Orang Tua yang Sudah Lanjut Usia Tapi Masih Mengontrol Kehidupan Anaknya yang Sudah Dewasa, Cenderung Memiliki 7 Perilaku Ini
Ilustrasi orang tua lanjut usia dengan anak dewasanya. (Freepik)
08:30
9 Desember 2024

Orang Tua yang Sudah Lanjut Usia Tapi Masih Mengontrol Kehidupan Anaknya yang Sudah Dewasa, Cenderung Memiliki 7 Perilaku Ini

 

Orang tua manapun pasti ingin membuat kehidupan anaknya lebih layak, entah mereka masih kanak-kanak ataupun sudah dewasa.

Bahkan, ada sebagian orang tua yang sudah lanjut usia juga masih merasa bahwa mereka harus mengontrol kehidupan anaknya meskipun sudah dewasa.

Hal ini terkadang sulit diterima, karena bagaimanapun putra atau putri mereka sudah bisa mengambil keputusan sendiri.

Mengutip dari laman Hello Sehat, fenomena ini dinamakan dengan Helicopter Parenting, yakni pola pengasuhan orang tua yang selalu mengontrol dan ikut campur terhadap kehidupan anaknya.

Pola asuh seperti ini, orang tua cenderung terlalu melindungi anak dari kesulitan serta kegagalan, padahal itu semua wajar dilakukan oleh setiap manusia dalam proses pertumbuhan diri.

Melansir dari laman Hack Spirit pada (09/12), orang tua yang sudah lanjut usia tapi masih mengontrol kehidupan anaknya yang sudah dewasa, cenderung memiliki 7 perilaku ini.

1. Takut kehilangan relevansi

Menjadi orang tua merupakan pengalaman transformatif yang secara signifikan membentuk identitas seseorang. Bagi sebagian orang tua, peran mereka sudah tertanam kuat dalam konsep dirinya sehingga kesulitan melepaskan saat anak-anak mereka tumbuh menjadi orang dewasa.

Ketakutan akan kehilangan relevansi ini dapat mendorong orang tua yang sudah lanjut usia untuk tetap mengontrol kehidupan anaknya yang sudah dewasa. Berjuang dengan dinamika perubahan, mereka mungkin bersikeras untuk memberikan nasihat yang tidak diminta atau ikut campur dalam pengambilan keputusan.

2. Kesulitan menerima perubahan

Perubahan adalah hal yang konstan dalam hidup, tetapi tidak selalu mudah untuk dilakukan. Bagi orang tua lanjut usia, menyaksikan anaknya bertumbuh dan mengambil keputusan yang mungkin berbeda dari pendapatnya, akan menjadi sebuah tantangan.

Kesulitan dalam menerima perubahan ini dapat terwujud dalam bentuk kebutuhan untuk mengontrol kehidupan anaknya yang sudah dewasa.

3. Ketidakmampuan untuk percaya

Kepercayaan adalah landasan hubungan yang sehat. Tapi, beberapa orang tua yang sudah lanjut usia merasa sulit untuk memercayai penilaian anaknya meskipun sudah dewasa.

Kurangnya kepercayaan ini dapat berasal dari berbagai sumber. Bagi sebagian orang, itu mungkin merupakan sisa dari pengalaman masa lalu ketika anak mereka masih kecil dan melakukan kesalahan. Bagi orang lain, hal ini bisa jadi disebabkan oleh rasa tidak aman dan ketakutan mereka sendiri.

4. Resistensi terhadap pertumbuhan pribadi

Pertumbuhan pribadi adalah perjalanan seumur hidup yang tidak berhenti saat kita menjadi orang tua. Tapi, beberapa diantara mereka yang sudah lanjut usia mungkin menolak pertumbuhannya sendiri, dan memilih untuk memproyeksikan ketakutan, dan rasa tidak aman.

5. Kesalahpahaman tentang arti kesejahteraan

Kesejahteraan sering disalahartikan sebagai sekedar akumulasi kekayaan dan kekuasaan. Pada kenyataannya, kemakmuran sejati mencakup lebih banyak hal yaitu tentang menyelaraskan keputusan keuangan dengan nilai-nilai kepribadian kita, serta melakukan perubahan positif dalam hidup.

Dalam kasus orang tua lanjut usia, kesalahpahaman mengenai kesejahteraan dapat bermanifestasi sebagai kebutuhan untuk mengontrol kehidupan anak-anak mereka yang sudah dewasa.

Mereka mungkin percaya bahwa dengan memastikan anaknya untuk mengambil jalur tertentu akan dianggap aman dan sejahtera, padahal bisa saja sebaliknya.

6. Terlalu menekankan pada keselamatan

Sebagai orang tua, naluri kita sering kali adalah melindungi anak-anak dari bahaya dan kesulitan. Tapi, naluri protektif ini terkadang berubah menjadi penekanan berlebihan pada keselamatan, sehingga mengarah pada perilaku pengendalian.

Dalam upaya melindungi anak-anak yang sudah dewasa dari potensi kegagalan atau kekecewaan, kita mungkin sebenarnya menghambat pertumbuhan mereka. Tantangan dan kemunduran dalam hidup bukan hanya tidak bisa dihindari, tapi juga penting untuk pengembangan pribadi.

7. Kurangnya komunitas yang mendukung

Memiliki komunitas yang mendukung memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Ini tidak hanya memberi dukungan emosional, tetapi juga membantu memperoleh perspektif berbeda dan berkembang. Tapi, beberapa orang tua lanjut usia mungkin kekurangan jaringan dukungan di luar keluarga dekat mereka.

Tanpa komunitas yang mendukung, para orang tua ini mungkin akan membebani kebutuhan sosial dan emosional anak mereka yang sudah dewasa, sehingga memberikan kontrol atas kehidupan mereka dalam proses tersebut.

Maka dari itu, para orang tua yang sudah lanjut usia harus mulai berpikir untuk sedikit melonggarkan perilaku ini pada anak yang sudah dewasa. Ingat bahwa kita tidak selamanya hidup di dunia dan biarkanlah mereka untuk tumbuh dan berkembang.

Sehingga akan menjadi pribadi yang kuat dan tangguh, bukan berarti membiarkan mereka begitu saja, tapi bimbinglah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan dan ajarkan rasa tanggung jawab.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #orang #yang #sudah #lanjut #usia #tapi #masih #mengontrol #kehidupan #anaknya #yang #sudah #dewasa #cenderung #memiliki #perilaku

KOMENTAR