Cheongsam Hasil Padu Padan Kain Endek Bali dan Bahan Silk Meriahkan Perayaan Imlek Tahun Ini
Desainer Enijoe (paling kanan) dan busana cheongsam hasil padu pada material silk dan kain tradisional endek Bali 
11:25
2 Februari 2024

Cheongsam Hasil Padu Padan Kain Endek Bali dan Bahan Silk Meriahkan Perayaan Imlek Tahun Ini

Kekayaan wastra Nusantara yang dimiliki Indonesia memang tiada tanding dan tiada banding. Ribuan suku yang mendiami Tanah Air membuat Indonesia memiliki beragam koleksi kain tradisional dengan sentuhan etnik yang sangat melokal.

Kekayaan alam ini yang kali ini dieksplorasi oleh desainer busana Enijoe melalui penggunaan kain tenun endek khas Bali aneka motif dan warna yang dia padu dengan kain silk untuk menciptakan busana cheongsam untuk merayakan Imlek tahun 2024 ini.

Nama "endek" sendiri diambil dari kata gendekan atau ngendek yang maknanya diam atau tetap, tidak berubah warnanya.

Dalam obrolan dengan awak media di Regent Residence, Jakarta, Enijoe mengaku eksplorasi wastra Nusantara kain endek khas Bali ini merupakan wujud kecintaannya yang amat mendalam pada kekayaan seni dan  budaya Indonesia.

Ini wujud kecintaan saya pada Indonesia. Saya sangat mencintai Indonesia dengan koleksi-koleksi kain tradisional daerah di Nusantara. Kebetulan kali ini pengen mengangkat kain endek Bali. Dua tahun lalu angkat kain batik yang khas Jogja," ungkapnya, Kamis, 1 Februari 2024.

Dia mengatakan, untuk mendesain cheongsam, dia tidak mengubah pattern pada motif kain endek Bali.

"Motifnya saya pertahankan seperti ini, lalu saya kombinasikan dengan warna-warna yang sesuai untuk busana cheongsam seperti teakota, hijau, ungu," tuturnya.

Dia menuturkan, cheongsam untuk Imlek biasanya menggunakan kain-kain polos tanpa motif yang kemudian dibordir.

"Lalu saya terinspirasi kenapa nggak coba padu-padan dengan kain tradisional Nusantara. Saya ingin mengelaborasikan ragam budaya yang berbeda," sebutnya.

Total ada 11 koleksi kain endek Bali yang da ciptakan yang dia kerjakan selama 1.5 bulan ini. Busana-busana cheongsam dengan sentuhan kain endek Bali karyanya ini banyak dikenakan oleh para sosialita yang sebagian besar merupakan sahabat dekat Enijoe.

"Semua warna yang bernuansa Chinese saya pakai, kecuali warna putih. Kemudian, saya padukan dengan bahan kain silk. Saya kerjakan kain-kain ini untuk teman-teman saya dari kalangan sosialita. Untuk 11 koleksi ini saya kerjakan 1,5 bulan."

Busana-busana tersebut lalu ditampil di mini show.   

"Tema fashion show kali ini dalam rangka memperingati Lunar Year. Saya kebetulan mendapat support dari The Regent Residences Jakarta," kata dia.

Lewat karyanya kali ini Enijoe ingin menunjukkan bahwa kain-kain Nusantara bisa dikreasi menjadi cheongsam yang indah.

"Saya juga ingin ajak anak muda Indonesia mencintai kain kain Nusantara dan bangga pakai kain Nusantara. Kalau tidak kita yang turut melestarikan, akan bisa punah," kata dia.

Dia menambahkan, bulan Maret nanti dia juga akan berinisiatif mengangkat kain tradisional Betawi untuk dia tampilkan di event Indonesia Fashion Week 2024.

"Selama ini rancangan-rancangan saya banyak menggunakan kain-kain Nusantara, dengan cara ini selain kita bisa membantu mendukung usaha UMKM dan perajin di daerah, juga sekaligus untuk menunjukkan Indonesia sangat kaya dengan kekayaan kain tradisionalnya," ungkap Enijoe.

Riset Kekayaan Kain Tradisional

Dia mengaku pernah meriset kekayaan kain tradisional Nusantara hingga ke Lombok dan Bali. "Saya melihat bagaimana mereka (para perajin kain tradisional) berupaya keras melestarikan kain-kain di daerahnya dengan cara pembuatan yang masih tradisional dengan karya-karya yang sangat indah," bebernya.

Enijoe mengaku mulai menggunakan kain Nusantara pada sejumlah karyanya sejak 3-4 tahun lalu. Sebelumnya dia juga pernah mengeksplorasi dengan menggunakan kain Flores.

"Ke depan saya tetap punya prinsip menggunakan kain Nusantara di karya-karya saya," imbuhnya.

Nova Hasan, salah satu sosialitas yang menggunakan cheongsam rancangan Enijoe mengaku puas atas cutting dan seluruh rancangannya. 

"Saya rasa ini luar biasa karya dia. Saya sebenarnya baru pertama berjumpa dia. Kemudian dia melihat karakter saya lalu menciptakan busana ini untuk saya. Desainnya sederhana tapi sangat elegan. Saya suka sekali," kata Nova Hasan.

Dia menambahkan, karya kolaborasi ini membuktikan bahwa kain tradisional Indonesia bisa dipadu padan menjadi busana cheongsam di tangan orang yang kreatif.

"Proses pembuatan tidak lewat proses fitting dulu ke saya. Begitu juga pemilihan cutting dan warnanya. Karya dia nempel sekali di badan, setelah saya coba pakai," imbuh Nova Hasan.

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #cheongsam #hasil #padu #padan #kain #endek #bali #bahan #silk #meriahkan #perayaan #imlek #tahun

KOMENTAR