17 Oktober Memperingati Hari Apa Saja? Tak Hanya Hari Kebudayaan Nasional dan Ultah Prabowo
17 Oktober Memperingati Hari Apa Saja? Tak Hanya Hari Kebudayaan Nasional dan Ultah Prabowo (Unsplash)
07:44
17 Oktober 2025

17 Oktober Memperingati Hari Apa Saja? Tak Hanya Hari Kebudayaan Nasional dan Ultah Prabowo

Baca 10 detik
  • 17 Oktober adalah Hari Kebudayaan Nasional, menghormati pengesahan lambang negara Garuda Pancasila.
  • Secara global, tanggal ini diperingati sebagai Hari Internasional Pemberantasan Kemiskinan dan Hari Trauma Sedunia.

Tanggal 17 Oktober menjadi salah satu contohnya, di mana Indonesia dan dunia memperingati beberapa momen penting sekaligus.

Lantas, 17 oktober memperingati hari apa saja di Indonesia? Tidak hanya Hari Kebudayaan Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah saja.

Ternyata 17 Oktober juga merupakan hari lahir atau hari ulang tahun Prabowo Subianto, Presiden Indonesia kedelapan.

Namun sejatinya tanggal ini diperingati sebagai Hari Kebudayaan Nasional hingga solidaritas global dalam Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan, tanggal ini mengajak kita untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.

Meski bukan tanggal merah atau hari libur nasional, 17 Oktober memiliki arti mendalam yang layak untuk diketahui.

Momen ini menjadi pengingat bahwa ada banyak aspek kehidupan yang perlu mendapat perhatian serius, mulai dari kekayaan budaya, isu sosial, hingga kesehatan mental.

Hari Kebudayaan Nasional

Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Penetapan ini bukanlah tanpa alasan.

Tanggal tersebut dipilih berdasarkan momen historis pengesahan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951. Peraturan inilah yang secara resmi mengesahkan Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.

Garuda Pancasila, dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang tersemat, merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur dan keberagaman budaya bangsa.

Semboyan yang berasal dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular ini menjadi simbol persatuan dalam keragaman, yang merupakan esensi dari kebudayaan Indonesia.

Oleh karena itu, penetapan Hari Kebudayaan Nasional pada 17 Oktober menjadi sebuah penghormatan terhadap perjalanan panjang kebudayaan dan penguatan identitas bangsa.

Penting untuk dicatat, sesuai Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 162/M/2025, Hari Kebudayaan Nasional bukan merupakan hari libur.

Keputusan ini bertujuan agar masyarakat tetap dapat menyemarakkan peringatan ini dengan berbagai kegiatan yang menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya sebagai fondasi pembangunan nasional.

"Hari Kebudayaan bukan merupakan hari libur." - Diktum kedua Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 162/M/2025.

Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan

Di panggung internasional, 17 Oktober juga diperingati sebagai Hari Internasional untuk Pemberantasan Kemiskinan. Peringatan ini bermula dari sebuah peristiwa di Paris, Prancis, pada 17 Oktober 1987.

Saat itu, lebih dari seratus ribu orang berkumpul di Trocadéro, tempat penandatanganan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, untuk menghormati para korban kemiskinan ekstrem, kekerasan, dan kelaparan.

Mereka mendeklarasikan bahwa kemiskinan adalah pelanggaran hak asasi manusia dan menyerukan persatuan global untuk memastikan hak-hak tersebut dihormati.

Sejak saat itu, tanggal ini menjadi momentum tahunan bagi masyarakat dunia untuk menunjukkan solidaritas kepada kaum miskin dan memperbarui komitmen bersama dalam memerangi kemiskinan.

Selain isu budaya dan kemiskinan, 17 Oktober juga menyoroti pentingnya kesehatan mental dan perdamaian melalui dua peringatan penting lainnya:

Hari Trauma Sedunia

Peringatan ini digagas pertama kali di New Delhi, India, pada 2011 sebagai respons atas tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Namun, maknanya berkembang lebih luas untuk meningkatkan kesadaran terhadap berbagai jenis trauma, termasuk yang disebabkan oleh kekerasan militer, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual.

Hari Trauma Sedunia mengajak masyarakat untuk lebih berempati dan memahami pentingnya dukungan psikologis bagi para penyintas trauma.

Hari Resolusi Konflik Internasional

Diinisiasi oleh Association for Conflict Resolution (A.C.R.) pada tahun 2005, hari ini bertujuan untuk mempromosikan metode penyelesaian konflik secara damai.

Peringatan ini mengingatkan kita bahwa konflik adalah bagian tak terhindarkan dari interaksi manusia, namun kekerasan bukanlah solusi. Mediasi, arbitrase, dan dialog terbuka didorong sebagai cara bijak untuk mencapai harmoni sosial.

Ini adalah momen yang tepat untuk berefleksi. Sejauh mana kita telah merawat dan melestarikan budaya kita? Apa langkah nyata yang bisa kita ambil untuk membantu mereka yang terjerat kemiskinan?

Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi mereka yang pernah mengalami trauma?

Mari jadikan 17 Oktober lebih dari sekadar tanggal di kalender. Jadikan hari ini sebagai pemicu untuk aksi nyata.

Bagikan artikel ini untuk menyebarkan kesadaran dan mulailah diskusi di lingkungan Anda. Apa makna 17 Oktober bagi Anda? Suarakan pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini

Editor: Rifan Aditya

Tag:  #oktober #memperingati #hari #saja #hanya #hari #kebudayaan #nasional #ultah #prabowo

KOMENTAR