Mengenal Avoidant Attachment, Gaya Keterikatan yang Cenderung Menjaga Jarak
Orang dengan avoidant attachment sering tampak menjaga jarak dalam hubungan. Padahal, di balik sikap mandiri itu, tersimpan ketakutan untuk terluka.(freepik)
16:50
5 Oktober 2025

Mengenal Avoidant Attachment, Gaya Keterikatan yang Cenderung Menjaga Jarak

Pernah merasa pasangan tampak menjaga jarak ketika hubungan mulai terasa dekat?

Atau justru Anda sendiri yang sulit terbuka saat seseorang mencoba lebih mengenal diri Anda?

Dalam psikologi, fenomena ini berkaitan dengan avoidant attachment, salah satu gaya keterikatan dalam teori psikologi modern.

Menurut psikolog Medwin Wisnu Prabowo, M.Psi., Psikolog, CH, CHt, avoidant attachment merupakan salah satu dari empat attachment style yang menggambarkan cara seseorang menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, baik dalam pertemanan, hubungan kerja, maupun percintaan.

"Attachment style itu adalah gaya atau cara kita berinteraksi dengan orang lain," kata Medwin dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, dikutip pada Minggu (5/10/2025).

Apa itu avoidant attachment?

Istilah attachment pertama kali diperkenalkan oleh psikolog John Bowlby untuk menggambarkan hubungan emosional antara anak dan pengasuhnya.

Hubungan awal inilah yang kelak memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan di masa dewasa.

Psikolog Medwin menyebut orang dengan tipe avoidant cenderung menarik diri dari hubungan yang terlalu dekat.

Mereka merasa tidak nyaman dengan keintiman, dan bisa jadi menghindari kedekatan emosional.

Tipe ini sering muncul karena kebutuhan emosional anak tidak terpenuhi, meskipun secara materi mereka tercukupi.

Anak merasa tidak dicintai secara emosional, sehingga terbiasa menjaga jarak.

Mengutip Medical News Today, avoidant attachment adalah gaya keterikatan tidak aman (insecure attachment) yang terbentuk saat anak dibesarkan oleh pengasuh yang kurang responsif secara emosional.

Anak belajar menekan kebutuhannya akan kedekatan karena takut ditolak atau diabaikan.

Sebagai orang dewasa, individu dengan gaya ini cenderung menghindari keintiman emosional.

Mereka bisa terlihat mandiri, rasional, bahkan “dingin”, padahal di balik itu tersimpan kecemasan untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain.

Ciri-ciri orang dengan avoidant attachment

Beberapa tanda yang umum muncul antara lain:

  • Enggan membicarakan perasaan secara terbuka
  • Menarik diri saat konflik atau situasi emosional meningkat
  • Tidak nyaman ketika mendapat perhatian atau kasih sayang berlebihan
  • Terlihat sangat mandiri dan enggan meminta bantuan

Mengutip dari Verywell Mind, seseorang dengan tingkat avoidant attachment tinggi lebih sering “menarik diri” dalam penyelesaian konflik.

Strategi ini berkaitan dengan rendahnya kepuasan hubungan baik pada diri sendiri maupun pasangannya.

Orang dengan avoidant attachment sering tampak menjaga jarak dalam hubungan. Padahal, di balik sikap mandiri itu, tersimpan ketakutan untuk terluka.freepik Orang dengan avoidant attachment sering tampak menjaga jarak dalam hubungan. Padahal, di balik sikap mandiri itu, tersimpan ketakutan untuk terluka.

Merasa terancam saat banyak perhatian

Meski tampak tenang dan kuat, gaya keterikatan menghindar bisa berdampak pada kesejahteraan mental seseorang.

Seseorang dengan avoidant attachment juga cenderung tidak terlalu terguncang saat dikucilkan secara sosial (social exclusion), tetapi justru merasa terancam ketika mendapat terlalu banyak perhatian atau “dilibatkan” secara berlebihan (over-inclusion).

Gaya keterikatan menghindar ini berkaitan dengan empati yang lebih rendah terhadap orang lain.

Akibatnya, individu dengan pola ini sering kesulitan memahami perasaan pasangan atau teman dekatnya.

Bisakah pola avoidant attachment diubah?

Kabar baiknya, gaya keterikatan bukanlah sesuatu yang permanen.

Dengan kesadaran diri dan lingkungan yang mendukung, seseorang bisa membentuk pola hubungan yang lebih sehat.

Beberapa langkah yang bisa membantu, antara lain:

  • Mengenali pola diri dan memahami akar perilaku menghindar
  • Belajar berbagi perasaan secara bertahap, dimulai dari hal-hal kecil
  • Mengikuti terapi berbasis keterikatan atau terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengubah pola pikir tentang kedekatan
  • Menjalin hubungan aman secara emosional, di mana kedekatan tidak dipandang sebagai ancaman

Menutup jarak dengan pemahaman

Avoidant attachment bukan berarti seseorang tidak mampu mencintai.

Mereka bisa saja sangat peduli, hanya saja menunjukkan kasih sayang dengan cara berbeda.

Tantangannya adalah belajar merasa aman dalam kedekatan , tanpa harus kehilangan kendali atas diri sendiri.

Dalam hubungan apa pun, kedekatan tak selalu tentang seberapa sering kita bersama, tapi seberapa berani kita membuka diri.

Kadang, justru dengan memahami jarak, seseorang bisa belajar bagaimana caranya benar-benar dekat.

Tag:  #mengenal #avoidant #attachment #gaya #keterikatan #yang #cenderung #menjaga #jarak

KOMENTAR