



Ibu Tasya Kamila Pilih Operasi Bariatrik, Siapa yang Bisa Menjalaninya?
Setelah lebih dari dua dekade berjuang lewat berbagai metode diet, ibunda penyanyi Tasya Kamila akhirnya memilih menjalani operasi bariatrik.
Keputusan ini ia ambil setelah berbagai upaya diet, dari pembatasan kalori hingga pola makan ketat, tak lagi membuahkan hasil.
Dalam unggahan Tasya di media sosial, sang ibu disebut sudah mencoba berbagai cara sejak tahun 2000, namun berat badan kerap kembali naik.
Kondisi obesitas yang disertai penyakit penyerta seperti diabetes tipe 3, kolesterol tinggi, dan nyeri sendi akhirnya membuatnya mempertimbangkan langkah medis.
Lalu, sebenarnya apa itu operasi bariatrik, seberapa aman prosedurnya, dan siapa yang cocok menjalaninya?
Apa itu operasi bariatrik?
Operasi bariatrik, atau bedah penurunan berat badan, merupakan prosedur medis yang bertujuan membantu pasien obesitas menurunkan berat badan secara signifikan dan berkelanjutan.
Menurut Mayo Clinic, operasi ini dilakukan dengan cara mengubah sistem pencernaan, baik dengan mengecilkan ukuran lambung, mengubah jalur pencernaan, atau kombinasi keduanya.
Jenis operasi bariatrik
Beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan antara lain:
- Sleeve gastrectomy
Sebagian besar lambung diangkat sehingga kapasitas makan berkurang drastis.
Setelah operasi ini, pasien hanya dapat makan dalam porsi kecil dan merasa cepat kenyang.
- Gastric bypass (Roux-en-Y)
Dokter membuat jalur baru antara lambung dan usus kecil untuk mengurangi penyerapan kalori dan nutrisi.
- Biliopancreatic diversion / duodenal switch (BPD/DS)
Kombinasi antara pengurangan ukuran lambung dan pembatasan penyerapan makanan di usus.
Berbeda dengan operasi kosmetik, tujuan utama bariatrik adalah memperbaiki kondisi kesehatan yang dipicu obesitas, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, sleep apnea, hingga fatty liver.
Manfaat operasi bariatrik
Mengutip dari Cleveland Clinic, peneliti Sangeeta Kasyap, MD, menyebut bahwa operasi bariatrik memiliki manfaat dalam pengobatan diabetes, namun harus diimbangi dengan gaya hidup sehat.
“Manfaat utama pembedahan untuk mencapai tujuan pengobatan diabetes harus diimbangi secara cermat dengan risiko jangka panjang yang terkait dengan pembedahan bagi masing-masing pasien,” ujar Sangeeta Kashyap, MD.
Ahli bedah bariatrik Cleveland Clinic, Philip Schauer, MD, juga mengatakan operasi bariatrik bermanfaat untuk menurunkan berat badan.
"Temuan kami menunjukkan ketahanan berkelanjutan terhadap kontrol glikemik setelah operasi metabolik, serta penurunan berat badan yang berkelanjutan, serta pengurangan pengobatan diabetes dan kardiovaskular selama lima tahun," kata Philip Schauer, MD.
Tak hanya itu, adapun beberapa manfaat operasi bariatrik, di antaranya:
- Mengontrol gula darah
Operasi bariatrik disebut memberikan efek positif jangka panjang pada kontrol gula darah bagi pasien obesitas ringan hingga sedang yang menderita diabetes tipe 2, dengan manfaat yang lebih besar dibandingkan terapi obat saja.
Lebih dari 88 persen pasien yang menjalani operasi ini mampu mempertahankan kadar gula darah normal tanpa harus menggunakan insulin.
- Menurunkan berat badan
Penurunan berat badan yang signifikan melalui operasi menjadi faktor utama dalam pengendalian gula darah.
Meski efek normalisasi gula darah sedikit menurun seiring waktu dan beberapa komplikasi jangka panjang bisa terjadi, penelitian menegaskan kontrol glikemik dan penurunan berat badan tetap bertahan hingga lima tahun, disertai pengurangan kebutuhan obat diabetes dan obat kardiovaskular.
- Meningkatkan kualitas hidup
Banyak pasien melaporkan peningkatan energi, mobilitas, serta rasa percaya diri setelah berat badan turun.
Risiko operasi bariatrik
Meski manfaatnya besar, bariatrik bukan tanpa risiko.
National Institutes of Health (NIH) menyebut, komplikasi bisa muncul pada fase awal, seperti infeksi, pendarahan, atau kebocoran di area operasi.
Selain itu, pasien juga berisiko mengalami defisiensi vitamin dan mineral karena penyerapan nutrisi berkurang.
Suplementasi seumur hidup biasanya diperlukan, terutama vitamin B12, zat besi, dan kalsium.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah komitmen jangka panjang.
Tanpa perubahan gaya hidup, berat badan bisa naik kembali dalam beberapa tahun.
Oleh sebab itu, pasien dianjurkan mengikuti bimbingan nutrisi, psikoterapi, serta pemantauan medis rutin.
Siapa yang yang bisa menjalani operasi bariatrik?
Tidak semua orang dengan kelebihan berat badan dapat menjalani operasi ini.
Melansir dari ASMBS dan International Federation for the Surgery of Obesity (IFSO), kandidat operasi bariatrik adalah mereka yang memenuhi kriteria berikut:
- Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 35 disertai penyakit metabolik serius, seperti diabetes tipe 2 yang sulit dikendalikan.
- Sudah mencoba berbagai cara non-bedah (diet, olahraga, pengobatan) namun gagal mempertahankan berat badan.
- Mengalami gangguan kesehatan akibat obesitas, seperti sleep apnea, hipertensi, atau fatty liver.
- Memiliki kesiapan psikologis dan komitmen tinggi untuk menjalani gaya hidup baru.
Keputusan besar yang tak instan
Kisah ibunda Tasya Kamila menggambarkan bagaimana keputusan menjalani bariatrik tidak lahir dalam semalam.
Setelah 25 tahun berjuang dengan berbagai metode diet tanpa hasil, pilihan medis akhirnya diambil sebagai upaya terakhir untuk memulihkan kesehatan.
Proses pemulihan pun tidak mudah. Dalam seminggu setelah operasi, ia dilaporkan menurunkan sekitar 7 kilogram dan masih harus menjalani diet cair serta pemantauan ketat dari dokter.
Meski tampak cepat, proses penyesuaian tubuh berlangsung berbulan-bulan hingga sistem pencernaan benar-benar stabil.
Tag: #tasya #kamila #pilih #operasi #bariatrik #siapa #yang #bisa #menjalaninya