Tekanan Jadi Pencari Nafkah Utama, Sumber Stres Laki-laki di Indonesia Menurut Psikolog
Psikolog mengatakan, tekanan sosial untuk menjadi pencari nafkah utama masih jadi beban terbesar laki-laki Indonesia.(KOMPAS.com)
12:40
15 Oktober 2025

Tekanan Jadi Pencari Nafkah Utama, Sumber Stres Laki-laki di Indonesia Menurut Psikolog

- Tekanan menjadi pencari nafkah utama adalah isu kesehatan mental dan sumber stres terbesar yang sering dihadapi laki-laki, terutama di Indonesia. Hal ini terjadi, meskipun peran gender sudah lebih fleksibel dalam masyarakat modern.

Psikolog klinis Karina Negara, M.Psi. menuturkan, hal tersebut terungkap berdasarkan data yang diperoleh platform konseling KALM miliknya dan penuturan rekan sejawat.

“Pekerjaan memang lebih banyak di (isu kesehatan mental) laki-laki karena beban yang normatif (dibawa oleh) laki-laki,” kata Karina dalam talkshow bertajuk “Beauty That Moves” yang diselenggarakan oleh L’Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Laki-laki mencari nafkah, perempuan jadi ibu rumah tangga

Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).dok. L'Oreal Indonesia Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel (kiri) dan psikolog klinis sekaligus co-founder KALM, Karina Negara, M.Psi. (kanan), dalam talkshow bertajuk ?Beauty That Moves? yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Laki-laki dan perempuan memiliki tekanan masing-masing berdasarkan keyakinan yang masih dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Pada laki-laki, sebagian besar masyarakat Indonesia percaya bahwa mereka adalah pencari nafkah utama, sedangkan perempuan sebaiknya di rumah saja sebagai ibu rumah tangga.

Padahal, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama boleh bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, dalam agama tertentu, nafkah memang menjadi tanggung jawab laki-laki.

“Laki-laki berasumsi mereka harus menjadi breadwinner (pencari nafkah utama), harus jadi yang provide (menyediakan) segala macam, jadinya urusan pekerjaan dan uang itu lebih kencang di (isu kesehatan mental) laki-laki. Itu memang sudah pasti di laki-laki adalah sumber stres,” jelas Co-Founder platform konseling KALM ini.

Apa isu kesehatan mental perempuan?

Perempuan ingin mengendalikan masa depan yang belum pasti

Untuk perempuan, isu kesehatan mental yang sering dikeluhkan adalah masa depan, hubungan keluarga, dan kecemasan.freepik Untuk perempuan, isu kesehatan mental yang sering dikeluhkan adalah masa depan, hubungan keluarga, dan kecemasan.

Untuk perempuan, isu kesehatan mental yang sering dikeluhkan adalah masa depan, hubungan keluarga, dan kecemasan.

Terkait masa depan, misalnya, masa depan yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia adalah fakta yang cukup sulit untuk diterima oleh kebanyakan orang, terutama perempuan.

“Maunya masa depan masuk dalam kendali dia, jadinya stres tentang masa depannya yang belum pasti,” ucap Karina.

Masa depan yang tidak pasti ini terkait banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan romantis, hubungan pertemanan, sampai kondisi keuangan. Hal ini juga bisa membuat perempuan mengalami kecemasan.

Namun, kecemasan juga bisa mengacu pada kecemasan klinis (clinical anxiety) karena selalu memikirkan apa yang sudah terjadi.

Karina tidak merincikan isu kesehatan mental yang berkaitan dengan hubungan keluarga, tapi konflik memang sering terjadi dalam hubungan keluarga. Bahkan, isu ini selalu muncul setiap tahun.

Meski begitu, ia melihatnya dari kacamata positif. Sebab, ketika seseorang mengangkat isu ini dalam sesi konseling, artinya mereka akan pulih karena sudah berani bercerita daripada dipendam.

Tag:  #tekanan #jadi #pencari #nafkah #utama #sumber #stres #laki #laki #indonesia #menurut #psikolog

KOMENTAR