Lelah dengan Tekanan Sosial di Masyarakat? Segera Tinggalkan 8 Norma yang Sudah Kedaluwarsa Ini Menurut Psikologi
Tekanan sosial perempuan./Freepik.
13:42
31 Januari 2025

Lelah dengan Tekanan Sosial di Masyarakat? Segera Tinggalkan 8 Norma yang Sudah Kedaluwarsa Ini Menurut Psikologi

 Tekanan sosial yang terus-menerus di masyarakat sering kali membuat seseorang merasa terbebani dan lelah, terutama jika harus memenuhi harapan yang didasarkan pada norma yang sudah tidak relevan lagi.

Norma ini, meski dianggap sebagai tradisi, kadang justru menjadi penghalang bagi kebebasan dan kebahagiaan individu. Menurut psikologi, meninggalkan norma yang sudah kedaluwarsa dapat memberikan ruang untuk hidup lebih autentik dan merdeka.

Dilansir dari geediting.com pada Jumat (31/1), diterangkan bahwa terdapat delapan norma yang patut ditinggalkan karena kedaluwarsa yang dapat mengatasi lelah akan tekanan sosial di masyarakat menurut Psikologi.

  1. Melepaskan diri dari rutinitas 9 sampai 5

Pola kerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore telah menjadi bagian yang mengakar dalam budaya kerja modern. Ritme kerja tradisional ini seringkali tidak sejalan dengan gaya hidup dan produktivitas individu yang beragam di era digital.

Konsep jam kerja tetap ini mengabaikan fakta bahwa setiap orang memiliki tingkat energi dan waktu produktif yang berbeda sepanjang hari. Dengan berkembangnya teknologi dan fleksibilitas kerja, sudah saatnya untuk mempertimbangkan jadwal kerja yang lebih sesuai dengan kebutuhan pribadi.

  1. Lepas dari tekanan menikah dan punya anak sebelum 30

Ekspektasi sosial untuk menikah dan memiliki anak sebelum usia 30 tahun masih kuat tertanam dalam masyarakat. Namun, setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik dan tidak bisa dipaksakan mengikuti timeline yang sama.

Kehidupan bukan perlombaan, dan tidak ada yang salah jika memilih untuk fokus pada pengembangan diri, karir, atau menjelajahi dunia terlebih dahulu. Penting untuk menyadari bahwa kesiapan untuk berkeluarga adalah hal yang sangat personal.

  1. Mendobrak standar tubuh sempurna

Media sosial telah menciptakan tekanan besar tentang standar kecantikan dan bentuk tubuh ideal yang tidak realistis. Definisi kesehatan yang sesungguhnya mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh, bukan hanya penampilan luar.

Fokus pada kesehatan holistik jauh lebih penting daripada mengejar standar kecantikan yang tidak mungkin dicapai. Tubuh yang sehat adalah tubuh yang terawat dengan baik, bukan yang sempurna menurut standar media sosial.

  1. Menolak mengabaikan kesehatan demi pekerjaan

Budaya kerja yang mengagungkan kesibukan dan lembur telah menciptakan pola hidup yang tidak sehat. Mengabaikan waktu istirahat, makan, dan tidur demi pekerjaan justru akan berdampak buruk pada produktivitas dan kesehatan jangka panjang.

Prioritas pada kesejahteraan diri bukanlah hal yang egois, melainkan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang seimbang. Penting untuk menempatkan kesehatan fisik dan mental di atas tuntutan pekerjaan yang berlebihan.

  1. Melawan ketakutan untuk tampil berbeda

Ketakutan untuk tampil berbeda dan tekanan untuk selalu mengikuti arus utama masih menghantui banyak orang. Keunikan individu seharusnya menjadi sesuatu yang dirayakan, bukan dihindari atau disembunyikan.

Perbedaan adalah warna yang membuat dunia menjadi lebih kaya dan menarik. Keberanian untuk tampil berbeda justru bisa menjadi kekuatan yang membedakan seseorang dari kerumunan.

  1. Menghapus stigma kesehatan mental

Masalah kesehatan mental masih sering dianggap tabu dan harus disembunyikan dari publik. Sikap ini justru memperburuk kondisi mereka yang sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental.

Keterbukaan tentang kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sudah saatnya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mereka yang menghadapi tantangan kesehatan mental.

  1. Bebas dari kewajiban selalu terhubung

Era digital telah menciptakan ekspektasi untuk selalu tersedia dan merespon pesan setiap saat. Kebutuhan untuk terus terhubung ini seringkali mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan profesional.

Meluangkan waktu untuk benar-benar lepas dari gawai dan menikmati ketenangan adalah hal yang penting. Kesehatan mental akan lebih terjaga jika kamu berani mengambil jeda dari konektivitas digital.

  1. Mengubah persepsi tentang kekayaan materi

Kesuksesan sering diukur dari kepemilikan materi seperti rumah mewah, mobil, atau barang branded. Penelitian menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, peningkatan pendapatan tidak selalu berbanding lurus dengan kebahagiaan.

Hubungan yang bermakna, pekerjaan yang memuaskan, dan pertumbuhan pribadi justru memberikan kebahagiaan yang lebih langgeng. Redefinisi sukses perlu diarahkan pada aspek-aspek non-materi yang lebih memperkaya kehidupan.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #lelah #dengan #tekanan #sosial #masyarakat #segera #tinggalkan #norma #yang #sudah #kedaluwarsa #menurut #psikologi

KOMENTAR