Fenomena Childfree: 9 Realita Mengejutkan Tentang Melahirkan dan Memiliki Anak yang Jarang Dibahas Secara Jujur
Ilustrasi Realita Mengejutkan Tentang Melahirkan dan Memiliki Anak. (Pexels/MART PRODUCTION)
17:28
17 Oktober 2024

Fenomena Childfree: 9 Realita Mengejutkan Tentang Melahirkan dan Memiliki Anak yang Jarang Dibahas Secara Jujur

 

JawaPos.Com - Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak pasangan maupun individu yang secara terbuka memilih untuk menjalani gaya hidup childfree atau tanpa anak.    Pilihan untuk hidup tanpa anak atau childfree, mungkin menjadi sebuah keputusan yang disalahpahami oleh banyak orang.    Namun, childfree bukan hanya sekadar tren, ini adalah keputusan yang melibatkan banyak pertimbangan mendalam, salah satunya adalah realita yang sering kali tidak dibicarakan secara jujur tentang menjadi orang tua.    Meski banyak yang merayakan momen-momen seputar kehamilan, melahirkan, dan membesarkan anak, ada sisi-sisi pahit yang seringkali terabaikan.
Melahirkan dan menjadi orang tua sering digambarkan sebagai perjalanan penuh kebahagiaan.    Namun, di balik gambar-gambar cantik di media sosial dan kisah-kisah menyentuh, ada pengalaman yang jauh lebih kompleks dan terkadang mengejutkan.    Seperti dikutip dari laman Your Tanggo, artikel ini akan memaparkan fakta-fakta yang jarang dibicarakan secara terbuka tentang proses melahirkan dan menjadi orang tua, berdasarkan pengalaman mereka yang berani berbicara secara jujur.  

  Apa saja fakta dan realita tentang melahirkan dan memiliki anak? Berikut informasinya.

1. Tubuh Anda Tidak Akan Lagi Cantik Setelah Melahirkan

Banyak orang membayangkan bahwa tubuh akan kembali seperti semula setelah melahirkan.    Namun, kenyataannya, tubuh perempuan sering kali mengalami perubahan yang signifikan setelah melahirkan.    Stretch mark, perut yang kendur, dan perubahan bentuk tubuh adalah hal-hal yang kerap terjadi.    Meskipun beberapa perempuan dapat pulih dengan cepat, bagi banyak lainnya, perubahan ini bersifat permanen.    Sering kali, media sosial hanya menampilkan sisi ideal dari tubuh pasca-melahirkan, namun bagi banyak ibu, tubuh mereka tidak lagi "sempurna" menurut standar kecantikan mainstream.

Perubahan tubuh ini bisa sangat memengaruhi rasa percaya diri. Menurut banyak ibu, upaya untuk "mengembalikan tubuh seperti semula" seringkali lebih sulit daripada yang diperkirakan, memerlukan waktu, kesabaran, dan komitmen.    Bagi mereka yang tidak siap menerima perubahan ini, melahirkan bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan.  



2. Melahirkan Bukan Momen Ajaib dalam Hidup

Banyak orang menggambarkan melahirkan sebagai momen paling ajaib dalam hidup mereka, tetapi bagi sebagian besar ibu, proses melahirkan bisa penuh dengan ketegangan, ketakutan, dan rasa sakit yang luar biasa.    Meski tujuan akhirnya adalah kehadiran seorang bayi, proses menuju kelahiran sering kali jauh dari kata "ajaib".    Kontraksi yang menyakitkan, operasi caesar yang tidak direncanakan, hingga berbagai komplikasi medis bisa menjadi bagian dari kenyataan yang dihadapi ibu saat melahirkan.

Setelah melewati semua itu, tidak semua ibu merasakan kelegaan atau kebahagiaan instan.    Ada yang justru merasa trauma atau mengalami baby blues. Mengharapkan momen ajaib seperti yang sering digambarkan di film atau iklan bisa menambah tekanan bagi ibu yang mengalami kesulitan saat melahirkan.

3. Bagian Kewanitaan Butuh Waktu untuk Pulih Seperti Sebelumnya

Pasca melahirkan, area kewanitaan membutuhkan waktu untuk pulih. Proses ini tidak instan dan bisa memakan waktu berbulan-bulan.    Bahkan, beberapa ibu mengalami trauma fisik yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka, seperti ketidaknyamanan saat beraktivitas atau saat berhubungan intim.   

  Perubahan ini sering kali tidak dibicarakan secara terbuka, meskipun merupakan bagian alami dari proses pemulihan.

Menghadapi kenyataan bahwa tubuh tidak langsung kembali ke kondisi semula setelah melahirkan bisa menjadi tantangan emosional tersendiri bagi banyak ibu.    Beberapa membutuhkan terapi fisik untuk memulihkan fungsi tubuh mereka sepenuhnya, sementara yang lain harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang lebih permanen.

