Mengadu ke DPR Sambil Menangis, Tenaga Honorer: Selamatkan Kami Bu…
- Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR menerima audiensi dari perwakilan Aliansi Honorer Indonesia di Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Senin (3/2/2025).
Audiensi ini dilakukan setelah ribuan tenaga honorer melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR terkait penolakan status tenaga honorer menjadi paruh waktu.
Saat diterima di DPR, perwakilan pegawai honorer itu meluapkan keluh kesah nasib mereka.
Salah satunya bahkan menitikan air mata saat menceritakan persoalan penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) penuh waktu.
Tenaga honorer dari Makassar itu mengungkapkan, dirinya sengaja datang ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi ke wakil rakyat.
Pasalnya, tenaga honorer R2 dan R3 itu tak kunjung mendapat formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) penuh waktu meski sudah masuk dalam data Badan Kepegawaian Negara (BKN) sejak tiga tahun lalu.
Ia bercerita, ia mengikuti proses seleksi PPPK penuh waktu dengan jumlah formasi yang dibuka hanya 20 persen untuk tenaga honorer R2 dan R3 di daerah.
"Alhasil kami saling menutup dan saling mengambil formasi, perebutan formasi. Akhirnya setelah pengumuman tinggalah kami R3 dan R2 yang masuk database BKN namun tidak mendapat kode L atau tidak lulus," ungkapnya.
Namun, hasil seleksi berubah ketika dirinya memeriksa kembali seminggu setelah pengumuman.
"Setelah seminggu kemudian saya membuka akun, ternyata berubah, bahasanya mengatakan bahwa 'anda belum mendapat formasi.' Jadi intinya di sini ternyata masalah formasi," ucapnya.
Menurutnya, jumlah formasi untuk golongan R2 dan R3 dibatasi.
Ia pun mengatakan, para tenaga honorer R2 dan R3 harus rebutan dengan kandidat lain.
Bahkan, kata dia, tak jarang lulusan S-1 mengambil formasi untuk lulusan SMA.
"Formasi yang diserahkan ke daerah itu kami mendapatkannya dengan cara yang sangat miris, Bu. Formasinya sangat sedikit, kami saling berebut formasi, bahkan (yang) disiapkan formasi tamatan SMU lebih banyak," kata dia.
"Oke, tamatan SMU lebih banyak mungkin untuk memikirkan tenaga honorer ini banyak tamatan SMU. Maka disiapkan tenaga SMU yang lebih banyak. Akhirnya, tamatan S1 turun berebut menerobos formasi tamatan SMA," ucapnya lagi.
Ia pun mempertanyakan asas keadilan dalam seleksi tenaga honorer itu, apalagi tenaga honorer ini sama-sama bekerja.
"Jika terus berpatokan pada formasi daerah, kami meminta bahkan memohon kepada Ibu, save Kami R2 R3. Save kami, Ibu, jangan serahkan kami di daerah, sebelum kami lenyap tanpa sepengetahuan Ibu yang terhormat," ucapnya sambil menangis.
"Save kami, Bu. Database BKN yang sudah memiliki harapan begitu tinggi atas UU yang terbit bahwa ‘kalian semua diangkat’, tetapi kenyataannya daerah memberikan formasi dan formasi itu sangat sedikit," tuturnya dengan suara bergetar.
Tag: #mengadu #sambil #menangis #tenaga #honorer #selamatkan #kami