Prabowo Subianto Kenakan Tanjak Melayu Saat ke Riau, Apa Makna dan Fungsinya?
Capres Prabowo Subianto disambut para pendukung di Gelanggang Olahraga Remaja Pekanbaru, Selasa (9/1/2024). [Suara.com/Rahmat Zikri]
17:26
9 Januari 2024

Prabowo Subianto Kenakan Tanjak Melayu Saat ke Riau, Apa Makna dan Fungsinya?

Calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto terlihat tampil berbeda saat menghadiri acara konsolidasi relawan Prabowo-Gibran se-Provinsi Riau di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Pekanbaru, Riau, Selasa (9/1/2024) pagi.

Pasalnya dalam acara tersebut Prabowo terlihat mengenakan Tanjak, yakni penutup kepala adat Melayu yang unik. Ia memadukannya dengan kemeja biru muda dan celana panjang. 

Aksesoris yang dikenakan Prabowo Subianto sendiri membuatnya menjadi perhatian. Tanjak sendiri memiliki bentuk yang runcing ke atas dan umumnya dikenakan oleh laki-laki.

Dikutip Kemdikbud, tanjak yang juga disebut mahkota kain, ikat-ikat, atau tengkolok ini sudah ada sejak masa Kesultanan Palembang dan dipakai oleh para priyai, pembesar, bangsawan, serta tokoh masyarakat.

Prabowo Subianto dalam pidatonya saat hadir di Konsolidasi Relawan se-Riau di GOR Pekanbaru, Selasa (9/1/2024). (Suara.com/Novian)Prabowo Subianto dalam pidatonya saat hadir di Konsolidasi Relawan se-Riau di GOR Pekanbaru, Selasa (9/1/2024). (Suara.com/Novian)

Sementara berdasarkan buku Destar Alam Melayu karya Johan Iskandar, Tanjak sudah ada sejak tahun 1400, di mana yang pertama bernama takur tukang besi atau disebut juga dengan istilah ibu tanjak.

Bukti keberadaan tanjak juga bisa dilihat di beberapa sketsa atau lukisan, di antaranya Perang Palembang (1819-1821), peristiwa 4 Syawal atau pengasingan SMB II (3 Juli 1821), Perang Jati (Lahat) tahun 1840-an, Perang Gunung Merakso (Lintang) tahun 1845, Perang Mutir Alam (Besemah) tahun 1860, dan beberapa sketsa lain. 

Pada 1823, Belanda menghapus tanjak dari Kesultanan Palembang Darussalam, tetapi penggunaan tanjak masih tetap eksis hingga sekarang sebagai simbol budaya.

Fungsi Tanjak

Dari filosofinya, tanjak berasal dari bahasa Melayu Palembang, yaitu tanjak atau nanjak yang berarti naik/menjulang ke tempat yang Tinggi. Itulah sebabnya bentuk tanjak itu menjulang tinggi atau meninggi ujungnya diwakili dengan segitiga.

Penggunaan Tanjak sendiri terbagi menjadi tiga, pertama berdasarkan adat, yakni kebiasaan sehari-hari kehidupan masyarakat setempat. Kedua adat istiadat, yakni memiliki protokoler yang lebih mengarah pada ketetapan yang disepakati secara bersama-sama dalam suatu majelis. Ketiga adab, yakni menjunjung tinggi nilai-nilai penggunaan tanjak.

Bagian yang paling penting dalam tanjak adalah harus memiliki simpul. Simpul bermakna ikatan pernikahan terbagi menjadi dua bahagian kiri dan kanan, menandakan ikatan pernikahan antara ayah dengan ibu. Dari ikatan pernikahan itu terjalinnya simpul pernikahan yang menandakan asal usul dari mana dia berasal.

Setidaknya ada 21 jenis (model) tanjak Melayu, antara lain lang melayang, lang menyongsong angin, dendam tak sudah, balung ayam, cogan daun kopi, pucuk pisang, mumbang belah dua, sarang kerangga, ayam patah kepak, kacang dua helai daun. Ada lagi jenis sekelongsang bunga, belalai gajah, setanjak balung raja, ketam budu, solok timba, pari mudek, dan buana.

Editor: Dinda Rachmawati

Tag:  #prabowo #subianto #kenakan #tanjak #melayu #saat #riau #makna #fungsinya

KOMENTAR