Gerakan Wisata Bersih: Upaya Meratakan Pariwisata dan Menjaga Daya Tarik Bali Utara
Gerakan Wisata bersih Bali di Pantai Lovina. (Dok. Kemenpar)
12:57
23 Juni 2025

Gerakan Wisata Bersih: Upaya Meratakan Pariwisata dan Menjaga Daya Tarik Bali Utara

Pantai Lovina di Kabupaten Buleleng, Bali, tampak lebih hidup pada Minggu pagi (22/6). Ratusan orang berkumpul, bukan hanya untuk menikmati panorama laut yang tenang, tetapi untuk ikut serta dalam aksi bersih-bersih yang menjadi bagian dari Gerakan Wisata Bersih (GWB).

Gerakan ini merupakan inisiatif dari Kementerian Pariwisata untuk menghidupkan kembali destinasi di Bali Utara dan menyebarkan arus wisatawan lebih merata di pulau dewata.

Gerakan Wisata Bersih bukan sekadar aksi simbolis memungut sampah di pantai. Di baliknya, ada strategi besar yang sedang digerakkan pemerintah.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Luh Puspa, menekankan pentingnya aspek kebersihan dalam menciptakan pengalaman wisata yang berkesan.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dalam "Gerakan Wisata Bersih (GWB)" di Pantai Lovina, Buleleng, Bali,Minggu, (22/06/2025). (Dok. Kemenpar)

“Kita harus membuat satu inisiatif yang menaikkan nama tempat itu dan GWB inilah salah satunya, maka kita pilih Pantai Lovina sebagai lokasi kegiatan,” ujar Ni Luh dalam keterangan pers yang dirilis di Jakarta, Senin.

Sejak menjabat sebagai wakil menteri, Ni Luh kerap menerima keluhan mengenai objek wisata yang kotor dan fasilitas yang tidak terawat. Keluhan ini tidak hanya datang dari wisatawan domestik, tetapi juga dari wisatawan mancanegara.

Ia menilai, citra pariwisata Indonesia sangat bergantung pada kesan pertama yang diperoleh wisatawan saat tiba di lokasi, dan kebersihan menjadi elemen utama dalam membentuk kesan tersebut.

Gerakan Wisata Bersih dijalankan untuk menjawab keluhan tersebut secara konkret. Bukan hanya oleh pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah, komunitas lokal, hingga lembaga pendidikan dan pelaku usaha pariwisata.

Dalam kegiatan di Pantai Lovina, tercatat sekitar 500 peserta turun langsung ke lapangan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang: pejabat, pelajar, pegiat lingkungan, masyarakat sekitar, hingga mitra swasta.

Selain bersih-bersih pantai, kegiatan ini juga mencakup penyediaan fasilitas kebersihan, penerapan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas, serta kampanye dan edukasi kebersihan untuk warga dan pengunjung.

Ni Luh menekankan bahwa pendekatan ini penting agar kebersihan tidak hanya menjadi agenda musiman, melainkan menjadi budaya yang tertanam.

“Hal mendasar yang dimaksud adalah menghadirkan tempat pariwisata yang bersih, sehat, dan nyaman bagi wisatawan,” ucapnya.

Namun, inisiatif ini bukan hanya soal kebersihan. Ia juga berkaitan erat dengan pemerataan ekonomi dan distribusi wisatawan. Selama ini, kawasan selatan Bali, seperti Kuta, Seminyak, dan Nusa Dua, menjadi titik tumpu pariwisata. Dampaknya, wilayah Bali lainnya seperti Bali Utara, Barat, dan Timur masih tertinggal dari segi kunjungan dan pengembangan infrastruktur.

“Bagaimana mengawali untuk menyebarkan turis ini bisa sampai ke Bali Barat, Bali Utara, juga Bali Timur, adalah dengan hal mendasar,” katanya.

Menurutnya, Lovina dipilih karena kawasan ini merupakan pusat dari Bali Utara, sekaligus bagian dari paket wisata “3B”—Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara, yang tengah didorong oleh pemerintah.

“Kita pilih GWB di Bali Utara selain karena ada paket wisata 3B yang terus kami dorong, juga karena Lovina ini juga adalah center-nya Bali Utara. Saya ingin memperkuat posisi Lovina sebagai center-nya Bali Utara,” ujar Ni Luh.

Melalui gerakan ini, Kementerian Pariwisata berharap wisatawan tidak hanya datang, tapi juga tinggal lebih lama, merasa nyaman, dan membawa kesan positif yang berkelanjutan. Gerakan Wisata Bersih menjadi langkah awal membangun pariwisata yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan di Bali dan daerah lainnya di Indonesia.

Editor: Bimo Aria Fundrika

Tag:  #gerakan #wisata #bersih #upaya #meratakan #pariwisata #menjaga #daya #tarik #bali #utara

KOMENTAR