Wajib Dihindari: 12 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan kepada Anak Sulung. Dampaknya Bisa Sangat Negatif!
Seorang ayah yang sedang bersenang-senang dengan anaknya./freepik/pressfoto
05:56
13 September 2024

Wajib Dihindari: 12 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan kepada Anak Sulung. Dampaknya Bisa Sangat Negatif!

Menjadi anak sulung sering kali berarti memikul tanggung jawab lebih besar dibandingkan adik-adiknya.

Sebagai orang tua, kalimat yang diucapkan kepada anak sulung dapat memiliki dampak besar pada perkembangan emosional dan psikologis mereka.

Namun, tidak semua ucapan mendukung pertumbuhan mereka secara positif. Beberapa kalimat, meski mungkin diucapkan tanpa niat buruk, bisa meninggalkan jejak yang mendalam dan merugikan.

Dilansir dari Parade.com pada Kamis, (12/9), artikel ini akan membahas 12 kalimat yang harus dihindari saat berkomunikasi dengan anak sulung.

Hindari ucapan ini untuk memastikan anak sulung Anda tumbuh dengan kepercayaan diri dan kesehatan emosional yang baik.

1. "Anak yang Kuat"

Kalimat ini sering digunakan dengan niat baik. Orang tua mungkin menggunakannya untuk mendorong anak melakukan sesuatu yang sulit. Namun, kadang-kadang, kalimat ini muncul sebelum waktunya.

Menurut Dr. Vaughan, harapan yang terlalu tinggi bisa menjadi beban bagi anak sulung. Dr. Brett Biller, Psy.D., menambahkan bahwa harapan sering kali berdasarkan urutan kelahiran, bukan kemampuan individu.

Sebagai alternatif, cobalah mengatakan, "Kamu semakin baik dalam menyampaikan kebutuhanmu." Ini lebih mendukung tanpa memberikan tekanan berlebihan.

2. "Kamu Harus Menjadi Contoh yang Lebih Baik."

Kalimat ini sering membuat anak sulung merasa tertekan. Mereka sering kali dipandang sebagai contoh bagi adik-adiknya.

Dr. Nicholas Forlenza, Ph.D., mengatakan bahwa menempatkan anak sulung dalam posisi ini bisa membebani mereka dengan tanggung jawab yang tidak semestinya. Hal ini juga dapat memengaruhi hubungan mereka dengan adik-adik mereka.

Sebagai gantinya, katakanlah, "Wow, adikmu benar-benar mengagumimu—lihat dia memperhatikan." Ini menunjukkan pengakuan tanpa menambah beban emosional.

3. "Kamu Yang Terbaik."

Kalimat ini umumnya diucapkan dengan niat baik. Orang tua sering kali ingin menunjukkan kasih sayang dan dukungan mereka.



Namun, ucapan ini bisa membuat anak merasa kasih sayang orang tua bergantung pada pencapaian mereka.

Dr. Vaughan menjelaskan bahwa pujian berlebihan pada anak sulung dapat menimbulkan kebencian antara saudara kandung.

Sebagai alternatif, katakanlah, "Aku mencintaimu karena kamu adalah kamu, bukan karena apa yang kamu capai." Ini menekankan cinta tanpa syarat.

4. "Kamu Yang Bertanggung Jawab."

Kalimat ini terdengar seperti pujian, tetapi seringkali bukan itu tujuannya. Dr. McGeehan menjelaskan bahwa kalimat ini sering digunakan untuk memaksa anak sulung menjalankan tanggung jawab tambahan.

Anak sulung bisa merasa terbebani dengan tanggung jawab yang terus-menerus tanpa ruang untuk kesalahan.

Sebagai alternatif, katakanlah, "Aku melihatmu." Jika ingin menambahkan, coba "Aku melihatmu bersenang-senang, bagaimana jika kamu terus melompat di mainan itu?"

5. "Kamu Bertanggung Jawab Saat Aku Tidak Ada."

Kalimat ini merupakan ekstensi dari poin sebelumnya. Dr. McGeehan menyoroti bahwa sering kali ini tidak sesuai dengan perkembangan anak.

