Erina Gudono Unggah Momen Tedhak Siten Bebingah, Berapa Usia Ideal Bayi saat Melakukannya?
Acara Tedhak Siten Bebingah. (Instagram/@erinagudono)
19:45
5 Oktober 2025

Erina Gudono Unggah Momen Tedhak Siten Bebingah, Berapa Usia Ideal Bayi saat Melakukannya?

Baca 10 detik
  • Kaesang Pangarep dan Erina Gudono menggelar Tedhak Siten untuk putri mereka, Bebingah Sang Tansahayu pada Agustus 2025.
  • Lebih dari sekadar perayaan, Tedhak Siten memiliki makna mendalam.
  • Tradisi ini umumnya dilakukan saat bayi berusia tujuh lapan kalender Jawa.

Erina Gudono baru saja mengunggah berbagai momen prosesi Tedhak Siten putri pertamanya dengan Kaesang Pangarep, Bebingah Sang Tansahayu pada Minggu (5/10/2025).

Diunggah lewat Instagram, dalam momen sakral tersebut Kaesang dan Erina tampil serasi mengenakan busana adat Jawa bernuansa ungu. Busana itu lantas dipadukan dengan kain batik kembar, menambah kekhidmatan suasana.

Acara ini turut dihadiri oleh keluarga besar, termasuk Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, yang tampak bahagia menyaksikan cucu bungsu mereka menjalani prosesi "turun tanah" yang sarat makna.

Upacara "turun tanah" ini merupakan salah satu tradisi warisan leluhur yang hingga kini terus dilestarikan. Namun, pada usia berapakah sebenarnya Tedhak Siten ini idealnya dilaksanakan?

Usia Berapa Bayi Melakukan Tedhak Siten?

Melansir dari laman Kemendikdasmen, Secara tradisional, Tedhak Siten dilakukan saat bayi berusia tujuh lapan kalender Jawa.

Istilah "selapan" merujuk pada periode 35 hari, sehingga tujuh lapan berarti 7 x 35 hari, atau sekitar 245 hari. Apabila dikonversi ke kalender Masehi, usia ini setara dengan sekitar 7 hingga 8 bulan.

Acara Tedhak Siten Bebingah. (Instagram/@erinagudono) PerbesarAcara Tedhak Siten Bebingah. (Instagram/@erinagudono)

Pemilihan usia ini bukan tanpa alasan. Pada rentang usia 7-8 bulan, bayi umumnya mulai memasuki fase krusial dalam perkembangannya.

Mereka mulai belajar duduk, merangkak, berdiri, bahkan sudah mulai mencoba menapakkan kakinya ke tanah untuk pertama kalinya.

Momen inilah yang menjadi dasar filosofi Tedhak Siten, di mana anak secara simbolis diperkenalkan dengan bumi sebagai tempatnya berpijak dan memulai kehidupan.

Filosofi Tedhak Siten

Nama "Tedhak Siten" sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu "tedhak" yang berarti "menapakkan kaki" atau "turun", dan "siten" yang berasal dari kata "siti" yang berarti "bumi" atau "tanah".

Oleh karena itu, Tedhak Siten dimaknai sebagai upacara menapakkan kaki ke tanah untuk pertama kalinya.

Lebih dari sekadar perayaan, Tedhak Siten adalah wujud rasa syukur orang tua kepada Tuhan atas anugerah anak serta memanjatkan doa dan harapan agar sang anak kelak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan berguna.

Rangkaian kegiatan Tedhak Siten sangat kaya akan simbolisme, antara lain:

1. Membersihkan Kaki Bayi: Sebelum menapak tanah, kaki bayi dibersihkan, melambangkan kesucian hati sebelum memulai kehidupan baru.

Acara Tedhak Siten Bebingah. (Instagram/@erinagudono) PerbesarAcara Tedhak Siten Bebingah. (Instagram/@erinagudono)

2. Menginjak Jadah Tujuh Warna: Bayi dibimbing untuk menapak pada tujuh macam jadah (ketan) dengan warna berbeda. Setiap warna melambangkan rintangan hidup yang harus dilalui dengan tekad kuat. Misalnya, jadah hitam melambangkan kecerdasan dan ungu melambangkan ketenangan.

3. Naik Tangga Tebu: Bayi kemudian dituntun menaiki tangga yang terbuat dari batang tebu. Tebu memiliki filosofi "antebing kalbu" atau kemantapan hati, melambangkan harapan agar anak selalu mantap dalam menapaki jenjang kehidupan.

4. Memilih Benda dalam Kurungan: Ini adalah salah satu prosesi yang paling dinanti. Bayi dimasukkan ke dalam kurungan yang berisi berbagai benda seperti alat tulis, perhiasan, beras, atau mainan. Benda yang dipilih anak diyakini menjadi gambaran minat atau profesi di masa depannya.

5. Mandi Kembang Sritaman: Setelah serangkaian prosesi, bayi dimandikan dengan air bunga setaman. Ini melambangkan harapan agar kelak anak dapat membawa nama harum bagi dirinya dan keluarga.

6. Memberikan udhik-udhik

Udhik-udhik adalah uang logam yang dicampur dengan bermacam-macam bunga. Dalam prosesi ini udhik-udhik akan disebar dan dibagikan kepada anak-anak dan orang dewasa yang hadir dalam acara. Harapannya agak kelak sang anak dikaruniai rezeki cukup sehingga dapat berbagi kepada fakir miskin.

Sebagai tambahan informasi, putri pertama Kaesang dan Erina, Bebingah Sang Tansahayu, lahir pada 15 Oktober 2024. Diketahui mereka menggelar Tedhak Siten untuk Bebingah pada Agustus 2025 lalu.

Dengan demikian, pada saat upacara Tedhak Siten dilaksanakan, Bebingah berusia sekitar 10 bulan.

Meskipun sedikit di atas batas usia tradisional 7-8 bulan, pelaksanaan Tedhak Siten oleh keluarga ini menunjukkan komitmen untuk menjaga dan merayakan tradisi budaya Jawa.

Editor: Yasinta Rahmawati

Tag:  #erina #gudono #unggah #momen #tedhak #siten #bebingah #berapa #usia #ideal #bayi #saat #melakukannya

KOMENTAR