Orang yang Menganut Filosofi Stoikisme Mempunyai 10 Tanda Unik untuk Menangani Situasi Sulit dengan Tenang dan Tidak Gegabah
Stoikisme adalah filosofi yang dirancang bagi orang-orang yang mencari cara efektif untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup.
Stoikisme merupakan panduan bagi orang yang ingin mengetahui bagaimana bertahan dalam menghadapi masalah-masalah yang paling sulit dan penuh tantangan, baik itu dalam hal pribadi, pekerjaan, atau hubungan.
Selain itu, stoikisme juga mengajarkan cara supaya tetap tenang dan berpikir jernih dalam situasi penuh tekanan atau ketidakpastian. Selain membantu kita bertahan, filosofi ini mendorong kita bertumbuh lewat tantangan, menjadi lebih kuat, bijaksana, dan lebih baik.
Selain itu, stoikisme ini juga memperkuat ketahanan mental dan moral guna menghadapi kesulitan dengan cara yang membangun karakter. Merangkum stoic person yang perlu diketahui seperti menangani situasi sulit secara tenang dan tidak gegabah.
1. Sulit diperkirakan
Kamu mungkin sering diberitahu bahwa dirimu terlihat misterius atau sulit dalam menebak apa yang dipikirkan pada suatu waktu tertentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebiasaanmu untuk tidak terlalu banyak mengekspresikan emosi yang memang merupakan ciri khas orang yang lebih tabah.
Kamu cenderung menahan emosi seperti sedih, marah, atau lega, sehingga reaksi luarmu tidak selalu mencerminkan perasaan dalam diri. Bukan berarti kamu tidak merasakannya, tetapi kamu merasa mengekspresikannya tidak perlu dan hanya membuang energi. Kamu juga melihat merenung tentang masa lalu sebagai hal yang tidak produktif.
2. Tidak tinggal di masa lalu
Dalam pandangan stoikisme, masa lalu sudah berlalu dan tidak bisa diubah. Seperti halnya ketika susu tumpah, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah membersihkannya. Sebagai stoic person, kamu percaya bahwa yang benar-benar kita miliki hanyalah saat ini, dan merenungkan kesalahan masa lalu atau khawatir mengenai masa depan menjadi pemborosan waktu.
Kedua hal tersebut berada di luar kendali kita. Saat menghadapi kemunduran, kamu tidak merasa putus asa, tetapi sebaliknya, kegagalan memberimu dorongan untuk terus maju. Kamu tidak melihat kegagalan sebagai penghalang, tetapi sebagai bagian dari proses yang membantumu menuju tujuan yang lebih besar.
3. Praktis
Stoikisme merupakan filosofi yang sangat praktis dalam penerapannya. Sebagai stoic person, kamu cenderung memikirkan cara terbaik guna memanfaatkan waktu dan energimu. Biasanya, ini mencakup hal-hal yang dinikmati, seperti hobi, atau aktivitas yang meningkatkan kualitas hidup, seperti berolahraga.
Itulah mengapa kamu tidak menghabiskan waktu dengan merenung tentang masa lalu atau hal-hal yang tidak bisa kamu ubah, karena itu bukanlah cara yang bijaksana dalam menggunakan waktu yang terbatas.
4. Benci drama
Stoic person percaya bahwa tidak perlu terperangkap dalam drama yang tidak penting. Kamu tidak suka dengan orang-orang yang mudah terprovokasi dan menciptakan konflik, sebab kamu adalah pribadi yang lebih memilih tidak terlalu mempermasalahkan segala hal.
Jika melakukan kesalahan, kamu tidak berlarut-larut memikirkannya. Kamu mengakui kesalahan tersebut dan melanjutkan hidup, sebab kamu tahu bahwa merenung atau membesar-besarkannya hanya akan membuang waktu dan energi.
Kamu tetap sadar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan kamu cukup bijaksana untuk memperbaiki kesalahan yang memengaruhi orang lain. Singkatnya, meminta maaf bukanlah hal yang sulit bagimu, karena kamu tahu itu penting untuk melangkah maju dan selalu mempertimbangkan perasaan orang lain.
