5 Teks Khutbah Idul Fitri 2024 dengan Berbagai Judul dan Tema
Ilustrasi Khutbah - Kumpulan 5 teks khutbah Idul Fitri 2024 dengan berbagai judul dan tema. Bisa dibacakan saat khutbah Idul Fitri lengkap dengan download format PDF. 
15:35
5 April 2024

5 Teks Khutbah Idul Fitri 2024 dengan Berbagai Judul dan Tema

Tak terasa, umat Islam akan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024.

Di momen Hari Raya Idul Fitri, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat pada pagi hari atau yang disebut shalat Id.

Selepas shalat Idul Fitri, umat Islam dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan imam.

Tribunnews.com telah mengumpulkan 5 teks khutbah Idul Fitri 2024 dengan berbagai judul dan tema.

Diharapkan 5 teks khutbah ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang bertugas untuk membacakan khutbah selepas shalat Idul Fitri.

Dirangkum dari berbagai sumber, inilah kumpulan 5 teks khutbah Idul Fitri 2024 dengan berbagai judul dan tema:

1. Teks Khutbah Idul Fitri 2024

Jaminan dari Allah Setelah Puasa Ramadhan

Oleh: Drs H Arpani SH MH
Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Utara

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (×3) اللهُ اَكبَرْ (×3

اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ

الْحَمْدَ لله….. الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَللهمَّ صَلِّ عَلَى محمدٍ وعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا الحاضرون (اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا)

Allahu akbar … Allahu akbar … Walillahilhamd.

Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah.

Puji syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat besar kepada kita semua pada hari ini, yaitu mempertemukan dengan hari raya Idul Fitri, setelah satu bulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Shalawat dan salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak kepada diri khatib sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Idul Fitri pada pagi hari ini, untuk terus istiqamah dalam menjalankan ibadah dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, serta menjauhi semua larangan-larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal yang paling baik untuk kita bawa menuju akhirat selain Taqwa kepada Allah Swt.

Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah.

Tidak terasa saat ini kita semua sudah memasuki bulan 1 Syawal, setelah berhasil melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan rangkaian ibadah lainnya selama satu bulan penuh. Menahan diri dari segala perbuatan yang bisa merusak nilai-nilai puasa. Saat ini, sudah tiba saatnya bagi kita untuk merayakan kemenangan atas ibadah yang telah kita lakukan selama sebulan penuh, yaitu dengan merayakan hari raya Idul Fitri.

Momentum pertama adalah dengan cara memperbanyak bacaan-bacaan Takbir dan Tahmid guna mengagungkan asma Allah. Sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt yang telah memberikan kita berupa taufiq dan hidayahnya, sehingga kita telah berhasil menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan sempurna.

Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, Allah swt berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah ayat 185).

Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah.

Hari Raya Idul Fitri dalam Islam selain dikenal dengan hari yang sangat agung, juga menjadi hari yang sangat dinanti-nanti kaum muslimin seluruh dunia. Sebab pada hari ini Allah memberikan anugerah yang sangat banyak kepada kita semua. Tidak hanya berupa pahala atas ibadah yang kita lakukan selama ini, namun Allah juga mengampuni semua dosa-dosa yang ada dalam diri kita.

Dalam salah satu haditsnya Rasulullah saw bersabda: Artinya, "Jika hari raya Idul Fitri telah tiba, para malaikat akan berbaris di pintu-pintu jalan sambil menyerukan: 'Wahai golongan umat Islam, segeralah berangkat kepada Tuhan Yang Maha Mulia. Dia akan menganugerahi kebaikan dan memberikan pahala yang sangat besar. Sungguh, kamu telah diperintahkan untuk beribadah di malam hari, lalu kamu laksanakannya. Kamu diperintahkan berpuasa di siang hari, lalu kamu kerjakan. Kamu telah memenuhi seruan Tuhanmu, maka terimalah hadiahmu. Kemudian ketika mereka sudah selesai menunaikan shalat (hari raya Idul Fitri), malaikat berseru kembali: "Ketahuilah bahwa Tuhanmu telah mengampuni dosa-dosamu. Maka kembalilah keperjalanan hidup kalian selanjutnya, sebagai orang-orang yang memperoleh petunjuk." (HR At-Thabrani).

Jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah.