4. Waspadalah Terhadap Nasihat yang Tidak Pernah Kamu Minta

Saat hamil atau memiliki anak, banyak orang di sekitar Anda tiba-tiba merasa perlu memberikan nasihat, bahkan ketika Anda tidak memintanya.    Dari cara merawat bayi hingga bagaimana memulihkan diri setelah melahirkan, setiap orang tampaknya memiliki opini.    Meskipun beberapa saran mungkin bermanfaat, banyak nasihat yang bisa membuat bingung atau menambah tekanan.

Setiap ibu dan setiap bayi adalah unik, dan apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak cocok untuk yang lain.    Karena itu, penting untuk memilah nasihat mana yang benar-benar relevan dengan situasi Anda. Jangan ragu untuk mengabaikan saran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan preferensi Anda sendiri.

5. Kamu Akan Lebih Menyebalkan Terhadap Orang-orang yang Sebenarnya Tak Pantas Menerimanya

Kelelahan, kurang tidur, dan perubahan hormon bisa membuat seorang ibu menjadi lebih emosional atau mudah tersinggung.    Terkadang, rasa frustrasi ini keluar terhadap orang-orang terdekat yang tidak pantas menerimanya.    Ini adalah pengalaman umum yang dialami banyak ibu baru, terutama selama bulan-bulan awal setelah kelahiran.

Menjadi orang tua adalah perubahan besar dalam hidup, dan kadang-kadang, tanggung jawab yang datang bersamanya bisa terasa menekan.    Kesabaran yang sebelumnya Anda miliki mungkin tidak lagi setebal biasanya, dan interaksi dengan pasangan atau anggota keluarga bisa menjadi lebih tegang.

6. Hidup Akan Terasa Jauh Berbeda

Menjadi orang tua mengubah segalanya. Dari rutinitas harian hingga prioritas hidup, memiliki anak akan menggeser fokus Anda.    Kegiatan yang sebelumnya bisa Anda lakukan dengan mudah, seperti jalan-jalan, menonton film, atau bahkan tidur nyenyak, mungkin kini terasa mewah dan sulit dilakukan.

Perubahan ini sering kali lebih besar daripada yang diantisipasi. Bagi sebagian orang, pergeseran ini bisa terasa menyenangkan, sementara bagi yang lain, mereka mungkin merindukan kehidupan sebelum memiliki anak.

7. Keintiman dengan Pasangan Tidak Mungkin Terjadi dengan Cepat dan Mudah

Pasca melahirkan, waktu dan energi untuk menjaga keintiman dengan pasangan bisa sangat terbatas.    Rasa lelah, kelelahan fisik, dan kurangnya waktu pribadi bisa mengurangi hasrat untuk berhubungan intim.    Ini adalah salah satu aspek yang jarang dibicarakan, namun sangat umum terjadi pada pasangan yang baru memiliki anak.

Kembali ke hubungan yang penuh keintiman tidak selalu mudah, dan membutuhkan kesabaran serta komunikasi terbuka antara kedua pasangan.

8. Menyusui Bukan Hal Mudah

Menyusui sering kali digambarkan sebagai hal alami dan mudah, tetapi kenyataannya jauh dari itu bagi banyak ibu.    Kesulitan dalam proses laktasi, nyeri puting, dan masalah produksi ASI adalah beberapa tantangan yang umum dialami.    Ada juga tekanan sosial yang kuat bagi ibu untuk menyusui, yang bisa menambah beban mental ketika menyusui tidak berjalan sesuai harapan.

Bagi banyak ibu, butuh waktu untuk belajar menyusui dengan benar, dan dalam beberapa kasus, mereka memilih untuk menggunakan susu formula demi kesejahteraan bayi dan dirinya sendiri.

9. Hype Tentang Tubuh Pasca Melahirkan Hanya Omong Kosong

Kisah-kisah tentang ibu-ibu yang "kembali" ke bentuk tubuh idealnya dalam waktu singkat pasca melahirkan sering kali tidak realistis dan penuh tekanan.   Realitanya, tubuh pasca melahirkan berbeda untuk setiap orang, dan tidak ada jaminan bahwa semua perubahan fisik akan dapat dihilangkan sepenuhnya.   Perlu waktu dan perhatian untuk bisa menerima dan merawat tubuh pasca melahirkan sesuai kemampuan masing-masing ibu.

Ya, menjadi orang tua adalah perjalanan yang penuh tantangan, dan realita yang dihadapi jauh lebih kompleks daripada sekadar momen-momen manis yang seringkali diperlihatkan.   Kejujuran tentang pengalaman-pengalaman ini penting agar calon orang tua bisa mempersiapkan diri secara emosional dan fisik.

***  

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #fenomena #childfree #realita #mengejutkan #tentang #melahirkan #memiliki #anak #yang #jarang #dibahas #secara #jujur

KOMENTAR