Yani Yuhani Panigoro dan Perannya untuk Isu Perempuan di Perusahaan
– Kiprah Komisaris Utama PT Medco Intidinamika, Yani Yuhani Panigoro, tidak hanya tercermin dari perannya di dunia korporasi, tetapi juga dari kepeduliannya terhadap isu perempuan dan sosial.
Dalam berbagai momentum krusial, Yani mengambil peran strategis, mulai dari upaya mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) saat krisis ekonomi, membangun fasilitas daycare bagi karyawan yang memiliki anak, hingga berkontribusi langsung dalam pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat.
Bagi Yani, keberlangsungan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan karyawan dan lingkungan sekitar. Prinsip tersebut menjadi landasan dalam setiap kebijakan yang diambilnya, terutama ketika perusahaan menghadapi situasi sulit.
Menolak PHK karyawan di tengah krisis
Salah satu tantangan besar yang pernah dihadapi Yani adalah ketika Medco Energi diterpa krisis ekonomi akibat anjloknya harga minyak dunia dan melemahnya nilai tukar rupiah. Situasi tersebut berdampak luas terhadap perusahaan-perusahaan energi di Indonesia.
“Tantangannya sangat menarik adalah ketika saya diberi kepercayaan menangani krisis di Medco Energi, di mana harga minyak anjlok berat, kemudian dolar naik,” jelas Yani saat diwawancarai Kompas.com di Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025).
Dalam kondisi tersebut, PHK sering kali menjadi opsi yang diambil banyak perusahaan. Namun, Yani bersama jajaran manajemen Medco memilih jalan yang lebih menantang dengan berupaya mempertahankan seluruh karyawan.
“Krisis ekonomi melibatkan perusahaan Indonesia, termasuk Medco Energi. Di momen itu, saya beserta Pak Hilman Igoro berusaha untuk membuat suatu strategi bagaimana kami bisa keluar dari krisis ini tanpa PHK pegawai. Itu bukan sesuatu yang mudah,” ujar Yani.
Strategi tersebut dijalankan dengan penghematan ketat dan penyesuaian pengeluaran biaya kerja, tanpa mengorbankan tenaga kerja.
“Kami berupaya mengancangkan ikat pinggang, mengurangi hal-hal yang membuat kita lebih nikmat, misalnya terbang kelas bisnis, jadi ekonomi. Hal-hal yang memang tidak terlalu perlu,” katanya.
Upaya tersebut membuahkan hasil. Medco Energi perlahan bangkit dari krisis dan kembali melanjutkan operasionalnya secara berkelanjutan.
“Tapi Alhamdulillah tahun 2002, kami sudah bangkit kembali, dan bisa meneruskan kembali perusahaan Medco Energi,” tutur Yani.
Komisaris Utama PT Medco Intidinamika Saat di temui di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025)
Membangun daycare untuk dukung karyawan perempuan
Selain fokus pada keberlangsungan perusahaan, Yani juga memberi perhatian khusus pada kebutuhan karyawan perempuan.
Ia menyadari, banyak karyawan Medco berada di usia produktif dan memiliki bayi, sementara jarak rumah ke kantor kerap menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau usianya 25 tahun masuk Medco, sampai umur 30-an pasti hamil dan punya bayi, dedangkan mereka rumahnya jauh. Lalu saya pikir mereka itu harus ada tempat di mana bayi-bayi itu diasuh,” lanjutnya.
Dari pemikiran tersebut, Yani mengusulkan pembangunan daycare di lingkungan kantor sebagai solusi nyata bagi karyawan.
“Saya mengusulkan bahwa di gedung ini harus ada daycare untuk para karyawan perempuan yang membutuhkan,” ujarnya.
Fasilitas tersebut, menurut Yani, terbukti memberi dampak positif dan dimanfaatkan tidak hanya oleh karyawan perempuan, tetapi juga karyawan laki-laki yang memiliki pasangan bekerja.
“Itu salah satu yang kalau menurut saya keputusan yang tepat sampai sekarang. Saya perhatikan, tidak hanya karyawan perempuan, karyawan laki-laki juga yang istrinya juga bekerja membawa bayinya ke situ,” kata Yani.
Bangun rumah layak huni bersama karyawan
Kepedulian Yani terhadap isu sosial juga diwujudkan melalui program pembangunan rumah layak huni. Seiring bertambahnya usia Medco Group, kontribusi sosial perusahaan pun diperluas.
“Berjalannya waktu Medco Group makin besar, tahun ini nih Medco Energi sudah 45 tahun. Jadi kami membuat rumah layak huni sebanyak 45 rumah,” ujar Yani.
Yani mengungkap, program tersebut tidak hanya melibatkan perusahaan, tetapi juga partisipasi aktif karyawan serta kerja sama dengan Habitat.
Karyawan ikut berdonasi dan mengerjakan rumah itu, juga bekerja sama dengan Habitat. Yani pun turut ikut serta sepanjang program tersebut berlangsung.
“Bulan Juni pertengahan tahun ini, saya dengan 100 karyawan datang ke suatu desa, tidak jauh dari Jakarta. Itu rumah-rumah yang tidak layak huni dibongkar,” ungkap Yani.
Proses pembangunan dilakukan secara gotong royong dengan keterlibatan langsung para karyawan dari awal pembangunan sampai diserahkan ke penghuni
“Jadi per rumah itu dikerjakan oleh 10 karyawan, mulai dari fondasi, pembesian, batako dan lain-lain. Sampai tiga bulan kemudian pengecatan dan kami serahkan pada penghuninya langsung ketika sudah selesai,” tuturnya.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, Yani Yuhani Panigoro menunjukkan bahwa peran pemimpin tidak hanya soal menjaga bisnis tetap berjalan, tetapi juga memastikan kebermanfaatan bagi karyawan, perempuan, dan masyarakat luas secara berkelanjutan.
Tag: #yani #yuhani #panigoro #perannya #untuk #perempuan #perusahaan