Cerita Merry Riana Bangun Brand Fashion Lokal dari Nol, Waktu Jadi Tantangan
Motivator sekaligus founder dari MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).(KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA)
14:45
27 Oktober 2025

Cerita Merry Riana Bangun Brand Fashion Lokal dari Nol, Waktu Jadi Tantangan

– Merry Riana menantang dirinya untuk menekuni dunia baru di bidang fesyen, setelah dikenal sebagai motivator dan entrepreneur. Melalui brand MRRY, ia tak hanya ingin menciptakan pakaian yang sesuai tren, tapi juga menghadirkan makna.

Namun, di balik peluncuran brand tersebut, Merry mengaku banyak tantangan yang dihadapi.

“Tantangan cukup beragam karena kami mulai dari awal, diskusi soal konsep koleksinya hingga terjun di desain dan jahitannya juga kami perhatikan dengan detail,” ujar Merry dalam peluncuran MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Merry Riana luncurkan brand fashion

Mulai dari nol hingga detail produksi

Koleksi Chapter One dari MRRY by Merry Riana di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Koleksi Chapter One dari MRRY by Merry Riana di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Merry mengungkapkan, proses membangun jenama fesyen ini sudah dimulai sejak tahun lalu, jauh sebelum dirinya dipercaya sebagai Staf Khusus di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

“Pertama kali kami diskusi soal brand ini mulai dari tahun lalu, waktu itu saya belum jadi Staf Khusus di Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan,” tuturnya.

Perjalanan membangun MRRY tidak semudah yang dibayangkan. Menurut Merry, tahap awal yang paling menantang adalah menerjemahkan ide desain ke bentuk nyata.

“Banyak sekali proses yang harus dilalui, translating desain, revisi beberapa kali, lalu produksi sampai proses fitting juga cukup memakan waktu yang lama. Saya ingin hasilnya maksimal dan sesuai dengan keinginan,” katanya.

Waktu menjadi tantangan utama

Motivator sekaligus founder dari MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA Motivator sekaligus founder dari MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Bagi perempuan 45 tahun itu, tantangan terbesar justru terletak pada manajemen waktu. 

Dengan jadwal yang padat, ia tetap ingin terlibat langsung dalam setiap tahap produksi, mulai dari pemilihan bahan, desain, hingga detail akhir.

“Tantangannya lebih di waktu, ternyata cukup memakan waktu, dan ke depannya juga akan terus menghadirkan koleksi yang lebih menarik dan penuh makna lainnya,” ujar perempuan yang dikenal sebagai "perempuan sejuta dollar" itu.

Keterlibatan langsung Merry dalam proses kreatif MRRY menjadi cerminan komitmennya untuk menjaga kualitas dan filosofi dari setiap produk yang dihasilkan. 

Ia ingin memastikan setiap busana MRRY tidak hanya indah secara visual, tapi juga mengandung nilai emosional yang bisa dirasakan pemakainya.

Pesan Wamen Ekraf Irene Umar untuk industri fesyen lokal

(Kiri ke kanan) Motivator sekaligus founder dari MRRY Merry Riana, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar, dan Angela Tanoesoedibjo dalam Peluncuran MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).KOMPAS.com/DEVI PATTRICIA (Kiri ke kanan) Motivator sekaligus founder dari MRRY Merry Riana, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar, dan Angela Tanoesoedibjo dalam Peluncuran MRRY di Pondok Indah Mall 2, Jakarta Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar turut memberikan pandangan terkait peluncuran MRRY dan tantangan yang dihadapi industri fesyen lokal. 

Ia menekankan pentingnya semangat kolaborasi antarpelaku industri kreatif agar mampu bertahan dan tumbuh di tengah persaingan global yang semakin ketat.

“Kita semua tahu Merry Riana adalah sosok yang telah menjadi brand tersendiri. Kolaborasi antara personal brand dengan brand fesyen seperti MRRY menunjukkan bagaimana kekuatan identitas dapat berpadu dengan kreativitas,” ujar Irene lewat keterangan resmi, dikutip Senin (27/10/2025).

Menurut Irene, nilai sebuah brand tidak hanya diukur dari produk yang dihasilkan, tetapi juga dari brand equity dan karakter yang dibangun dengan keaslian serta kepercayaan diri.

“Kita harus mulai menghargai dan membangun citra merek kita sendiri. Semua berawal dari rasa percaya diri, dari self love. Seperti pesan Bu Merry, cintai diri sendiri dan rayakan setiap pencapaian yang kamu miliki,” lanjutnya.

Perkuat ekosistem fesyen lokal 

Irene juga menyoroti pentingnya membangun budaya kolaborasi dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional. 

Ia menilai semangat gotong royong adalah nilai dasar bangsa Indonesia yang perlu dihidupkan kembali dalam konteks industri kreatif.

Menurut Irene, semangat kolaborasi ini sejalan dengan visi Kementerian Ekonomi Kreatif melalui strategi The New Engine of Growth yaitu para pelaku industri lokal didorong untuk naik kelas, berjejaring, dan membangun produk dengan nilai budaya dan daya saing global.

“Kita ingin mendorong para pelaku brand lokal untuk saling bekerja sama, tidak bersaing secara ego sektoral. Presiden juga berpesan agar kita mengutamakan kolaborasi dan kebersamaan, karena dari sanalah kekuatan ekonomi kreatif Indonesia tumbuh,” ucapnya.

Lebih lanjut, peluncuran MRRY bukan hanya tentang menciptakan koleksi busana, tetapi juga tentang menumbuhkan semangat percaya diri dan kebanggaan terhadap karya lokal. 

Dengan filosofi fashion with soul, ia ingin setiap perempuan merayakan jati dirinya melalui gaya berpakaian yang elegan dan penuh makna.

Meski perjalanan membangun MRRY penuh tantangan, Merry percaya setiap proses akan melahirkan hasil yang sepadan. 

“Saya ingin MRRY menjadi brand yang tidak hanya mencerminkan gaya, tapi juga kekuatan dan cerita setiap perempuan,” pungkasnya.

Tag:  #cerita #merry #riana #bangun #brand #fashion #lokal #dari #waktu #jadi #tantangan

KOMENTAR