Marak Kasus Bullying di Sekolah, DPR Dorong Perkuat Program Ekskul untuk Bangun Pendidikan Karakter
Ilustrasi bullying. (Pexels/cottonbro studio)
09:48
15 September 2024

Marak Kasus Bullying di Sekolah, DPR Dorong Perkuat Program Ekskul untuk Bangun Pendidikan Karakter

  Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyoroti marakanya kasus bullying yang belakangan terjadi terhadap anak sekolah yang dinilainya menjadi sebuah keprihatinan dunia pendidikan Indonesia. Ia menyarankan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi aksi bullying di sekolah dengan meningkatkan program ekstrakulikuler (ekskul) sebagai bagian dari pendidikan karakter.   "Saya tentu sedih mendengar banyaknya kasus perundungan di lingkungan anak sekolah, dan saya mempertanyakan kenapa anak umur segitu seberani dan senekat itu melakukan tindakan keji,” kata Dede Yusuf kepada wartawan, Minggu (15/9).    “Jawabannya mungkin saja karena kurangnya kegiatan energik di sekolah sehingga kurang terbentuknya pendidikan karakter bagi anak-anak," sambungnya.  

  Kasus perundungan anak yang tengah menjadi perhatian publik, terkait kasus bullying pada siswa SMK Negeri 1 Gorontalo, berinisial AR, 14. Ia diduga dipalak dan dipaksa meminum minuman keras oleh beberapa siswa lainnya di lingkungan sekolah.   Beberapa waktu lalu, bullying juga terjadi di SMP 3 Sungguminasa Gowa, Sulawesi Selatan, di mana seorang siswa dianiayai oleh temannya sendiri hingga terkapar. Video perundungan dengan aksi kekerasan itu viral di media sosial.   Bahkan, peristiwa tragis yang melibatkan anak sekolah juga terjadi di Palembang, Sumatera Selatan. Siswi perempuan berinisial AA (13) menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh 4 temannya sendiri. Para pelaku semuanya masih di bawah umur.  

  Dede Yusuf menekankan, pendidikan karakter sangat diperlukan untuk menekan kasus perundungan maupun kejahatan anak usia sekolah. Ia menegaskan, karakter salah satunya bisa didapat lewat kelas-kelas ekstrakulikuler yang pada masa-masa sebelumnya merupakan progran wajib di sekolah.   "Ekskul itu bukan pembelajaran akademik, tapi pembelajaran karakter. Nah itulah yang belum banyak memahami, Pemerintah kita masih fokus pada pendidikan akademik saja," ucap Dede.   Ia mengutarakan, pendidikan karakter sangat penting dimiliki oleh anak-anak. Dede juga menyebut pendidikan karakter seharusnya ditanamkan sedini mingkin, yang bisa didapat lewat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.  

  "Ekskul harusnya tetap digiatkan, karena kalau tidak, anak-anak energinya tersalurkan ke hal-hal yang tidak benar. Ketika ekskul ataupun kegiatan aktivitas anak muda menjadi kurang terperhatikan maka anak-anak ini perlariannya nongkrong, minum-minum atau melakukan hal-hal yang tidak terpuji," paparnya.   Sebab, saat ini kegiatan ekskul di sekolah hanya bersifat pilihan sehingga kurang mendapat atensi. Apalagi, pihak sekolah tidak mendapat dukungan pendanaan dari Pemerintah, sehingga ekskul di sekolah hanya sekadar formalitas saja dan hasilnya kurang efektif.   "Sekarang untuk ekstrakurikuler masih ada di sekolah, tapi kan hanya sekadar pilihan. Kalau tidak wajib kan anak-anak lebih banyak tidak mengikutinya," ujar Dede.  

  Karena itu, politikus Partai Demokrat ini mendorong Pemerintah memberikan dukungan dana untuk program ekskul di sekolah. Terutama bagi sekolah-sekolah negeri yang memiliki banyak siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.    Sebab biasanya, siswa dari kalangan menengah ke atas lebih memiliki akses kegiatan ekstrakulikuler mandiri di luar sekolah melalui kursus-kursus.   "Melihat kasus perundungan yang terjadi oleh anak-anak kerap terjadi pada kalangan menengah ke bawah. Karena mereka kurang memiliki kesempatan untuk mengikuti kegiatan pendidikan karakter di luar sekolah, sementara ekskul di sekolah kurang sehingga penyaluran energi mereka ke hal-hal negatif," pungkas Dede. 

Editor: Banu Adikara

Tag:  #marak #kasus #bullying #sekolah #dorong #perkuat #program #ekskul #untuk #bangun #pendidikan #karakter

KOMENTAR