5 Tanda Seorang Introvert Terjebak Dalam Hubungan Kodependen yang Tidak Sehat, Salah Satunya Takut Kesepian
Ilustrasi tanda menjalani hubungan kodependen sebagai seorang introvert. (Introvertdear.com)
22:34
8 April 2024

5 Tanda Seorang Introvert Terjebak Dalam Hubungan Kodependen yang Tidak Sehat, Salah Satunya Takut Kesepian

– Konsep hubungan kodependen bermula dari tahun 1950-an yang awalnya merupakan konteks Alcoholics Anonymous, jelas Dr. Renee Exelbert, seorang psikolog berlisensi. Meski ketergantungan semacam ini sering terlihat dalam hubungan di mana seseorang mengalami kecanduan, hal ini juga dapat terjadi dalam hubungan yang tidak melibatkan penyalahgunaan zat sama sekali.

Hubungan seperti ini sering terjadi ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang lemah dan sulit menetapkan batasan yang sehat dalam suatu hubungan. Kodependensi dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keseriusannya dan dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan, termasuk antara orang tua dan anak, pasangan, dan bahkan rekan kerja dan atasan.

Definisi sederhana dari kodependensi adalah ketika seseorang secara konsisten memprioritaskan kebutuhan orang lain, dan mengabaikan kebutuhan serta emosinya sendiri dalam prosesnya.

Tak sedikit orang-orang introvert dan sensitif yang berada dalam hubungan kodependen ini. Tampaknya, orang yang pendiam dan sensitif seperti introvert dinilai lebih rentan terhadap dinamika hubungan yang tidak sehat ini.

Mengenali hubungan kodependen yang seringkali dialami oleh orang-orang introvert tidak selalu mudah. Seringkali, ini adalah pola bawah sadar yang berkembang seiring berjalannya waktu.

Jadi, mari jelajahi beberapa cara untuk mengidentifikasi apakah hubungan Anda sebagai seorang introvert menunjukkan tanda-tanda kodependensi seperti yang dilansir dari Introvertdear.com.

1. Anda ingin bisa menyembuhkan atau “menyelamatkan” pasangan Anda

Orang introvert seringkali memiliki tingkat empati yang tinggi. Hal ini dapat dengan mudah membuat diri mereka terjebak dalam hubungan kodependen tanpa menyadarinya.

Meskipun membantu dan mendukung pasangan Anda adalah hal yang luar biasa, ingatlah bahwa memperbaikinya bukanlah tanggung jawab Anda. Perjalanan penyembuhan pribadi mereka adalah sesuatu yang perlu mereka lakukan sendiri.

Bayangkan pasangan Anda menutup diri saat bertengkar. Empati Anda mungkin akan membuat Anda memahami mengapa hal ini terjadi, dN mungkin Anda akan menghubungkannya dengan pengalaman masa lalu mereka.

Hal ini nampak seperti pengabaian emosional sebagai seorang anak. Pemahaman ini umum terjadi pada introvert yang berempati dan otomatis membuat Anda percaya bahwa Anda bisa membantu pasangan Anda mengatasi reaksi-reaksi ini.

Anda mungkin mendapati diri Anda ingin membantu pasangan Anda terbuka dan mengekspresikan emosinya, atau bahkan berpikir Anda dapat memperbaiki atau “menyelamatkannya”, atau membantunya pulih dari masalah yang belum terselesaikan ini.

Meski keinginan ini patut dipuji, penting untuk diingat bahwa Anda bukanlah terapis pasangan Anda. Peran Anda adalah menikmati hubungan tersebut, bukan malah membantunya sembuh dari sesuatu yang And sendiri tidak mengetahuinya.

Oleh karena itu, jika Anda mendapati diri Anda mencoba menyembuhkan pasangan Anda, berhentilah sejenak dan pertimbangkan apa yang Anda coba perbaiki dan alasannya. Refleksi ini adalah kunci yang berpotensi membentuk kembali dinamika hubungan Anda.

