Kais Reruntuhan di Gaza, Warga Palestina Temukan Puluhan Mayat Terkubur
Sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai, warga Gaza menemukan puluhan mayat yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan yang hancur.
Menurut sumber medis yang dilaporkan oleh Al Jazeera, sebanyak 97 warga Palestina ditemukan tewas di kota Rafah, Gaza selatan, sejak gencatan senjata diberlakukan.
Proses identifikasi korban menjadi semakin sulit karena jasad sudah terkubur selama berbulan-bulan, sementara pemboman terus berlangsung.
Dikutip dari Courier Mail, Badan Pertahanan Sipil Palestina memperkirakan sekitar 10.000 mayat masih terkubur di bawah reruntuhan di seluruh Gaza, sementara sekitar 2.840 mayat lainnya hilang tanpa jejak, menurut juru bicara Layanan Darurat Sipil Palestina, Mahmoud Basal.
Warga yang kembali ke rumah mereka setelah pertempuran merasa terkejut dengan kehancuran yang terjadi, bahkan hampir tidak dapat mengenali lingkungan tempat tinggal mereka.
Mohamed Gomaa, yang kehilangan saudara laki-laki dan keponakannya dalam perang, menyatakan bahwa kehancuran yang terjadi di Gaza adalah “perang pemusnahan,” jauh lebih buruk daripada bencana alam seperti gempa bumi atau banjir.
Bantuan Mulai Mengalir ke Gaza
Di tengah gencatan senjata, bantuan mulai mengalir ke Gaza.
Lebih dari 630 truk bantuan telah memasuki jalur Gaza pada hari Minggu, dengan sebagian besar bantuan diarahkan ke wilayah utara yang paling terpengaruh oleh kelaparan.
Warga Gaza merasa sedikit lega dengan turunnya harga barang dan ketersediaan bahan makanan, seperti coklat impor, yang sebelumnya sulit dijangkau.
Pembangunan Kembali Gaza
Perhatian kini beralih ke pemulihan Gaza yang sangat membutuhkan.
Pembangunan kembali wilayah ini diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun, dengan pembersihan lebih dari 50 juta ton puing-puing akibat pemboman Israel membutuhkan biaya yang sangat besar, sekitar $1,2 miliar.
Program Pembangunan PBB mengungkapkan bahwa pembangunan di Gaza telah mundur 69 tahun akibat konflik ini.
Meski gencatan senjata terus berlaku, insiden kekerasan masih terjadi.
Pada Senin (20/1/2025) pagi, dua warga Palestina, termasuk seorang remaja laki-laki, dibunuh oleh penembak jitu Israel di Rafah.
Delapan warga Palestina, termasuk anak-anak, terluka akibat tembakan Israel.
Militer Israel menyatakan tembakan peringatan dilakukan kepada orang-orang yang mendekati tentara di lapangan.
Jumlah Korban
Lebih dari 15 bulan perang telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 47.000 orang, mayoritas adalah wanita dan anak-anak, dengan lebih dari 111.000 lainnya terluka.
Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Kabarnya, Indonesia sedang dipertimbangkan menjadi salah satu tujuan relokasi penduduk Gaza.
Gagasan ini merupakan bagian dari rencana baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang terungkap di tengah pembicaraan mengenai upaya membangun kembali wilayah kantong Palestina itu usai perang.
Trump dan timnya juga bekerja keras untuk mencari solusi jangka panjang buat Gaza.
Utusan Presiden Terpilih Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, saat ini sedang merencanakan kunjungan ke Jalur Gaza.
Dikutip dari NBC, seorang pejabat transisi yang terlibat langsung dalam proses gencatan senjata mengatakan, Witkoff berencana untuk terus hadir di wilayah tersebut selama beberapa minggu dan bulan mendatang guna mengatasi potensi permasalahan yang dapat merusak perjanjian dan menghentikan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Mengunjungi Gaza memungkinkan Witkoff melihat langsung situasi di lapangan, daripada hanya mendengarkan laporan dari pihak Israel atau Palestina.
"Jika mereka tidak membantu memperbaiki kehidupan warga Gaza, maka bisa saja terjadi pemberontakan," kata pejabat itu.
Saat ini, pertanyaan utama adalah bagaimana membangun kembali Gaza dan ke mana 2 juta warga Palestina yang terdampak perang bisa dipindahkan sementara.
"Indonesia sedang dibahas sebagai salah satu kemungkinan tempat relokasi," kata pejabat tersebut.
Gagasan relokasi warga Gaza ke Indonesia ini sangat kontroversial, baik di kalangan warga Palestina maupun negara-negara Arab lainnya.
Banyak yang beranggapan, relokasi warga Gaza ke Indonesia - atau ke tempat lain - bisa menjadi langkah awal bagi Israel untuk memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.
Witkoff yang dikenal juga sebagai seorang pengembang real estat yang telah lama mengenal Trump, bekerja untuk mencapai stabilitas jangka panjang bagi Israel dan sekitar 2 juta warga Palestina yang telantar, melalui tiga fase kesepakatan yang dicapai minggu lalu.
Fase pertama gencatan senjata, yang dimulai pada Minggu (19/1/2025), diperkirakan berlangsung sekitar enam minggu dan melibatkan pembebasan sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina oleh Israel.
Fase kedua akan dinegosiasikan selama fase pertama dan diharapkan menghasilkan pembebasan tambahan sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Tujuan fase terakhir, yang juga masih perlu dinegosiasikan, adalah mengakhiri perang dan memulai pembangunan kembali Gaza.
Saat ini, yang menjadi kekhawatiran adalah insiden yang mungkin dipicu oleh interaksi sehari-hari antara Israel dan Palestina di sekitar Gaza, meskipun ada perjanjian gencatan senjata.
"Ingat, ada banyak orang, radikal, fanatik, tidak hanya dari sisi Hamas, dari sayap kanan Israel, yang sangat termotivasi untuk menghancurkan seluruh kesepakatan ini," katanya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #kais #reruntuhan #gaza #warga #palestina #temukan #puluhan #mayat #terkubur