Aneh Tapi Nyata: Memeluk Pohon Ternyata Bisa Bikin Kita Lebih Sehat dan Bahagia
- Memeluk pohon membantu menenangkan pikiran, menurunkan stres, dan meningkatkan hormon kebahagiaan secara alami.
- Berawal dari Gerakan Chipko di India, memeluk pohon kini dikenal sebagai cara memperkuat koneksi manusia dengan alam.
- Selain menyehatkan tubuh dan pikiran, memeluk pohon mengingatkan kita untuk lebih menghargai alam.
Pohon sudah lama menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Kita tahu bahwa mereka menyediakan oksigen, membersihkan udara, memberikan naungan, makanan, hingga bahan obat-obatan.
Tapi di balik fungsi-fungsi itu, pohon juga menawarkan sesuatu yang lebih dalam, rasa keterhubungan dengan alam, dan pada akhirnya, dengan diri kita sendiri.
Bagi sebagian orang, berada di antara pepohonan sudah cukup untuk membuat tubuh dan pikiran terasa lebih tenang. Namun ada satu cara sederhana yang belakangan makin dikenal karena manfaatnya, yaitu memeluk pohon.
Aktivitas yang mungkin terdengar aneh ini ternyata punya dampak nyata bagi kesehatan mental dan fisik manusia lho!
Awal Mula Gerakan Memeluk Pohon
Dikutip Silvo Therapy, kebiasaan memeluk pohon bukanlah hal baru. Sejak dulu, banyak budaya dan tradisi spiritual di berbagai belahan dunia menghormati pohon sebagai simbol kehidupan dan kesucian.
Namun, istilah “memeluk pohon” dalam konteks modern mulai dikenal lewat Gerakan Chipko di India pada tahun 1970-an.
Dalam gerakan ini, para perempuan di desa-desa di distrik Chamoli, Uttarakhand, secara harfiah memeluk pohon untuk mencegah penebangan hutan di wilayah mereka.
Aksi sederhana itu menjadi simbol kuat dari aktivisme lingkungan dan menunjukkan betapa erat hubungan antara manusia dan alam.
Sejak saat itu, memeluk pohon tak lagi sekadar simbol perlawanan terhadap kerusakan lingkungan, tapi juga berkembang menjadi praktik koneksi dengan alam, bentuk kesadaran dan penghargaan terhadap dunia alami yang menopang kehidupan kita sehari-hari.
Mengapa Alam dan Pohon Bisa Menenangkan Pikiran
Banyak penelitian menunjukkan bahwa berada di alam terbuka dapat menurunkan stres, meningkatkan suasana hati, dan membantu seseorang merasa lebih tenang. Salah satu teori yang menjelaskan hal ini adalah Hipotesis Biofilia.
Istilah “biofilia” pertama kali digunakan oleh Erich Fromm pada tahun 1973 untuk menggambarkan kecenderungan manusia untuk mencintai kehidupan dan makhluk hidup lainnya.
Edward O. Wilson kemudian mengembangkannya dalam buku Biophilia (1984), dan menjelaskan bahwa manusia secara biologis memang memiliki ikatan emosional dengan alam.
Ketika kita jauh dari alam, menurut Wilson, kita seperti kehilangan bagian dari diri kita sendiri. Hal ini juga diperkuat oleh konsep “Nature Deficit Disorder” yang diperkenalkan oleh Richard Louv dalam bukunya Last Child in the Woods (2005).
Louv menulis bahwa anak-anak dan orang dewasa modern semakin jarang berinteraksi dengan alam, sehingga rentan mengalami stres, kecemasan, hingga gangguan suasana hati.
Dengan kata lain, semakin kita dekat dengan alam, semakin baik pula kondisi mental kita. Dan memeluk pohon menjadi salah satu cara paling langsung untuk kembali merasakan hubungan itu.
Manfaat Fisik dan Emosional dari Memeluk Pohon
Memeluk pohon bisa memberikan efek yang mirip dengan memeluk sesama manusia. Saat tubuh kita bersentuhan dengan batang pohon, sistem saraf mulai menenangkan diri.
Penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana ini dapat meningkatkan kadar oksitosin, hormon yang berhubungan dengan perasaan kasih sayang, kepercayaan, dan kesejahteraan.
Psikolog klinis Dr. Stone Kraushaar, yang dikenal sebagai The Hug Doctor, bahkan menyarankan untuk berpelukan, baik dengan orang lain atau pohon selama setidaknya 21 detik agar manfaat oksitosin terasa maksimal.
Selain oksitosin, memeluk pohon juga dapat menurunkan kadar kortisol, hormon yang dilepaskan tubuh saat stres. Penurunan kortisol membuat tekanan darah dan detak jantung ikut menurun, sehingga tubuh menjadi lebih rileks.
Dr. David Scholey dari University of Surrey mencatat bahwa paparan alam terbukti menurunkan tekanan darah bahkan setelah memperhitungkan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, dan kebiasaan hidup.
Efek Ilmiah: Terpene dan Fitoncides
Selain efek emosional, ada pula manfaat biologis yang nyata dari memeluk pohon. Kulit pohon mengandung terpena dan fitoncides, senyawa alami yang juga ditemukan dalam minyak esensial seperti pinus, cemara, atau lavender.
Ketika kita dekat dengan pohon, terutama saat memeluknya, kita menghirup molekul-molekul ini. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa paparan terpena dapat:
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
- Memiliki efek anti-inflamasi,
- Menurunkan stres dan kecemasan,
- Meningkatkan suasana hati.
Dengan kata lain, ketika Anda memeluk pohon, Anda bukan hanya mendapatkan kenyamanan emosional, tapi juga manfaat kimiawi alami yang membantu tubuh menjadi lebih sehat.
Mengapa Kita Sebaiknya Mencoba Memeluk Pohon
Memeluk pohon bukan kegiatan rumit. Tidak perlu alat, biaya, atau keahlian khusus. Anda hanya perlu mencari pohon yang terasa nyaman, berdiri dekat, dan biarkan diri Anda bersandar atau memeluk batangnya selama beberapa saat.
Banyak orang melaporkan perasaan damai, bahagia, bahkan terharu setelah melakukannya. Ini bukan hal mistis, melainkan hasil nyata dari tubuh yang akhirnya kembali selaras dengan lingkungan alaminya.
Selain manfaat pribadi, memeluk pohon juga mengingatkan kita akan rasa syukur dan keterhubungan. Pohon adalah simbol kesabaran dan keteguhan; mereka tumbuh perlahan, menopang kehidupan di sekitarnya tanpa pamrih.
Saat kita memeluk mereka, kita juga belajar tentang ketenangan, keseimbangan, dan empati terhadap bumi yang menjadi rumah bersama.
Tag: #aneh #tapi #nyata #memeluk #pohon #ternyata #bisa #bikin #kita #lebih #sehat #bahagia