Memberikan tanggung jawab yang terlalu besar pada anak-anak bisa membingungkan mereka tentang peran mereka.

Sebagai gantinya, katakan, "Aku tahu kamu adalah pembantu yang luar biasa, tapi ingat, tidak apa-apa untuk meminta bantuan jika kamu membutuhkannya."

6. "Kamu Seperti Orang Dewasa"

Dr. Biller mencatat bahwa frasa seperti ini sering digunakan dengan niat baik. Namun, ada bahaya tersembunyi.

Menggunakan istilah seperti "mini-mom" atau "mini-dad" bisa membuat anak merasa tidak dihargai sebagai individu yang unik.

Sebagai gantinya, cobalah, "Aku perhatikan kamu berusaha membantu adik-adik. Apa alasan kamu melakukan itu belakangan ini?"

7. "Kamu Kakak yang Baik. Kamu Harus Sopan."

Harapan kita tentu agar anak-anak bersikap baik tanpa melihat urutan kelahiran mereka. Namun, frasa ini dapat memberikan pesan negatif.

Kalimat ini menempatkan tanggung jawab untuk bersikap baik pada status hubungan, bukan pada keinginan untuk bersikap baik.

Sebagai alternatif, katakanlah, "Aku lihat kamu tidak mau berbagi camilanmu. Apa alasan kamu tidak mau berbagi sekarang?"

8. "Kamu Harusnya Tahu Lebih Baik."

Kalimat ini penuh dengan rasa malu. Dr. McGeehan menjelaskan bahwa kalimat ini mengabaikan kebutuhan anak untuk belajar dan berkembang.

Rasa malu yang ditimbulkan bisa menghambat kemampuan anak untuk mengambil risiko di masa depan. Sebagai gantinya, coba, "Mari kita bicarakan apa yang bisa terjadi jika kita terus membuat pilihan itu."

9. "Jaga Adik-adikmu."

Frasa ini sering kali digunakan untuk meminta bantuan, tetapi ada efek sampingnya. Anak sulung tidak seharusnya bertanggung jawab penuh atas adik-adiknya.

Kalimat ini dapat menimbulkan rasa tidak suka antara saudara dan menciptakan dinamika keluarga yang buruk.

Sebagai alternatif, tanyakan pada anak apakah mereka memiliki waktu untuk membantu adik dengan tugas tertentu.

Katakan, "Aku akan sangat menghargai jika kamu bisa membantu adik dengan tugas ini hari ini."

10. "Kamu Harusnya Lebih Dewasa..."

Frasa ini tidak adil, sama halnya dengan "kamu yang bertanggung jawab." Anak-anak harus berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangan mereka, bukan harapan orang tua berdasarkan urutan kelahiran.

Kadang, biarkan konsekuensi alami mengajarkan pelajaran. Dr. Forlenza merekomendasikan, "Jika anak sulungmu melakukan kesalahan, biarkan konsekuensi alamiah menjadi cara untuk belajar."

11. "Kamu Terlalu Tua untuk Itu."

Kalimat ini bisa membuat anak merasa harus dewasa lebih cepat dari seharusnya. Anak-anak perlu menikmati masa kecil mereka tanpa tekanan untuk meninggalkan minat mereka.

Sebagai gantinya, cobalah, "Aku suka kamu menikmati permainan ini. Kenapa kamu menyukainya begitu banyak?"

12. "Kamu Sangat Peduli."

Kalimat ini bisa jadi pujian, tapi sering diucapkan kepada anak yang telah "menjadi orang tua."

Penggunaan berlebihan bisa menunjukkan bahwa pujian ini lebih sebagai pengganti umpan balik konstruktif atau terlalu menghargai anak yang bertindak sebagai pengasuh.

Cobalah mengatakan, "Aku menghargai bantuanmu dengan adik-adik, tapi penting juga untuk memiliki waktu untuk dirimu sendiri."

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #wajib #dihindari #kalimat #yang #tidak #boleh #diucapkan #kepada #anak #sulung #dampaknya #bisa #sangat #negatif

KOMENTAR