Merasa Keluarga Terus Mengalami Konflik? Ini 8 Alasan Mengapa Hubungan Keluargamu Terasa Penuh dengan Masalah
Ilustrasi konflik keluarga (Timur Weber/pexels.com)
17:32
1 Desember 2024

Merasa Keluarga Terus Mengalami Konflik? Ini 8 Alasan Mengapa Hubungan Keluargamu Terasa Penuh dengan Masalah

 

Setiap keluarga pasti akan mengalami konflik dari waktu ke waktu. Akan tetapi, apabila konflik tersebut tidak diselesaikan atau ditangani dengan cara yang sehat, dampaknya bisa sangat merugikan bagi anggota keluarga dan hubungan mereka satu sama lain.

Konflik yang tidak diselesaikan dapat menimbulkan stres kronis, di mana keadaan ini akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. Selain itu, ketegangan yang terus berlanjut bisa menyebabkan keretakan hubungan antar anggota keluarga.

Kondisi ini bisa berpotensi merusak keharmonisan dan kestabilan kehidupan sebuah keluarga. Dikutip dari betterhelp.com, berikut ini beerbagai alasan mengapa hubungan keluarga terus mengalami konflik yang berpekanjangan bahkan susah diatasi dengan cara yang sehat.

1. Masalah hubungan orang tua

Pertengkaran terus-menerus antara orang tua baik mereka masih bersama, sudah berpisah, atau bercerai dapat menciptakan ketegangan yang signifikan bagi seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak. Ketegangan ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan psikologis anak-anak sebab mereka mungkin merasa cemas atau bingung dengan situasi tersebut.

Selain itu, jika salah satu orang tua menjalin hubungan yang tidak sehat dengan pasangan lain, hal ini juga dapat memberi dampak buruk pada anggota keluarga lainnya. Ketegangan yang muncul dari hubungan yang penuh konflik ini bisa menyebabkan perasaan tertekan dan mengganggu keharmonisan dalam keluarga.

2. Kekhawatiran keuangan

Banyak keluarga yang menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan dasar seluruh anggota keluarga mereka. Hal ini bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti masalah yang lebih luas dalam sistem ekonomi, kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan bekerja, pengeluaran yang tidak terkendali, atau masalah hutang yang menumpuk.

Stres yang muncul sebab kesulitan finansial sering menciptakan ketegangan dan konflik dalam keluarga, terutama terkait dengan pengelolaan uang dan tagihan yang harus dibayar. Tantangan-tantangan ini bisa sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga, memicu ketegangan emosional, dan memperburuk hubungan antar anggota keluarga.

3. Kondisi kesehatan

Masalah kesehatan, seperti penyakit kronis, gangguan mental, atau disabilitas pada satu atau lebih anggota keluarga bisa berdampak besar pada seluruh keluarga. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi orang yang mengalaminya, tetapi juga mengubah dinamika keluarga dan mempengaruhi kesejahteraan emosional serta fisik semua anggota keluarga.

Stres dan kekhawatiran yang timbul akibat kondisi tersebut, ditambah dengan kewajiban untuk merawat serta menanggung biaya pengobatan, kadang memicu ketegangan di dalam keluarga. Beban emosional dan finansial ini dapat menimbulkan masalah tambahan, memperburuk hubungan antar anggota keluarga, dan menciptakan situasi yang semakin sulit dihadapi.

4. Hubungan toksik antar anggota keluarga

Stres atau disfungsi yang terjadi dalam keluarga bisa dihubungkan dengan perilaku buruk dari salah satu anggota keluarga. Misalnya, seseorang yang sering menggunakan taktik manipulatif, ketidakjujuran, mencari kambing hitam, atau menunjukkan perilaku destruktif lainnya, bisa menjadi sangat sulit saat diajak hidup bersama.

Perilaku seperti ini dapat merusak hubungan keluarga dan menciptakan ketegangan yang terus-menerus. Dalam beberapa kasus, perilaku tersebut bisa mencerminkan ciri kepribadian tertentu atau gangguan kepribadian, membuat situasi keluarga semakin rumit dan penuh tekanan bagi anggota keluarga lainnya.

5. Trauma yang belum sembuh

Dalam banyak kasus, trauma yang tidak dikenali, diproses, atau disembuhkan dengan cara yang sehat dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan seseorang. Ketika sebuah keluarga bersama-sama mengalami trauma, seperti karena perang, bencana alam, atau kehilangan mendalam sebab kematian mendadak orang yang tercinta, dampaknya bisa sangat besar.

Konflik dalam keluarga seringkali muncul sebagai akibat dari rasa sakit yang tidak teratasi ini. Hal ini terutama terlihat pada berbagai bentuk trauma yang diturunkan antar generasi, di mana dampaknya tidak hanya dirasakan oleh orang yang mengalaminya, namun juga mempengaruhi hubungan dan dinamika keluarga.

6. Harapan yang tidak sehat

Anggota keluarga yang merasa tertekan dalam memenuhi standar yang tidak realistis atau tidak sehat dapat mengalami dampak negatif. Sebagai contoh, dalam sebuah rumah tangga yang menuntut agar setiap anak selalu berprestasi sempurna di sekolah.

Selain itu juga memintanya menahan emosi negatif, dan menghindari konflik, maka anak-anak tersebut mungkin akan merasa tertekan dan akhirnya menarik diri atau meledakkan kemarahan mereka. Tekanan semacam ini bisa merusak kesejahteraan emosional dan hubungan dalam keluarga.

7. Terlalu banyak atau sedikit waktu bersama

Keluarga yang tinggal dekat dan menghabiskan banyak waktu bersama cenderung menghadapi lebih banyak konflik, seperti yang terjadi selama karantina COVID-19. Ketegangan dan perbedaan pendapat sering muncul ketika anggota keluarga terpaksa tinggal bersama dalam waktu lama.

Keluarga yang sibuk atau tinggal terpisah jauh juga bisa menghadapi tantangan serupa. Kurangnya interaksi dan waktu bersama dapat menciptakan jarak emosional dan konflik yang tidak terselesaikan. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada hubungan keluarga.

8. Komunikasi yang buruk

Komunikasi yang terbuka, jujur, dan teratur umumnya dianggap sebagai fondasi utama guna membangun hubungan yang sehat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks keluarga, komunikasi yang buruk atau tidak efektif bisa mengakibatkan timbulnya konflik yang terus berulang.

Masalah yang tidak ditangani dengan baik membuat anggota keluarga merasa tidak didengarkan atau dihargai. Ketika komunikasi terhambat, ketegangan bisa meningkat, menimbulkan frustrasi dan ketidakpuasan, di mana hal-hal ini secara perlahan dapat merusak keharmonisan keluarga.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #merasa #keluarga #terus #mengalami #konflik #alasan #mengapa #hubungan #keluargamu #terasa #penuh #dengan #masalah

KOMENTAR