Jarang Ngobrol Bisa Jadi Pemicu Konflik dalam Keluarga, Orangtua Harus Tahu
Irish Bella, Shireen Sungkar, dan Ustaz Bendri Jaisyurrahman dalam Festival Kampung Sahabat, Bambu Apus, Jakarta Timur, Minggu (23/2/2025).(Kompas.com/LINTANG PRAMATYANTI)
23:30
24 Februari 2025

Jarang Ngobrol Bisa Jadi Pemicu Konflik dalam Keluarga, Orangtua Harus Tahu

Selama bulan puasa, penting bagi umat Muslim menjaga keharmonisan dalam keluarga, agar ibadah dapat dilakukan dengan lebih khusyuk.

Namun demikian, dalam keluarga tidak jarang muncul perbedaan pendapat hingga menyebabkan ketegangan.

Menurut Ustaz Bendri Jaisyurrahman, konselor ketahanan keluarga sekaligus pembina Kampung Sahabat, banyak konflik muncul karena kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi yang baik antara anggota keluarga.

Jarang mengobrol atau bahkan makan bersama bisa menjadi pemicu ketegangan dalam keluarga.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua dan anak memiliki momen kebersamaan, seperti makan malam Bersama setelah beraktivitas dan sahur bersama selama bulan Ramadan, untuk dimanfaatkan sebagai ajang berdiskusi dan berbagi cerita.

"Apa sih yang hilang? Satu, jarang ngobrol. Dua, jarang makan bareng,” jelas Ustaz Bendri saat ditemui Kompas.com dalam acara Festival Kampung Sahabat di Bambu Apus, Jakarta Timur, Minggu (23/2/2025).

Kampung Sahabat merupakan komunitas yang membantu orangtua dan anak belajar tentang nilai-nilai keluarga serta membangun hubungan yang harmonis.

Bukan sekadar makan bersama, menurut Ustaz Bendri, makan malam bersama dan sahur bersama merupakan momen kebersamaan yang berharga, di mana keluarga bisa berkumpul dan beribadah bersama.

“Sahur itu momen untuk kita bersama, jadikan momen itu untuk ngobrol. Karena yang hilang di keluarga adalah jarang ngobrol,” ujarnya.

Menjaga Kehangatan Keluarga Selama Ramadan

Selain menjaga komunikasi yang baik, penting bagi keluarga untuk mempertahankan suasana sukacita selama bulan puasa.

Ia menekankan, Ramadan seharusnya menjadi bulan yang penuh kebahagiaan dan kehangatan, bukan malah menjadi pemicu stres atau ketegangan dalam keluarga.

Ramadhan itu harusnya saling memaafkan, harus sukacita. Bukannya diisi dengan konflik yang tak berujung,” ujarnya.

Namun begitu, Ustaz Bendri mengingatkan, agar sebelum mencari solusi atas konflik, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memeriksa Kembali hubungan dengan Tuhan.

Pasalnya, hubungan yang dekat dengan Tuhan akan secara otomatis mempererat hubungan dengan sesama. Jika hubungan dengan Tuhan mulai memudar, hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga pun bisa ikut merenggang.

“Ketika keluarga itu ada konflik, yang pertama harus diperiksa hubungan dulu dengan Allah,” pungkasnya.

Editor: Lintang Pramatyanti

Tag:  #jarang #ngobrol #bisa #jadi #pemicu #konflik #dalam #keluarga #orangtua #harus #tahu

KOMENTAR