiwa. 
14:15
4 Februari 2025

Bahlil Minta Maaf Antrean Gas 3 Kg Memakan Korban: Semata-mata untuk Penataan

- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta maaf soal antrean pembelian elpiji 3 kg di Tangerang Selatan, Banten, memakan korban jiwa.

Yonih (62) meninggal setelah antre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025). 

Bahlil mengatakan bahwa kebijakannya yang kemudian menimbulkan antrean tersebut adalah bagian dari upaya penataan oleh pemerintah. 

"Kami pemerintah pertama memohon maaf kalau ini terjadi, karena ini semata-mata kami lakukan untuk penataan,” ujar Bahlil di, Jakarta, Selasa (4/2/2025). 

Lebih lanjut, Bahlil memastikan pemerintah akan terus melakukan perbaikan kebijakan terkait susbidi elpiji 3 kg ini. 

"Apa yang kami lakukan pagi ini dan malam ini merupakan respons. Kami ingin rakyat mendapat LPG dengan baik dan gampang,” kata Bahlil.

Upaya itu salah satunya dengan mengizinkan kembali para pengecer untuk menjual elpiji 3 kg. 

Para pengecer nantinya akan dijadikan sub pangkalan penjualan yang terintegrasi dengan PT Pertamina. 

"Mulai hari ini pengecer-pengecer di seluruh Indonesia kembali aktif dengan nama sub-pangkalan," kata Bahlil saat meninjau pangkalan elpiji di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/2/2025).

Bahlil mengatakan, para pengecer nantinya akan dibekali dengan sistem aplikasi untuk mengontrol penjualan subsidi elpiji 3 kg tersebut. 

Ia juga menegaskan bahwa proses pengecer untuk menjadi sub pangkalan tak dikenai biaya apapun. 

Justru pemerintah, kata Bahlil, yang akan proaktif mendaftarkan para pengecer tersebut. 

Kisah Pilu Yonih 

Yonih, seorang lansia perempuan, harus berjalan 500 meter ke agen elpiji untuk membeli gas 3 kg. 

Kerabat korban, Rohaya, mengaku melihat Yonih membawa dua tabung gas kosong sekitar pukul 11.00 WIB. 

Saat itu, Yonih diminta mengambil KTP sebagai syarat pembelian gas elpiji 3 kilogram.

"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantri gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," bebernya, Senin (3/2/2025), dikutip dari TribunTangerang.com.

Setelah mengambil KTP, Yonih berangkat kembali ke pangkalan gas dan sempat beristirahat di kios laundry.

"Dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet," tuturnya.

Para warga kemudian mengevakuasi Yonih ke Rumah Sakit Permata, namun nyawanya tak tertolong. 

"Dia ngomong Allahuakbar, Allahuakbar, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab)."

"Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai disana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia," lanjutnya.

Yonih dikenal sebagai pekerja keras dan rajin dalam melakukan banyak hal.

Yonih diduga meninggal karena kelelahan. 

"Mungkin kerena kecapean (meninggal), memang orangnya rajin, gesit gitu," sambungnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul Kronologi Yonih Warga Pamulang Meninggal Diduga karena Kelelahan usai Antre Gas Elpiji 3 Kilo

(Tribunnews.com/Milani) (TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah) 

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #bahlil #minta #maaf #antrean #memakan #korban #semata #mata #untuk #penataan

KOMENTAR