2. Suasana hati mereka menjadi tanggung jawab Anda

Menginginkan pasangan Anda selalu dalam keadaan bahagia adalah aspek penting dalam semua hubungan, dan tidak jarang beberapa orang introvert memiliki kecenderungan untuk menyenangkan orang lain.

Selain itu, karena kita sering menghabiskan banyak waktu memikirkan diri sendiri, kita mungkin mudah merasa cemas, khawatir, atau terlalu banyak berpikir jika pasangan kita tampak kesal.

Ketika kecenderungan untuk menyenangkan orang lain mencapai tingkat yang ekstrim, hal tersebut sering kali berasal dari kebutuhan akan persetujuan atau validasi untuk merasa bahwa Anda cukup untuk dicintai oleh pasangan Anda.

Salah satu bentuk kodependensi adalah jika pasangan Anda sedang kesal, Anda mungkin merasa perlu melakukan apa pun yang Anda bisa untuk membuat pasangan Anda bahagia lagi.

Anda mungkin mendapati diri Anda mengabaikan perawatan diri Anda sendiri untuk membantu pasangan Anda merasa bahagia, dan mengambil tanggung jawab penuh atas perasaannya.

Jika Anda sering melakukan ini dan mendahulukan kebutuhan pasangan Anda di atas kebutuhan Anda sendiri, tanyakan pada diri Anda mengapa Anda melakukan hal ini?

3. Biasanya Anda lah yang paling akomodatif dan harus selalu menyesuaikan dengan pasangan Anda

Jika Anda menyadari bahwa Andalah yang paling akomodatif dalam hubungan tersebut, ini mungkin merupakan tanda Anda terjebak dalam hubungan kodependensi. Pola ini bisa sangat melelahkan secara emosional seiring berjalannya waktu.

Misalnya, Anda mungkin sedang dalam tahap berkencan dan mendapati bahwa Anda hanya bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama sesuai dengan jadwal pasangan Anda.

Anda mungkin sering menjadwalkan ulang rencana Anda atas keinginan atau permintaan pasangan Anda. Sayangnya, pasangan Anda tidak melakukan hal yang sama untuk Anda sebagai balasannya.

Dinamika ini dapat meningkatkan kecemasan Anda, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pasangan Anda menjadi semakin menghindar. Siklus ini menjadi semacam tarian yang tidak sehat dan tidak seimbang.

4. Anda akan melakukan apa saja agar tidak ditinggalkan

Rasa takut ditinggalkan adalah salah satu ciri utama hubungan kodependen. Mengenali ketakutan ini bisa jadi sulit, karena Anda mungkin tidak menyadarinya.

Dalam hubungan Anda, ketakutan ini mungkin membuat Anda dapat melakukan apa pun, atau menoleransi perilaku apa pun dari pasangan Anda, agar tidak ditinggalkan oleh mereka.

Ingat, membiarkan perilaku tidak sehat justru akan membuat pola tersebut terus bertahan bahkan berkembang lebih jauh. Dengan kata lain, dengan terus-menerus memaafkan perilaku negatif, Anda secara efektif membiarkan orang tersebut membuat kesalahan yang sama lagi dikemudian hari.

5. Anda takut kesepian

Pernahkah Anda mendapati diri Anda bertahan dalam suatu hubungan yang tidak ideal namun Anda tetap mempertahankannya karena takut merasa kesepian?

Atau mungkin Anda pernah memperhatikan pola berpindah dari satu hubungan ke hubungan lainnya, tanpa meluangkan waktu untuk diri sendiri di antara keduanya.

Introvert menghargai waktu mereka sendiri, jadi ini mungkin tampak seperti pertanyaan yang tidak biasa untuk dipertimbangkan. Namun, bahkan introvert pun merasa kesepian.

Seringkali, hubungan kodependen terjadi karena adanya pemikiran bahwa, bersama seseorang meski seburuk apapun mereka akan terasa lebih baik daripada harus kesepian.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #tanda #seorang #introvert #terjebak #dalam #hubungan #kodependen #yang #tidak #sehat #salah #satunya #takut #kesepian

KOMENTAR