5. Tidak terbawa emosi
Banyak di antara kita yang sering terbawa oleh emosi. Akan tetapi stoic person memahami betul untuk tidak melakukan hal itu, karena kamu menyadari betapa berbahayanya hal tersebut bagi diri sendiri maupun orang lain.
Walau kamu mengakui bahwa merasakan emosi merupakan hal yang manusiawi, kamu selalu berupaya mengendalikan emosi tersebut. Bahkan ketika kamu merasakan perasaan kuat seperti kemarahan, kamu tahu kapan saatnya untuk menjauh dari situasi, menenangkan diri, dan merespons setelah pikiranmu lebih jernih.
6. Jarang marah
Stoic person mampu mengendalikan emosi, terutama kemarahan. Saat marah, banyak orang cenderung melampiaskannya dengan berteriak atau mengucapkan kata-kata yang menyakitkan yang biasanya berakhir dengan luka bagi kedua belah pihak.
Kamu menyadari konsekuensi dari tidak mengendalikan amarah, seperti menyakiti orang yang dicintai. Meskipun marah adalah emosi penting yang menunjukkan adanya masalah, kamu memahami bahwa mengendalikannya menjadi kunci untuk mencegah kerusakan pada diri sendiri dan orang lain.
7. Berasumsi hal terburuk
Salah satu sifat utama stoic person adalah kemampuan dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk. Ini bukan berarti kamu pesimis atau selalu berharap hal-hal buruk terjadi, sebab kamu cukup rasional untuk tahu bahwa itu tidaklah benar.
Kamu mengasumsikan yang terburuk sebagai bentuk persiapan guna menghadapi kemungkinan terburuk, seolah-olah sudah siap sebelum hal itu terjadi. Inilah cara seorang Stoik menghadapai kesedihan akibat kehilangan atau kematian. Stoikisme mengajarkan bahwa segala sesuatu akan berakhir, dan kamu menjalani hidup dengan pemahaman serta kesiapan terhadap kenyataan tersebut.
8. Tidak implusif
Stoic person tidak bertindak secara impulsif. Baik itu pembelian kecil yang tampaknya sepele, maupun keputusan besar dalam hidup, sebagai seorang stoic, kamu selalu memastikan bahwa keputusan diambil dengan pertimbangan yang matang, bukan berdasarkan dorongan sesaat.
Kamu tidak bertindak tergesa-gesa atau terjebak dalam situasi berbahaya tanpa pemahaman. Sebaliknya, setiap tindakan dan keputusanmu dipertimbangkan secara hati-hati, memperhitungkan dampaknya, siapa yang terpengaruh, dan bagaimana itu akan memengaruhi hidupmu.
9. Tidak khawatir
Kecemasan bukanlah perasaan yang dialami oleh stoic person, sebab mereka tidak membiarkan kekhawatiran menguasai diri mereka. Stoic person telah menerima keyakinan ini. Kamu menyadari bahwa masa depan itu tidak pasti, dan meskipun kita berupaya keras untuk mempersiapkan diri, kita tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi.
Memang, hal buruk mungkin saja terjadi, tetapi dengan mengasumsikan yang terburuk, kamu telah siap menghadapinya. Dengan kata lain, kamu tahu masa depan mungkin tidak selalu cerah, namun walau penuh tantangan, itu bukan masalah besar. Kamu percaya bahwa dirimu akan bisa menghadapinya, seperti yang selalu dilakukan.
10. Menjalani kehidupan dengan berbudi luhur
Tidak dapat dipungkiri bahwa stoic person hidup dengan penuh kebajikan. Salah satu kesalahpahaman umum mengenai stoikisme adalah anggapan bahwa itu merupakan filosofi yang pesimis dan tidak menyenangkan untuk dijalani. Padahal, ini tidaklah benar.
Meskipun kamu tidak menjadikan kemakmuran, kekayaan, atau kelimpahan sebagai tujuan utama, kamu memahami pentingnya hidup berdasarkan prinsip-prinsip yang baik. Kamu tahu bahwa yang terpenting adalah memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat, kasih sayang, dan kebaikan pada setiap kesempatan.
***
Tag: #orang #yang #menganut #filosofi #stoikisme #mempunyai #tanda #unik #untuk #menangani #situasi #sulit #dengan #tenang #tidak #gegabah