Cerita Rosa Turunkan Berat Badan 13 Kg Usai Melahirkan, Konsisten Olahraga
Rosa Avia Widiasti, seorang instruktur Bahasa Inggris di Yogyakarta, tidak pernah membayangkan bahwa perjalanan kehamilan dan menjadi ibu justru menjadi titik balik untuk kembali membangun tubuh yang lebih kuat, sehat, dan stabil.
Berat badannya sempat naik dari 47 kilogram jadi lebih dari 60 kilogram selama hamil.
Namun, setelah melahirkan dan kembali rutin berolahraga, berat badannya turun lagi hingga menyentuh angka 47 kilogram, sebelum akhirnya stabil di 50 kilogram.
Bukan proses instan untuk berhasil menurunkan berat badan, apalagi melakukan diet ekstrem.
Rosa memilih jalan yang lebih realistis, yaitu mengutamakan kekuatan tubuh melalui latihan kekuatan (strength training) tiga kali seminggu. Ia pun berlatih di rumah, di sela-sela kesibukan bekerja dan mengurus anak.
Motivasi awal: Ingin tubuh siap untuk hamil dan tetap sehat
Rosa bercerita, dorongan untuk mulai membenahi kesehatan muncul jauh sebelum ia hamil. Ia dan pasangan sering berdiskusi tentang kesehatan tubuh, terutama ketika mempersiapkan masa kehamilan.
“Perempuan itu tubuhnya bekerja ekstra saat hamil dan melahirkan. Jadi aku merasa harus mempersiapkan diri supaya prosesnya tidak terlalu menyakitkan dan agar bayinya nanti sehat,” ujar Rosa saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Selain itu, ia kerap mengalami masalah kesehatan ringan seperti flu dan radang berulang. Meski bertubuh kurus, ia merasa tubuhnya tidak bugar.
“Kurus tapi bukan kurus yang segar,” katanya.
Dari situlah ia mulai membangun kebiasaan olahraga dan sedikit demi sedikit memperbaiki pola makan.
Berat naik saat hamil, lalu turun setelah konsisten latihan
Seperti banyak perempuan lainnya, berat badan Rosa naik signifikan selama hamil, dari 47 kilogram hingga lebih dari 60 kilogram.
Namun yang menarik, ia tidak panik dan tidak menargetkan penurunan berat badan cepat usai melahirkan. Yang ia lakukan hanyalah kembali pada rutinitas olahraga yang sudah ia jalani sebelum hamil.
“Awal-awal olahraga itu sakit semua badannya. Tapi setelah konsisten beberapa kali seminggu, ternyata enggak sesakit itu lagi,” ujarnya.
Perubahan mulai ia rasakan, seperti tubuh lebih firm (kencang), bukan sekadar kurus, imun lebih kuat, badan tidak lagi mudah pegal, energi harian terasa lebih stabil, dan rasa percaya diri meningkat.
“Pas melahirkan aku jadi percaya diri banget. Aku percaya tubuhku bisa. Aku merasa kehamilan dan proses melahirkan jadi lebih mudah karena sudah terbiasa olahraga,” katanya.
Rutinitas latihan: Strength training ditambah jogging
Seiring berjalannya waktu, Rosa menemukan ritme olahraga yang paling cocok untuknya, yakni tiga sesi strength training per minggu, masing-masing sekitar satu jam. Ia melakukannya di rumah agar lebih efisien waktu.
Saat ini, ia juga menambahkan sesi jogging seminggu sekali sebagai latihan kardio. Menurutnya, kekuatan otot dari strength training membuat lari terasa lebih ringan.
“Kalau kakinya kuat, lari jadi enak banget. Ternyata saling mendukung,” tutur Rosa.
Perjalanan Rosa menunjukkan bahwa menurunkan berat badan setelah hamil sangat mungkin dilakukan. Olahraga dan mengelola makan jadi kuncinya.
Pola makan: tidak ketat, tapi lebih aware
Rosa mengakui bahwa pola makan adalah PR terbesar. Ia tidak menjalani diet ekstrem. Namun ia lebih sadar terhadap apa yang dikonsumsi, seperti:
- Selalu makan protein hewani setiap hari (minimal telur rebus dan satu sumber protein lain)
- Mengurangi gula dan gorengan
- Tetap makan fleksibel sesekali
Tetap konsisten meski sibuk
Bagi Rosa, mempertahankan rutinitas justru menjadi lebih mudah setelah tubuh terbiasa.
“Jadi kayak otomatis aja. Sama kayak makan dan minum,” ujarnya.
Saat sedang sibuk bekerja atau mengurus anak, ia tetap mencari cara agar latihan tetap jalan. Jika pengasuh sedang tidak ada, ia berolahraga sambil menjaga anak di ruangan yang sama.
“Walaupun dia kadang take over matras, ya sudah. Dilakukan saja. Pintar-pintar cari waktu,” katanya sambil tertawa.
Yang membuatnya terus bertahan adalah hasil yang ia rasakan sendiri, seperti tubuh kuat, sehat, dan bentuk tubuh yang ia sukai.
“Aku sudah merasakan efeknya. Masa iya mau berhenti?” ucapnya.
Perjalanan Rosa menggambarkan bahwa penurunan berat badan yang sehat tidak melulu lahir dari diet ketat.
Justru, konsistensi membangun otot dan memperkuat tubuh membuat berat badan kembali stabil dengan sendirinya.
Dengan kombinasi strength training, kesadaran terhadap asupan makanan, serta prinsip bahwa olahraga adalah kebutuhan, Rosa berhasil melalui fase naik-turun berat badan dengan sehat, realistis, dan berkelanjutan.
Tag: #cerita #rosa #turunkan #berat #badan #usai #melahirkan #konsisten #olahraga