Fakta KCBN Muarajambi, Kompleks Percandian Buddha Terbesar di Asia Tenggara yang Akan Direvitalisasi
KCBN Muarajambi. (Dok. Kemendikbudristek)
15:18
18 Juni 2024

Fakta KCBN Muarajambi, Kompleks Percandian Buddha Terbesar di Asia Tenggara yang Akan Direvitalisasi

Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, resmi memulai proses revitalisasi, sebagai salah satu upaya pemerintah untuk melindungi dan mempromosikan warisan budaya Indonesia.

Proses revitalisai yang dilakukan tidak hanya bertujuan memperbaiki infrastruktur fisik kompleks candi yang diperkirakan didirikan sekitar abad ke-7 hingga ke-13 ini, tetapi juga upaya dalam melakukan kajian mendalam terhadap peradaban Muarajambi yang hilang.

Kompleks candi ini sendiri telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Indonesia, dan terdaftar dalam Tentative List Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009, yang semakin menegaskan pentingnya pelestarian situs ini.

Revitalisasi ini, menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, bukan sekadar proyek bangunan cagar budaya yang nanti bisa dikunjungi wisatawan. Melainkan upaya merekonstruksi peradaban yang pernah ada di nusantara kemudian menjaganya untuk generasi yang akan datang.

Baca Juga: Liburan Bareng Jokowi ke Candi Borobudur Saat Rakernas PDIP, Gibran Ungkap Alasan Menohok

"Usia dari pekerjaan kebudayaan hampir selalu melampaui usia pemerintahan. 600 tahun (usia) Candi Muarajambi ini adalah usia peradabannya. Dan itu yang kita jaga," katanya saat menghadiri prosesi Tegak Tiang Tuo yang menandai dimulainya proses revitalisasi KCBN Muarajambi beberapa waktu lalu.

Sembari menunggu proses revitalisai situd tersebut selesai, berikut sejumlah fakta menarik seputar KCBN Muarajambi:

1. Memiliki luas 20 kali lebih besar daripada Candi Borobudur

Dengan luas sekitar 3.981 hektar, KCBN Muarajambi memiliki luas 20 kali lebih besar dibandingkan Candi Borobudur dan dua kali lebih besar dari Kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja. Dengan potensinya itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid meyakini kalau situs candi tersebut akan lebih hebat daripada Angkor Wat dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

2. Kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara

Baca Juga: Liburan ke Candi Borobudur Bareng Jokowi, Sikap Iriana Jokowi Malah Bikin Salfok Gegara Lakukan Hal Ini

KCBN Muarajambi membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batanghari dan mencakup 8 desa di Kabupaten Muaro Jambi.

3. Terdiri dari sekitar 82 struktur, termasuk candi utama dan bangunan pendukung

Salah satu candi di KCBN Muarajambi. (Kemendikbudristek)Salah satu candi di KCBN Muarajambi. (Kemendikbudristek)

Beberapa candi penting di antaranya adalah Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan Candi Kedaton, yang masing-masing memiliki keunikan arsitektural dan historis.

4. Diperkirakan masih terdapat puluhan reruntuhan candi lainnya yang masih terkubur

Melansir kemenparekraf.go.id, terdapat 11 candi utama yang telah ditemukan di KCBN Muarajambi dan sebagian telah dilakukan pemugaran. Namun, di sekitar kawasan tersebut diperkirakan masih terdapat 82 reruntuhan candi yang tertimbun dalam gundukan-gundukan membentuk bukit kecil.

5. Mendapat pengakuan internasional

KCBN Muarajambi telah mendapatkan perhatian internasional yang lebih luas melalui pengakuan dan usulan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO, yang memperkuat posisinya sebagai salah satu situs bersejarah penting di dunia.

6. Konsep revitalisasi mencakup 15 candi dan area sekitarnya

15 candi dan area yang yang direvitalisasi mencakup:

  1. Area dan Candi Bukit Perak
  2. Candi Koto Mahligai
  3. Candi Kedaton
  4. Candi Pemukiman Kerawe
  5. Candi Parit Duku
  6. Candi Gedong
  7. Candi Sungai Melayu
  8. Area dan Candi Gumpung Tinggi
  9. Candi Kembar Batu
  10. Candi Astano
  11. Candi Sialang
  12. Area dan Candi Buluran Keli
  13. Area dan Candi Selat
  14. Candi Teluk
  15. Candi Pelayangan

Editor: Vania Rossa

Tag:  #fakta #kcbn #muarajambi #kompleks #percandian #buddha #terbesar #asia #tenggara #yang #akan #direvitalisasi

KOMENTAR