Dampak Buruk dari Kebiasaan Menggunakan Media Sosial secara Candu pada Kesehatan Mental Pengguna
Dewasa ini media sosial adalah salah satu media komunikasi paling masif penggunaannya oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bahkan lansia.
Pasalnya, melalui media sosial orang-orang dapat berhubungan kembali dengan orang-orang lama yang terbatas oleh jarak dan waktu atau berhubungan dengan orang-orang baru dengan dasar kesamaan hobi atau pemikiran tentang banyak hal.
Selain itu, melalui media sosial orang-orang dapat mendulang banyak informasi mulai dari disinformasi hingga informasi akurat dan kredibel.
Oleh sebab itu, banyak media massa yang bermigrasi atau melebarkan sayapnya ke media sosial untuk menjaring para pembaca atau pencari informasi.
Namun, dibalik media sosial dengan beragam kejutannya dan kecanggihannya, memiliki dampak buruk terhadap penggunanya, secara khusus pada kesehatan mental para pemakai setianya. Kebiasaan bermain media sosial memberikan dampak adiksi atau kecanduan.
Rasa takut ketinggalan (FOMO) bisa membuat pengguna media sosial terus-menerus ke media sosial secara berulang. pengguna media sosial menjadi cemas bahwa akan tertinggal dalam percakapan di sekolah atau tempat kerja mengenai gosip atau berita terbaru di media sosial.
Atau, mungkin hubungan pengguna akan memburuk bila tidak menyukai, membagikan dan mengomentari unggahan teman di media sosial.
Selain itu, banyak yang menggunakan media sosial sebagai security blanket. Artinya, pengguna memakai media sosial sebagai perlindungan dan pelarian karena merasa cemas dan canggung atau kesepian dalam situasi sosial.
Alih-alih berinteraksi sosial, para pengguna malah hanyut dalam media sosial di tengah keramaian sosial.
Memang meringankan kecemasan, tetapi kita kehilangan banyak momentum baru atau teman baru dalam lingkungan sosial.
Berikut daftar dampak buruk dari kebiasaan bermain media sosial pada kesehatan mental para pengguna, dilansir dari helpguide.org, pada Minggu, (3/11):
Kecanduan dengan Media Sosial
Pengguna media sosial yang candu cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial daripada dengan teman-teman di lingkungan sosial sehari-hari.
Interaksi sosial pengguna beralih dari dunia nyata ke dunia maya.
Bahkan, ketika pengguna sedang bersama teman-teman, ia masih merasa asing sehingga merasa perlu untuk terus membuka dan memeriksa media sosial.
Ini dipicu oleh perasaan bahwa orang lain mungkin bersenang-senang lebih banyak daripada dia.
Analogi Diri
Pengguna mulai membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial. Ini menunjukkan pengguna memiliki harga diri yang rendah atau citra tubuh yang negatif. Kemungkinan pengguna memiliki pola makan yang buruk dan tidak teratur.
Cyberbullying
Perasaan cemas bahwa pengguna tidak dapat mengendalikan postingan tentangnya atau komentar pribadinya karena takut menjadi sasaran cyberbullying.
Distraksi di Lingkungan Sosial
Pengguna merasa tertekan untuk memposting konten rutin soal dirinya, mendapatkan komentar atau suka pada postingannya, atau merespon postingan orang lain dengan cepat dan antusias.
Ini menunjukkan bahwa pengguna mudah terganggu dan hilang fokus dengan tanggung jawabnya.
Minim Refleksi Personal
Setiap waktu luang pengguna diisi dengan interaksi dengan media sosial sehingga minim atau bahkan hilang waktu dan ruang untuk merefleksikan diri tentang evaluasi atas pikiran dan tindakan pengguna sebagai pribadi dalam lingkungan sosial.
Lazim mengambil Risiko
Pengguna kerap terlibat dalam perilaku berisiko demi mendapatkan like, share, atau reaksi positif di media sosial.
Seringkali demi viral dan popularitas, pengguna mengunggah lelucon berbahaya, materi yang memalukan, melakukan perundungan siber, atau mengakses handphone saat mengemudi atau dalam situasi yang tidak aman lainnya.
Insomnia
Tanpa disadari kebiasaan bermain media sosial hingga kecanduan menyebabkan insomnia atau sulit tidur.
Pasalnya, kebiasaan bermain media sosial juga dilakukan saat jelang tidur sambil berbaring dalam keadaan kamar gelap.
Tanpa disadari, cahaya dari handphone dan perangkat lainnya dapat mengganggu tidur pengguna.
Pada gilirannya akan berdampak serius pada kesehatan mental pengguna.
Memburuknya Gejala Kecemasan dan Depresi
Alih-alih membantu meringankan perasaan cemas dan menaikan suasana hati, kebiasaan bermain media sosial dengan candu malah meningkatkan perasaan cemas, depresi atau kesepian.
Secara khusus, keadaan buruk ini timbul setelah kita memainkan media sosial.
Tag: #dampak #buruk #dari #kebiasaan #menggunakan #media #sosial #secara #candu #pada #kesehatan #mental #pengguna