OpenAI dan Microsoft Digugat, Apa Dampaknya?
ilustrasi ChatGPT. (Unsplash/Mojahid Mottakin)
12:04
15 Januari 2024

OpenAI dan Microsoft Digugat, Apa Dampaknya?

Belakangan ini ramai soal media asal Amerika Serikat, The New York Times resmi menggugat ChatGPT. Chatbot berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ini dilaporkan dengan tuduhan pelanggaran hak cipta.

Chat GPT digugat lewat pengajuan di Pengadilan Distrik New York. Platform itu telah menyalahgunakan kekayaan intelektual milik The New York Times.

Mereka meminta pertanggungjawaban dari Microsoft dan OpenAI karena rugi miliaran Dolar AS dalam bentuk hukum maupun hak intelektual. Pasalnya, ChatGPT dianggap menyalin konten-konten unik dari The Times New York.

The Times mengakui kalau mereka mengakui kekuatan potensi AI Generative bagi publik maupun jurnalistik. Namun pemakaian karya jurnalistik yang digunakan untuk keuntungan komersial tetap memerlukan izin dari sumber asli.

"Kami dan rekan-rekan kami melaporkan, mengedit, dan memeriksa fakta dengan biaya tinggi dan dengan keahlian yang cukup,” kata Times, dikutip dari CNBC International, Jumat (29/12/2023).

The Times juga menyinggung soal undang-undang soal kutipan dari karya jurnalistik.

"Jika Microsoft dan OpenAI ingin menggunakan karya kami untuk tujuan komersial, regulasi mengharuskan mereka memerlukan izin kami terlebih dulu. Mereka belum melakukannya," lanjut The Times.

Perwakilan OpenAI sendiri menghormati gugatan tersebut. Mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan perusahaan media seperti The New York Times agar tetap mendapatkan manfaat dari teknologi AI buatannya.

OpenAI juga mengaku sudah berdiskusi dengan The New York Times. Namun mereka tak menduga kalau pada akhirnya media tersebut melayangkan gugatan.

"Kami berharap dapat menemukan cara yang saling menguntungkan untuk bekerja sama, seperti yang kami lakukan dengan banyak penerbit lainnya," lanjut dia.

Sedangkan Microsoft tidak menanggapi gugatan pada OpenAI. Microsoft sendiri adalah investor OpenAI, di mana mereka membuka akses ke platform cloud Microsoft Azure.

Dampak Untuk The New York Times

Merujuk pada laman BBC World News, kala ditanya soal isu terkini, ChatGPT kadang memunculkan "kutipan kata demi kata" dari artikel The New York Times, yang seharusnya tidak bisa diakses tanpa berlangganan.

Hal itu membuat pembaca bisa membaca konten The New York Times tanpa harus membayar. Alhasil, The New York Times bisa saja mengalami pengurangan keuntungan dari segi subsription dan klik iklan orang-orang yang berkunjung ke website The New York Times.

Seperti yang diketahui, gugatan The New York Times tidak berisi klaim moneter. Kendati demikian, The New York Times mengatakan bahwa OpenAI dan Microsoft harus bertanggung jawab atas miliaran dolar berdasarkan undang-undang dan kerugian aktual.

Tak hanya itu, The New York Times mendesak kedua perusahaan itu untuk menghancurkan model chatbot apapun dan data pelatihan yang menggunakan material dengan hak cipta The New York Times.

Respon OpenAI Atas Gugatan The New York Times

Mengetahui dituntut oleh The New York Times, OpenAI pun merespon gugatan itu. Berikut beberapa penegasannya.

1. Kami berkolaborasi dengan berbagai kantor berita dan membangun kesempatan baru.

2. Pelatihan adalah penggunaan yang wajar, tapi kami menyediakan opsi untuk keluar karena itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

3. Regurgitation merupakan bug langkah yang berupaya kami hilangkan.

4. The New York Times tidak mengungkapkan cerita lengkapnya.

Lantas apa sih hubungan antara OpenAI dan Microsoft? Merujuk dilansir Associated Press, Microsoft bekerja sama dengan OpenAI dan membuaat raksasa teknologi tersebut bisa memanfaatkan teknologi AI milik OpenAI.

Ada beberapa kesepakatan, superkomputer milik Microsoft dapat digunakan untuk mendukung penelitian AI oleh OpenAi, pun mengintegrasikan teknologi OpenAI ke produk Microsoft.

Editor: Dany Garjito

Tag:  #openai #microsoft #digugat #dampaknya

KOMENTAR