Manusia yang bebas dari ancaman neraka, ketaatannya bertambah, dan diampuni dosa-dosanya, hanyalah bagi orang-orang yang bertakwa. Lebih dari itu, mereka pun disediakan surga. Allah berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ١٣٣

"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (QS Ali Imran ayat 133).

Itulah jaminan-jaminan yang akan Allah swt berikan kepada kita semua yang telah berhasil menjalankan kewajiban puasa selama satu bulan Ramadhan, kemudian diakhiri dengan menunaikan shalat sunnah hari raya Idul Fitri. Saat ini kita semua kembali menjadi hamba yang suci, kembali menjadi hati yang suci seperti kertas putih bersih tanpa noda sedikitpun, sehingga pada akhirnya kita telah mendapatkan ampunan dari-Allah Swt dengan predikat orang-orang yang muttaqin.

Demikianlah khutbah ini disampaikan dengan harapan marilah kita bersama-sama berdoa kepada Allah Swt. Semoga Allah menerima segala amal ibadah yang telah kita lakukan dan akan membawa kita kepada keselamatan baik di dunia maupun diakhirat nanti. Amin Yaa Rabbal 'alamin.

أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ ِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ ِ

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ ِ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ِ

Khutbah Kedua:

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ ِ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا ِ

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ….. اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى

اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى… يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ ِ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِِ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ…..اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرِْ

2. Teks Khutbah Idul Fitri 2024

Hiduplah dengan Iman dan Ilmu

Oleh: Dr Dian Berkah SHI MHI
Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ النَاسَ عِلْمًا, لِيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُوْرِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. المَلِكُ السَمِيْعُ العَلِيْمُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.وَصَلَوَاتُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ. اُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَّقْوَى اللّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اَيَةِ الاُخْرَى, يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ.

Tiada sesuatu yang berharga bagi seorang hamba, kecuali lantunan syukur yang selalu terucap di bibir dan perbuatan terpuji yang selalu terukir dalam meluapkan rasa terima kasih kita kepada Allah yang tetap mengiringi hamba-Nya di setiap detik, menit, dan setiap jam hingga akhir puncak hidup untuk kembali kepada-Nya. Begitu juga, seruan shalawat yang selalu terucap atas Muhammad saw, Rasulullah yang telah membangkitkan daya pikir manusia, untuk selalu bertaqwa kepada pencipta-Nya dan kehidupan yang tetap istikamah di jalan yang lurus atau shirat al-mustaqim.

Allahu Akbar, Allah Akbar Lailaaha illa Allah Allahu Akbar

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah

Indahnya embusan angin dan pancaran cahaya di pagi hari, menandakan adanya kehidupan baru. Umat Islam di seluruh dunia, mereka, dan kita semuanya telah menjalankan puasa Ramadhan di tahun 1445 H. Berpuasa yang mengantarkan manusia menjadi insan yang bertakwa. Tidak ada kata yang pantas terucap, kecuali rasa syukur atas nikmat iman dan ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita semuanya.

Dengan iman dan ilmu, Allah jadikan manusia beribadah kepada-Nya. Dengan iman dan ilmu, Allah jadikan manusia mendapat kebahagiaan dunia dan Akhirat. Dengan kerendahan hati, izinkan dan perkenankanlah, naskah khutbah yang singkat ini menjadi bacaan bagi seluruh jemaah shalat Idul Fitri tahun 1445 H.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT

Saat inilah kiranya, kesempatan yang berharga dirasakan oleh setiap individu muslim seantero dunia dalam memanifestasikan kemenangannya setelah menjalani berbagai aktivitas kehidupan dalam satu bulan Ramadhan di tahun 1445. Berpuasa dengan iman dan ilmu. Berbagi dengan iman dan ilmu, shalat dengan iman dan ilmu, berbuka dan makan sahur dengan iman dan ilmu seraya merendahkan diri kepada Allah SWT.

Tibalah saatnya, kita sampai kepada hari yang penuh dengan luapan kebahagiaan dan kekhusukan dalam mengingat Allah dan mencari karunia-Nya. Seraya memohon kesempurnaan petunjuk dari Allah SWT, sebagaimana yang tersirat dalam Surat al-Kahfi 10:

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.'"

