



Berkaca dari Clara Shinta, Begini Cara Mengatasi Masalah Rumah Tangga Menurut Islam
Kabar retaknya pernikahan selebgram Clara Shinta dengan Muhammad Alexander Assad menyedot perhatian publik. Bagaimana tidak, keduanya baru menikah kurang dari 2 bulan.
Terlebih, Clara Shinta juga blak-blakan curhat mengenai pemicu masalah rumah tangganya bersama sang suami di media sosial.
Salah satu yang disayangkan oleh Clara Shinta adalah sikap sang suami setiap kali ada masalah. Di mana suami Clara Shinta disebut kerap melakukan silent treatment.
"Meskipun letak kesalahan terakhir ada di diriku, namun aku bingung untuk menyelesaikannya dengan cara apalagi karena semuanya silent, silent treatment," curhat Clara Shinta, dilansir pada Kamis, 23 Oktober 2025.
"Sebenarnya masalahnya bisa diselesaikan dengan baik namun beliau memilih untuk pulang ke rumahnya dan tidak berkomunikasi dengan aku. Aku merasa capek kalau setiap masalah diselesaikan dengan pisah rumah terus menerus," imbuhnya.

Berkaca dari pernikahan Clara Shinta, Islam sebenarnya memiliki cara mengatasi masalah rumah tangga.
Jika merujuk pada cara-cara seorang muslim, ini adalah tips untuk mengatasi keretakan rumah tangga, apalagi jika akarnya adalah masalah emosional.
1. Sabar dan Menahan Ego
Kesabaran dan menahan ego sebagai salah satu sikap dalam berumah tangga turut dijelaskan dalam Al-Qur’an. "Dan bergaullah dengan mereka (istri-istri) secara patut." (QS. An-Nisa: 19).
Dari ayat di atas, seorang muslim dapat belajar bahwa ketika terjadi konflik dalam rumah tangga, maka jangan langsung membalas dengan amarah. Ayat tersebut diperkuat dengan hadis Rasulullah yang menyebutkan bahwa orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tapi orang kuat adalah yang mampu menahan amarah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk mengamalkan hadis tersebut langkah paling praktis yang bisa dilakukan ketika berkonflik dengan pasangan adalah diam sejenak, kemudian berwudu. Sebagai resolusi konflik, pasangan bisa mencari waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan kepala dingin.
2. Komunikasi dengan Lembut dan Terbuka
Dalam Islam, suami adalah pemimpin keluarga, tetapi bukan berarti bisa bersikap otoriter kepada pasangannya. Ia tetap harus mendengarkan pendapat istri.
Hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah yang selalu berdialog dengan istri-istrinya. Bahkan mendengarkan dan menerima saran dari istri-istrinya.
Dalam menjaga kepercayaan suami, istri juga melakukan kebaikan dan menjaga dirinya. Untuk mempraktikkan ini pasangan bisa mencari waktu yang tenang untuk berbicara berdua tanpa emosi. Pilih juga kata-kata yang lembut untuk meminimalisir konflik.
3. Muhasabah Diri
Muhasabah diri dilakukan agar suami atau istri sama-sama menjadi lebih baik sebelum menyalahkan pihak lain. Masing-masing pihak harus bertanya apakah dirinya telah menjalankan hak dan kewajiban dengan baik.
Atau apakah masalah muncul karena kelalaian kecil, namun terus berulang. Jika sudah ditemukan jawabannya, maka segera perbaiki diri dan tetaplah berlaku baik kepada pasangan.
4. Meminta Bantuan Orang yang Dipercaya
Jika perselisihan sudah tidak bisa diselesaikan berdua, maka Islam memperbolehkan pasangan meminta bantuan pihak ketiga. Namun demikian, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni pihak yang terlibat merupakan orang yang arif dan dapat dipercaya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa yang berbunyi, "Jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, maka utuslah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan." (QS. An-Nisa: 35)
5. Berdoa dan Memohon Petunjuk Allah
Cara yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa dan memohon petunjuk Allah kapanpun dan di manapun. Setiap pasangan harus mengingat bahwa menikah, apa pun cobaannya, merupakan perintah dari Allah.
Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan, "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan… supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya." (QS. Ar-Rum: 21).
Pasangan bisa melakukan aktivitas yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT secara bersama-sama. Misalnya salat malam bersama, kemudian membaca doa untuk meminta ketenangan hati sebagaimana tertulis dalam QS Al-Furqan: 74, "Rabbana hab lana min azwjina wa dzurriyyatina qurrata a‘yunin waj‘aln lil-muttaqna imama."
Jika semua upaya telah dilakukan namun tetap tidak bisa rujuk, maka Islam juga memiliki cara perpisahan yang baik seperti difirmankan dalam Al-Quran.
"Ceraikanlah mereka dengan cara yang baik." (QS. Ath-Thalaq: 2).
Perceraian bukan dosa, tapi pilihan terakhir yang dilakukan dengan akhlak dan tanpa saling menjelekkan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Tag: #berkaca #dari #clara #shinta #begini #cara #mengatasi #masalah #rumah #tangga #menurut #islam