



Kenapa Makanan Hangat Bisa Menenangkan Jiwa? Ini Penjelasan Psikolog
Semangkuk sup iga hangat menyelamatkan Kirana Ayuningtyas ketika berada di titik terendah dalam hidupnya pasca-kecelakaan.
Kepada Kompas.com, ia bercerita bahwa beberapa tahun lalu ia sempat ingin menyerah dengan hidupnya. Namun, asisten rumah tangga keluarganya datang membawakan semangkuk sup iga favoritnya.
"Rasanya seperti dipeluk tanpa kata-kata. Energi yang kosong rasanya sedikit terisi lagi," ujar Kirana, Kamis (12/6/2025).
Kisah hampir mirip terjadi pada laki-laki berinisial OIB di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang sempat meninggalkan sepeda motor dan surat wasiat di Jembatan Kretek.
Dugaan percobaan bunuh diri itu ternyata tak berlanjut. Sebab, keesokan paginya, ia ditemukan makan soto bersama keluarganya.
Lalu, adakah pengaruh makanan hangat pada kondisi psikologis seseorang?
Kenapa makanan hangat bisa menenangkan jiwa?
Kenapa makanan hangat bisa menenangkan jiwa? Ini kata psikolog.
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, mengatakan, secara psikologis, makanan hangat seperti sup atau soto bisa memberikan efek menenangkan.
Hal Ini berkaitan erat dengan konsep comfort food, makanan yang menghadirkan rasa aman, familiar, dan emosional positif.
“Makanan hangat biasanya identik dengan perhatian dan keintiman. Bisa karena kenangan masa kecil, atau momen-momen istimewa yang lekat di benak,” ujar Vera kepada Kompas.com.
Selain karena suhu yang menyamankan tubuh, aroma dan rasa makanan yang akrab juga berperan besar dalam merangsang hormon-hormon suasana hati, seperti dopamin, serotonin, dan oksitosin.
Perhatian kecil yang berarti
Semangkuk sup iga hangat menyelamatkan Kirana Ayuningtyas ketika berada di titik terendah dalam hidupnya pasca-kecelakaan.
Dalam kondisi krisis, tubuh dan pikiran kerap menutup diri dari segala hal, termasuk bantuan.
Pada saat itulah, perhatian kecil seperti menyajikan makanan hangat, bisa menjadi bentuk intervensi emosional yang tidak menghakimi, tidak menggurui, tapi tetap terasa hadir.
“Masakan hangat bisa menjadi jembatan komunikasi emosional dan memberi rasa tidak sendirian—yang dalam kondisi krisis, sangat krusial,” kata Vera.
Bagi Kirana, semangkuk sup iga bukan hanya tentang rasa atau kandungan gizinya.
Makanan buatan Bi Nunung, asisten rumah tangganya, adalah kenangan masa kecil, rasa aman yang pernah ia miliki, dan bukti bahwa masih ada orang yang mengingat apa yang ia sukai, bahkan ketika ia sendiri hampir melupakan dirinya sendiri.
Kita sering berpikir bahwa membantu seseorang yang sedang mengalami krisis mental harus dengan solusi besar.
Padahal, kehadiran bisa diwujudkan lewat hal-hal sederhana seperti hanya memastikan seseorang tidak makan sendirian.
“Hal kecil yang konsisten, seperti memasakkan makanan atau menemani makan, bisa berdampak jauh lebih besar daripada kata-kata motivasi yang sesekali,” ujar Vera.
View this post on Instagram
Tag: #kenapa #makanan #hangat #bisa #menenangkan #jiwa #penjelasan #psikolog