Oleh karena itu, melalui ibadah shalat Idul Fitri ini, marilah kita membuka kembali kehidupan dengan iman dan ilmu, baik dalam kehidupan individu, keluarga, maupun kehidupan sosial-kemasyarakatan yang include sebagai tanggung jawab insan yang bertakwa. Mereka dekat dengan Allah (habluminallah). Mereka juga dekat dengan manusia (habluminnas).

Sebagai individu, manusia merupakan sosok pertama yang tidak mengetahui apa-apa walau hanya sedikit. Disadari atau tidak, manusia adalah makhluk yang harus mengakui akan kekurangannya sebagai seorang hamba. Keterangan tersebut telah disebut Allah dalam al-Quran, sebagaimana yang tersirat dalam Surat al-Nahl ayat 78:

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun."

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillah Ilham

Melalui kesadaran ini, kita akan mulai membuka jati diri kita sebagai seorang hamba yang sangat membutuhkah uluran tangan Sang Pencipta. Karena memang Allah telah memberikan beberapa alat indra sebagai alat pengetahuan agar hamba-Nya menjadi orang yang bersyukur.
Sebagaimana lanjutan dari ayat 78 Surat an-Nahl tersebut di atas, Allah SWT berfirman dalam al-Quran:

وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."

Pada saat itulah, ar-Rifa'I dalam Tafsir Ibnu Katsir (1999:1050) menjelaskan bahwa Allah menerangkan berbagai karunia yang dianugerahi kepada hamba-hamba-Nya yang tidak memiliki kemampuan sedikit pun. Bahkan, dalam ungkapannya yang sangat terkenal, Aristoteles mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Muthahhari (2008: 62), bahwa "Barang siapa yang kehilangan satu indra, maka ia telah kehilangan satu ilmu." (man faqada hissan faqad faqada 'ilman). Sehingga, pantaslah, manusia menjadi hamba yang harus selalu bersyukur kepada Allah dalam menghiasi kehidupannya dengan ilmu disetiap situasi dan kondisi apapun.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT

Karena itu, jelaslah kiranya mengapa Allah meminta pertanggungjawaban kepada hamba-hamba-Nya atas apa yang telah diberikan-Nya itu, sebagaimana yang disiratkan dalam Surat al-Isra ayat 36:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."

Sampai di sini, coba perhatikan kalimat pembuka dari ayat tersebut di atas. Allah mengawalinya dengan kalimat وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ. Menurut hemat kami, kalimat inilah yang bisa dijadikan pegangan untuk mengatakan bahwa pentingnya sebuah ilmu atau pengetahuan dalam membaca berbagai orientasi dan aktivitas kehidupan manusia. Terutama kehidupan dewasa ini, yang sarat akan disintegrasi moral yang disebabkan oleh hilangnya akal sehat dari kebanyakan manusia. Terutama, langkah manusia dalam menentukan orientasi hidupnya yang tidak mampu lagi membedakan mana perbuatan halal dan haram.

Kenyataan kehidupan zaman now menjadi data yang membuktikan hadis Rasulullah SAW dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukahri nomor 2083. Beliau bersabda," Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau yang haram". Tentunya, dengan semangat iman dan ilmulah kita akan mampu membaca firman Allah, baik dalam bentuk ayat Kauniyah dan ayat qauliah, serta hadist-hadist Nabi SAW.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilham

Dalam al-Quran, Kata "ilmu" sendiri dengan kata derivasinya disebutkan sebanyak 95 kali dan diterangkan sebanyak 843 ayat (al-Baqi, 1992: 596-611). Inilah bukti, Islam benar-benar menganjurkan ilmu atau pengetahuan bagi pemeluknya. Bahkan dengan jelas Allah mengungkapkan kalimat tanya di dalam Surat al-Zumar 9:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."

Boleh jadi, dengan mata terbuka lebar, manusia dapat memperhatikan dan membaca kehidupan manusia. Sungguh sangatlah berbeda kehidupan manusia yang dihiasi ilmu dengan kehidupan mereka yang tidak berilmu. Contoh pembeda sederhananya dapatlah disebutkan. Mereka hidup tidak teratur, gelisah, keluh-kesah. Tanpa terkecuali, mereka membuat kerusakan, pertumpahan darah- baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bermasyarakat.

