Inovasi Teknologi dan Sustainability Industri Personal Care Jadi Isu yang Dibahas di Cosmobeaute 202
Cosmobeaute Indonesia 2024 dibuka pada Kamis (10/10). (Rian Alfianto/JawaPos.com)
15:10
11 Oktober 2024

Inovasi Teknologi dan Sustainability Industri Personal Care Jadi Isu yang Dibahas di Cosmobeaute 202

- Tren industri personal care atau perawatan diri sedang naik daun di Indonesia. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya merek produk baru yang hadir, memberikan pilihan di berbagai segmen yang dituju, mulai dari harga murah sampai yang paling mahal.

Bahkan, berdasarkan riset yang dilakukan oleh platform data dan intelijen bisnis global Statista, pendapatan pasar Kecantikan & Perawatan Pribadi di Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai USD 9,17 miliar atau berkisar Rp 143 triliun lebih dengan pertumbuhan tahunan sebesar 4,02 persen (CAGR 2024-2029).

Segmen terbesar adalah perawatan pribadi atau personal care dengan nilai pasar USD 3,88 miliar atau sekitar Rp 60,9 triliun lebih. Selain itu, permintaan produk bersertifikat halal meningkat seiring mayoritas penduduk Muslim di Indonesia.

Industri ini yang lagi naik daun juga perlu diimbangi dengan pengetahuan dan inovasi yang memadai supaya bisa jadi industri yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Topik tersebut menjadi sorotan di Cosmobeaute Indonesia yang kembali digelar pada 10 – 12 Oktober 2024 di Hall A, B, & Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC) - Indonesia.

Cosmobeaute Indonesia mengklaim terus melanjutkan komitmennya untuk menjadi platform yang paling terbukti bagi para profesional di bidang kecantikan untuk mengeksplorasi bisnis dalam spektrum industri estetika, kecantikan, dan perawatan diri lainnya.

“Di tengah pesatnya pertumbuhan bisnis kecantikan yang terus mengikuti tren dan teknologi terkini, Cosmobeaute Indonesia 2024 menyediakan segalanya, mulai dari produk hingga solusi teknologi canggih, untuk membantu Anda tetap relevan, meningkatkan daya saing, dan mendapatkan wawasan mendalam tentang perkembangan industri kecantikan yang dinamis," ujar Juanita Soerakoesoemah, Portfolio Director PT Pamerindo Indonesia di Jakarta, Kamis (10/10).

Pada penyelenggaraan tahun lalu, tercatat hampir 15.000 trade visitor dari 32 negara dari berbagai sektor industri kecantikan, termasuk pelaku bisnis industri kecantikan, beauty profesional, beauty entrepreneur dan konsumen, menunjukkan minat yang tinggi terhadap perkembangan industri kecantikan di Indonesia.

Selain mencatat tingginya jumlah trade visitor, Cosmobeaute Indonesia 2023 juga sukses mencatat kerjasama bisnis, peningkatan investasi, dan program acara yang berkualitas. Cosmobeaute Indonesia 2023 menjadi platform penting bagi para exhibitor dan trade visitor untuk menjalin kemitraan bisnis baru, baik di dalam negeri maupun internasional.

Disebut bahwa acara tersebut berhasil mengatur 502 pertemuan bisnis, yang menghasilkan kesepakatan menguntungkan bagi semua pihak, dengan transaksi tercatat mencapai hampir USD 121.952.

Pamerindo Indonesia juga optimis mencatat peningkatan pada tahun ini. Optimisme itu tergambar dari meningkatnya jumlah peserta dari 250 peserta menampilkan 1.000 brand pada tahun 2023, pada tahun ini meningkat menjadi 380 peserta menampilkan 1.200 brand dari China, Paris, Hongkong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Pakistan, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, UK dan USA.

“Kami berfokus pada pentingnya praktik berkelanjutan dan inovasi yang mendukung kesejahteraan masyarakat serta lingkungan. Melalui berbagai acara, seminar, dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan positif dalam industri kecantikan,” jelas Juanita.

Menurut Juanita, sustainability in beauty merujuk pada konsep produk kecantikan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal ini sudah mencakup pertimbangan terhadap bahan baku, proses produksi, kemasan, distribusi, penggunaan produk, hingga pembuangan produk.

Tujuannya adalah menciptakan produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan secara keseluruhan. Konsumen juga dikatakan semakin menyadari etika merek dan praktik berkelanjutan saat membeli barang, bahkan sering kali tidak membeli dari merek yang tidak memiliki nilai-nilai ini. Misalnya, sebuah studi di Inggris mengatakan bahwa lebih dari 40 persen perempuan berkenan membayar lebih untuk suatu produk jika kemasannya ramah lingkungan.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #inovasi #teknologi #sustainability #industri #personal #care #jadi #yang #dibahas #cosmobeaute

KOMENTAR