



78 Persen Ibu di Indonesia Tunda Perawatan Diri Demi Keluarga, Mengapa?
Peran ibu di Indonesia sering kali lebih dari ganda, dari membesarkan anak, mendampingi suami, hingga merawat orangtua. Namun, di baliknya, kesehatan ibu sering terlupakan.
Sebanyak 78 persen ibu mengaku menunda janji medis atau perawatan diri selama 12 bulan terakhir, berdasarkan laporan bertajuk Wellness Warriors in Silence: Realita, Tekanan, dan Harapan di Balik Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga dari Halodoc, didukung oleh YouGov.
"Laporan ini mengangkat realita besar yang sering terabaikan: Peran Ibu dalam menjaga kesehatan keluarga," kata Board of Medical Excellence (BoME), Halodoc, dr. Theresia Novi, SpPK, dilansir dari laporan tersebut, Sabtu (11/10/205).
Lantas, seperti apa realita para ibu di Indonesia yang harus mengesampingkan kesehatannya demi keluarga? Simak selengkapnya.
Kesehatan ibu masih di urutan terakhir dalam keluarga
Dari biaya hingga lupa
Laporan Halodoc menunjukkan, 78 persen ibu di Indonesia menunda perawatan kesehatan karena faktor ekonomi. Simak selengkapnya.
Dari hasil survei, alasan utama ibu menunda perawatan diri datang dari faktor finansial.
Sebanyak 41 persen responden menyebut keterbatasan ekonomi membuat mereka tidak bisa memeriksakan diri ke dokter atau menjalani perawatan yang diperlukan.
Selain itu, 38 persen ibu mengaku lupa memprioritaskan kesehatan pribadi, dan banyak yang merasa bahwa kebutuhan mereka kurang penting dibandingkan kesehatan anggota keluarga lain.
Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya faktor ekonomi, tapi juga budaya dan kebiasaan yang membuat kesehatan ibu sering kali diabaikan.
Ibu tetap jadi caregiver keluarga meski sedang sakit
Jadi caregiver saat sakit bisa berdampak pada kesehatan mental
Laporan Halodoc menunjukkan, 78 persen ibu di Indonesia menunda perawatan kesehatan karena faktor ekonomi. Simak selengkapnya.
Menariknya, meskipun sedang sakit, sekitar 74 persen ibu tetap menjalankan peran sebagai caregiver anak, pasangan, dan orangtua.
Akibatnya, banyak yang mengalami kurang tidur (70 persen), serta kelelahan fisik (55 persen) berupa kelelahan, sakit yang memburuk, dan pemulihan yang lebih lambat.
Kondisi ini juga berdampak pada kesehatan mental. Sekitar 60 persen ibu merasakan tekanan emosional, mulai dari cemas, frustrasi, hingga rasa bersalah karena merasa tidak bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga.
Padahal, tanpa kesehatan yang baik, seorang ibu juga tidak bisa optimal dalam menjalankan peran pentingnya di rumah.
"Ketika diminta menilai kondisi kesehatan, tingkat pentingnya, serta frekuensi penundaan pemeriksaan medis, para ibu menempatkan kesehatan kulit non-jerawat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan seksual/reproduksi, dan kesehatan mental sebagai area yang penting untuk ditangani," bunyi laporan tersebut.
Meski sudah menyebutkan empat area yang perlu ditangani tersebut, banyak para ibu yang tetap menunda pemeriksaan atau perawatan.
Pentingnya layanan kesehatan dan dukungan emosional
Laporan Halodoc menunjukkan, 78 persen ibu di Indonesia menunda perawatan kesehatan karena faktor ekonomi. Simak selengkapnya.
Berdasarkan laporan tersebut, ada beberapa rekomendasi yang sebaiknya diperhatikan baik oleh keluarga maupun masyarakat.
- Menghadirkan layanan yang mudah diakses dan terjangkau
- Menyediakan dukungan emosional yang nyata, termasuk konseling profesional, ruang aman, komunitas pendamping, serta peran aktif pasangan dan keluarga
- Mendorong keterlibatan keluarga dan caregiving
- Meningkatkan literasi kesehatan yang terpercaya
Metodologi laporan
Sumber data laporan ini berasal dari hasil survei daring YouGov dan data internal Halodoc.
Survei melibatkan 510 responden perempuan di Indonesia yang diidentifikasi sebagai ibu, dengan rentang usia 25 sampai 49 tahun. Latar belakang sosial ekonomi mereka beraga, serta mewakili populasi di wilayah perkotaan dan non-perkotaan.
Tag: #persen #indonesia #tunda #perawatan #diri #demi #keluarga #mengapa