Semua itu benar-benar terjadi dalam kehidupan zaman now. Betapa berharganya, kita belajar kepada Nabi Allah Adam alaihi salam. Allah mengajarkan langsung ilmu kepada Nabi Adam, sehingga beliau mendapatkan kedudukan yang lebih dari makhluk Allah yang lain seperti Malaikat. Sebagaimana Allah jelaskan dalam al-Baqarah 31-32.

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ, قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar! Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT

Banyak sejarah dalam al-Quran yang harus menjadi pelajaran sebagai contoh kehidupan manusia generasi awal hingga generasi sebelum kita semuanya. Para Nabi dan Rasul Allah serta orang-orang yang beriman dan berilmu. Mereka hidup sukses dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat kelak.

Tentu sebaliknya, ada di antara manusia yang tidak beriman dan tidak berilmu. Mereka hidup bahagia, tetapi sesungguhnya mereka tidak bahagia. Karena mereka gelisah, berbuat kerusakan dan pertumpahan darah, serta menumpuk harta kekayaan, mereka arogan dengan kekuasaannya. Karena itu, Allah hinakan mereka dengan ditimpa berbagai malapetaka yang mengakhiri kehidupan mereka.

Belajar dari perkataan ulama kita, Imam Syafi'i yang banyak dikutip dari kitab Manaqib as-Syafi'I (2/139). Tidaklah kita semua mendapatkan keinginan untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak, kecuali dengan ilmu. Tentu, beliau menggariskan akan pentingnya ilmu dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sebagai berikut:

وَمَنْ اَرَادَ الدُنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ , وَمَنْ اَرَادَ الاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ , وَمَنْ اَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

"Dan siapa yang menginginkan dunia maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan keduanya (dunia-akhirat) maka dengan ilmu".

Berpijak kepada hadis Nabi SAW, beliau menjelaskan kembali bahwa siapapun berikhtiar dalam mencari ilmu. Mereka akan mendapatkan kemudahan menjadi bagian penghuni surga. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan al-Turmudzi dalam Hadits Nomor 1388, sebagai berikut:

وَعَنْ اَبِيْ الدَرْدَاءِ رَضَيَ اللهْ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِيْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ

"Siapa yang melalui jalan mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga."

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilham

Akhirnya, marilah bersama-sama kita bekali kehidupan dunia yang fana ini dengan hiasan iman dan ilmu atau pengetahuan yang konferehensif dan integral. Karena dengan bekal itulah, kaum muslim di belahan dunia manapun, dia akan lebih mengenal dirinya sebagai hamba Allah dan mengenal Allah sebagai Khaliq-nya (Sang Pencipta). Oleh karena itu, dengan penuh kesegeraan, kita mengharap maghfirah atau ampunan Allah dan Surga-Nya yang disiapkan bagi hambanya yang bertakwa.

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa." (Ali Imran: 133).

Begitu pula, dengan bekal takwa jualah, Allah akan memberikan solusi dari setiap urusan yang kita lalui di dalam kehidupan

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar." (at-Thalaq: 2)

Demikianlah khutbah yang singkat ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Sebagai kesimpulan dari khutbah ini, bahwa sesungguhnya Islam sangat menekankan iman dan ilmu atau pengetahuan atas pemeluknya. Karena dengan itulah, kaum muslimin akan lebih mampu membaca orientasi kehidupannya dewasa ini ke arah yang lebih baik. Mereka akan mendapatkan kedudukan dan derajat di atas yang lainnya.

Akhirnya, marilah bersama-sama kita berdoa dengan menundukkan dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT, mudah-mudahan Allah selalu menghiasi diri kita dengan ilmu, ketakwaan, menerima ampunan dan membalas amalan yang kita lakukan.

Doa Penutup

الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَصَلَوَاتُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْلِنَا وَلِوَالِدَيْنَا, وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

اللَّهُمَّ إِنَّنَا نَسْاََلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَ رِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ اَنْتَ تَوَّابُ الرَّحِيْمِ

رَبَّنَا اتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الاََخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

3. Teks Khutbah Idul Fitri 2024

Menghidupkan Nilai Ramadhan

Oleh: Dr Hasan Ubaidillah SE MM
Ketua Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُاللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّابَعْدُ؛

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ ، فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ فِيْهِ وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هو الْغَفُوْرُ الرَّحِيمُ. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allâhu Akbar Allâhu Akbar walillâhilhamd, jamaah Shalat Idul Fitri aahimakumullah

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencukupkan nikmat kepada kita sekalian sehingga dapat berkumpul bersama menunaikan shalat Idul Fitri 1445. Tentulah ini semua adalah nikmat kesempatan usia yang diberikan Allah supaya kita terus menerus membenahi diri kita dalam merengkuh predikat menjadi insan yang bertakwa kepada-Nya.

