Pezeshkian: Iran Tidak Pernah Rencanakan Pembunuhan Donald Trump, Itu Akal-akalan Israel
Presiden Iran saat diwawancarai oleh Lester Holt dari NBC News 
16:40
15 Januari 2025

Pezeshkian: Iran Tidak Pernah Rencanakan Pembunuhan Donald Trump, Itu Akal-akalan Israel

Iran tidak pernah merencanakan pembunuhan Donald Trump, baik selama kampanye presidennya tahun lalu maupun di masa depan, ujar Presiden Masoud Pezeshkian dalam wawancara eksklusif dengan NBC News.

Ketika ditanya tentang tuduhan pembunuhan yang dilayangkan oleh otoritas AS, Pezeshkian berkata:

"Ini adalah akal-akalan atau salah satu rencana yang dirancang Israel dan negara-negara lain untuk mempromosikan Iranophobia."

"Iran tidak pernah mencoba atau merencanakan untuk membunuh siapa pun, setidaknya sejauh yang saya ketahui."

Jurnalis NBC News kemudian bertanya sekali lagi kepada Pezeshkian:

"Anda mengatakan tidak pernah ada rencana dari Iran untuk membunuh Donald Trump?"

"Tidak ada sama sekali," jawab Pezeshkian.

Presiden Iran saat diwawancarai oleh Lester Holt dari NBC News Presiden Iran saat diwawancarai oleh Lester Holt dari NBC News (Tangkapan layar YouTube NBC News)

Ketika ditanya apakah Iran bersedia berjanji tidak akan ada upaya pembunuhan terhadap Trump, Pezeshkian menegaskan:

"Kami tidak pernah melakukan ini sejak awal, dan tidak akan pernah melakukannya."

Wawancara ini merupakan yang wawancara pertama bagi Pezeshkian dengan media asing sejak pemilihan presiden AS.

Wawancara tersebut dilakukan dengan kehadiran juru bahasa pemerintah dan penerjemah secara langsung.

Pria Iran Ditangkap atas Percobaan Pembunuhan Donald Trump

Pada bulan November, Departemen Kehakiman AS mendakwa seorang pria Iran atas tuduhan pembunuhan bayaran dengan target membunuh Trump saat Trump masih menjadi kandidat presiden dari Partai Republik.

Dua orang lainnya didakwa karena diduga berencana membunuh seorang jurnalis dan aktivis Amerika keturunan Iran yang mengkritik pemerintah Iran atas perlakuannya terhadap perempuan.

Pihak berwenang AS mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari upaya Iran untuk membalas kematian seorang jenderal tinggi Iran, Qasem Soleimani.

Qasem Soleimani tewas di Baghdad dalam serangan pesawat nirawak AS yang diperintahkan oleh Trump selama masa jabatannya.

Pada pertengahan Oktober tahun lalu, Iran mengirim pesan tertulis melalui diplomat Swiss, yang menyatakan bahwa Iran tidak akan berusaha membunuh Trump, menurut seorang pejabat AS.

Mengutip Al Jazeera, Trump mengatakan selama kampanye pemilu AS tahun lalu bahwa Iran mungkin berada di balik upaya pembunuhannya.

Donald Trump selamat dari dua kali percobaan pembunuhan selama kampanye, satu pada bulan September saat ia bermain golf di lapangan golfnya di West Palm Beach, Florida, dan satu lagi selama rapat umum pada bulan Juli di Butler, Pennsylvania.

Namun, penyelidik tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam kedua upaya tersebut.

Iran juga sebelumnya membantah klaim AS yang menuduh Iran mencampuri urusan AS, termasuk melalui operasi siber.

Serukan Perdamaian

Pezeshkian juga menegaskan kembali bahwa program nuklir Iran bersifat damai dan bahwa Iran tidak berupaya untuk memiliki "persenjataan nuklir."

Selama masa jabatan pertama Trump, AS menarik diri dari kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, yang menyebabkan diterapkannya kembali sanksi terhadap Iran.

"Saya berharap Trump akan mendorong terciptanya perdamaian di kawasan dan dunia, bukan malah berkontribusi pada pertumpahan darah atau peperangan," kata Pezeshkian kepada NBC.

"Kami akan bereaksi terhadap tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, tetapi kami juga tidak menginginkannya."

Ketika ditanya tentang kemungkinan perundingan dengan Trump, Presiden Iran menjawab:

"Masalah yang kita hadapi bukanlah soal dialog."

"Masalahnya adalah komitmen yang harus dihasilkan dari perundingan dan dialog, yang harus dipatuhi oleh semua pihak."

"Pihak lainlah yang tidak memenuhi janji dan kewajibannya."

(Tribunnews.com)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #pezeshkian #iran #tidak #pernah #rencanakan #pembunuhan #donald #trump #akal #akalan #israel

KOMENTAR