Trump Usulkan Relokasi Warga Palestina, Hamas Menolak
Pemandangan udara ini memperlihatkan warga Palestina yang mengungsi kembali ke kamp pengungsi Jabalia yang hancur akibat perang di Jalur Gaza utara pada tanggal 19 Januari 2025, sesaat sebelum kesepakatan gencatan senjata dalam perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas dilaksanakan. Mediator Qatar pada tanggal 19 Juni mengonfirmasi dimulainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan mengatakan beberapa dari tiga sandera awal yang dibebaskan memiliki kewarganegaraan asing.
19:30
26 Januari 2025

Trump Usulkan Relokasi Warga Palestina, Hamas Menolak

Kelompok Hamas dan sekutunya, Jihad Islam, mengecam dan menolak rencana Presiden Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina.

Penolakan ini muncul pada saat gencatan senjata Gaza memasuki minggu kedua, pada Minggu (26/1/2025).

Dalam pernyataannya, Trump menyebut Gaza sebagai tempat penghancuran dan mengungkapkan ia telah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II mengenai pemindahan warga Palestina dari wilayah tersebut.

 

"Saya ingin Mesir menerima orang. Dan saya juga ingin Yordania menerima orang," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.

Ia juga berharap dapat berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari yang sama.

Bagi warga Palestina, upaya pemindahan ini mengingatkan mereka pada sejarah kelam yang dikenal sebagai Nakba, atau bencana, yang merujuk pada pemindahan massal warga Palestina saat pembentukan Israel 75 tahun lalu.

Mesir sebelumnya telah memperingatkan, pemindahan paksa warga Palestina ke gurun Sinai dapat membahayakan perjanjian damai yang ditandatangani dengan Israel pada 1979.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yordania saat ini menjadi rumah bagi sekitar 2,3 juta pengungsi Palestina yang terdaftar.

Bassem Naim, anggota biro politik Hamas, menegaskan kepada AFP, warga Palestina akan menolak proyek pemindahan semacam itu.

"Warga Gaza tidak akan menerima tawaran atau solusi apa pun, bahkan jika niat mereka tampak baik di bawah panji rekonstruksi, seperti yang diusulkan oleh Presiden Trump," ujarnya.

Ia menambahkan, sebagian besar warga Gaza adalah pengungsi Palestina atau keturunan mereka.

Jihad Islam, yang berjuang bersama Hamas di Gaza, juga mengkritik gagasan Trump. "Gagasan itu mendorong kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan memaksa orang-orang kami meninggalkan tanah mereka," ungkap mereka.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Israel yang berasal dari sayap kanan, Bezalel Smotrich, mendukung saran Trump untuk membantu warga Palestina menemukan tempat lain agar dapat memulai kehidupan yang lebih baik.

 

"Hanya pemikiran yang tidak biasa dengan solusi baru yang akan menghasilkan solusi perdamaian dan keamanan," imbuhnya.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan. hampir 70 persen bangunan di wilayah Gaza mengalami kerusakan atau telah hancur.

Tag:  #trump #usulkan #relokasi #warga #palestina #hamas #menolak

KOMENTAR