Takbir yang tak henti berkumandang mudah-mudahan menandakan rasa khidmat kita terhadap keagungan Allah Sang Maha Pemilik Kehidupan.

Semoga segala amal ibadah kita sepanjang bulan Ramadan ini menjadi penyemangat bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW untuk membekali diri menjalani bulan-bulan selanjutnya dengan lebih baik.

Allâhu Akbar Allâhu Akbar walillâhilhamd, jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Pada hari yang mulia dan diberkahi ini, setelah kita semua melaksanakan ibadah puasa mari kita bersama-sama mengambil pelajaran dan samudra hikmah dalam bulan Romadhon yang di dalamnya Allah mewajibkan kita untuk beribadah puasa. Dengan kita memahami makna puasa, akan kita jadikan modal besar dalam melanjutkan kehidupan selanjutnya.

1. Pengampunan dari Allah

Pada dasarnya tujuan utama turunnya bulan Ramadhan adalah bagaimana kita mendapatkan pengampunan dari Allah. Tidak ada satu waktu-pun Allah banyak membebaskan manusia dari ancaman api neraka kecuali di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan bukan bulan kompetisi kita untuk menunjukkan seberapa banyak kita bersedekah, bukan juga kompetisi untuk menunjukkan berapa kali kita bisa mengkhatamkan al-Quran, akan tetapi bulan Ramadhan adalah kompetisi kita untuk mendapatkan pengampunan dari Allah.

Doa Jibril yang diaminkan Rasulullah:

مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

"Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan namun dosanya tidak diampuni". (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al-Baihaqi).

Allâhu Akbar Allâhu Akbar walillâhilhamd, jamaah Shalat Idul Fitri rahimakumullah

2. Kesabaran

Pada bulan Ramadhan, Allah memberikan pelajaran tentang proses kesabaran yang berujung manisnya sebuah balasan. Hal yang kita senangi dan rutin maka di bulan Romadhon diharamkan, kita semua belajar menahan dan bersabar untuk mendapatkan balasan kenikmatan di waktu yang ditentukan. Allah mengajarkan kesabaran bukan untuk menzalimi kita, akan tetapi mengajarkan kepada kita merasakan nikmatnya hidup dengan bersabar. Allah berfirman,

قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌۗ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌۗ

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ۝١٠

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan. (az-Zumar: 10)

3. Bersyukur

Pelajaran yang dapat kita ambil dari Ramadhan adalah bersyukur, dengan bersyukur kita dapat menikmati kehidupan. Rasa syukur menjanjikan kepada kita kualitas kehidupan yang kita peroleh, bukan sekedar kuantitas yang kita dapatkan. Sebagaimana Imam Ibnu Khudammah mengatakan:

"Syukurmu kalau diterima oleh Allah naik ke atas langit Allah akan memberikan kepadamu dua perkara, satu disederhanakan keinginanmu di dunia dan dicukupi kebutuhan hidup kita."

Firman Allah :

وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ​ ؕ وَمَنۡ يَّتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسۡبُهٗ ؕ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمۡرِهٖ​ ؕ قَدۡ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ قَدۡرًا‏

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu". [ath-Thalaq: 3]

4. Nilai Kebutuhan Hidup

Pelajaran berikutnya dari bulan Ramadhan adalah sesungguhnya kebutuhan kita kepada urusan duniawi itu sangat sederhana dan betapa cepatnya nilai dunia kalau kita rasakan pada saat Ramadhan. Selama kita puasa menahan lapar, maka pada saat berbuka puasa hanya cukup satu piring nasi kemampuan kita untuk mencerna kenikmatan dunia.

Dari sini kita dapat memahami bahwa sebenarnya kalau kita benar-benar mau menerima dengan ridha, maka takaran rezeki Allah yang diberikan tidak pernah salah karena kebutuhan hidup kita sebenarnya

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #teks #khutbah #idul #fitri #2024 #dengan #berbagai #judul #tema

KOMENTAR