Swiss-Serbia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin, Pertanda Perang di Ukraina Segera Berakhir?
Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela KTT G20 di Osaka, Juni 2019. Swiss dan Serbia telah menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 
16:10
13 Januari 2025

Swiss-Serbia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin, Pertanda Perang di Ukraina Segera Berakhir?

Swiss dan Serbia telah menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dikutip dari Kyiv Independent, pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi perdamaian terkait konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Menurut Kepala Komunikasi di Kementerian Luar Negeri Swiss, Nicolas Bideau, sejak pertemuan perdamaian global pada bulan Juni lalu, Swiss telah secara resmi menginformasikan Ukraina, Rusia, dan AS tentang kesediaan mereka untuk mendukung inisiatif diplomatik.

Meskipun belum ada tanggal pasti untuk pertemuan tersebut, Rusia telah menunjukkan minat untuk bertemu dengan Trump setelah pelantikannya pada 20 Januari mendatang.

Trump sendiri berjanji untuk membawa Rusia dan Ukraina ke meja perundingan serta berusaha mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir tiga tahun.

Namun, salah satu hambatan utama untuk pertemuan ini adalah surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) terhadap Putin, terkait dugaan deportasi paksa anak-anak Ukraina ke Rusia.

Sebagai negara yang menandatangani Statuta Roma, Swiss secara hukum diharuskan untuk menangkap Putin jika dia datang.

Meski demikian, Swiss memiliki kewenangan untuk memberikan pengecualian dalam situasi yang berkaitan dengan negosiasi perdamaian.

Selain Swiss, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, juga mengusulkan negaranya menjadi tempat pertemuan perdamaian antara Trump dan Putin.

Vucic mengungkapkan bahwa Serbia siap menjamin keamanan bagi kedua pemimpin dunia tersebut.

Menurutnya, Serbia merupakan negara netral yang tidak tergabung dalam aliansi militer manapun, dan negara ini memiliki dukungan besar dari kedua negara besar, AS dan Rusia.

Ia juga percaya bahwa Serbia adalah tempat yang ideal untuk pertemuan ini, mengingat Trump mendapat dukungan besar di Eropa, sementara Putin sangat populer di Serbia.

Sementara itu, Financial Times melaporkan bahwa Putin memiliki beberapa syarat untuk menghentikan perang dengan Ukraina.

Syarat utama yang diajukan adalah Ukraina tidak boleh bergabung dengan NATO, serta pembatasan aktivitas militer NATO di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia.

Putin juga menginginkan agar Trump menarik pasukannya dari Eropa Timur.

Perang ini telah menyebabkan beberapa negara NATO, terutama di Eropa, mengalami kesulitan ekonomi.

Harga energi melonjak, dan pasokan gas dari Rusia terganggu, mengingat saluran gas melalui Ukraina telah dihentikan.

Negara-negara seperti Jerman juga merasakan dampak besar dari lonjakan biaya pengiriman gas.

Jika Putin benar-benar mengajukan persyaratan tersebut, hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah besar bagi Trump.

Niat Ukraina Gabung NATO

Trump telah lama menentang Ukraina bergabung dengan NATO dan memahami kekhawatiran Rusia mengenai hal ini.

Bahkan, Trump pernah menyatakan bahwa keanggotaan Ukraina dalam NATO justru memperburuk situasi dan menyebabkan konflik yang lebih panjang.

Namun, satu pertanyaan besar tetap ada: apakah Trump akan setuju untuk menarik pasukan Amerika dari negara-negara Eropa Timur?

Meskipun hal ini tampaknya mungkin, keputusan ini tetap bisa menjadi tantangan besar bagi kebijakan luar negeri AS.

Situasi Perang Rusia-Ukraina

** Dikutip dari The Guardian, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu (12/1/2025) bahwa ia siap menyerahkan tentara Korea Utara yang ditangkap ke Pyongyang.

Hal ini sebagai imbalan atas pengembalian tawanan perang Ukraina yang ditahan di Rusia.

Tawaran Zelensky\y tersebut muncul beberapa jam setelah Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengonfirmasi pengumuman Ukraina pada hari sebelumnya.

Dalam pengumuman tersebut, Ukraina menyatakan telah menangkap dua tentara Korea Utara.

** Rusia pada Minggu (12/1/2025) mengklaim telah merebut dua desa di Ukraina timur.

Pasukan Rusia terus maju di wilayah tersebut setelah berbulan-bulan pertempuran.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka telah merebut desa Yantarne di wilayah Donetsk timur.

Yantarne terletak sekitar 10 kilometer barat daya Kurakhove, yang merupakan pusat logistik utama yang sebelumnya diklaim telah direbut oleh Moskow minggu lalu.

Pada Sabtu (11/1/2025), tentara Rusia juga mengklaim telah merebut wilayah baru di barat laut Kurakhove.

Selain itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukan mereka juga telah merebut desa Kalinove di wilayah Kharkiv timur laut.

Desa Kalinove terletak di tepi barat Sungai Oskil, yang sebelumnya menjadi garis depan antara kedua pasukan di wilayah tersebut.

** Pada Senin (13/1/2025) dini hari, Rusia meluncurkan 110 drone serang "Shahed" dan berbagai jenis drone simulator ke Ukraina.

Namun, pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 78 UAV di dua belas wilayah.

Serangan udara tersebut berhasil digagalkan oleh penerbangan, pasukan rudal anti-pesawat, unit peperangan elektronik, serta kelompok pemadam kebakaran dari Angkatan Udara dan Pasukan Pertahanan Ukraina.

Menurut laporan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina, pada pukul 09:00 pagi waktu setempat, 78 UAV tipe Shahed dan drone lainnya telah ditembak jatuh di wilayah Poltava, Sumy, Kharkiv, Cherkasy, Chernihiv, Kyiv, Dnipropetrovsk, Mykolaiv, Zaporizhia, Zhytomyr, Khmelnytskyi, dan Donetsk.

Selain itu, 31 drone musuh lainnya, yaitu peniru, hilang tanpa menimbulkan konsekuensi negatif.

PS juga menambahkan bahwa akibat jatuhnya drone Rusia di wilayah Sumy, Kyiv, Zhytomyr, dan Zaporizhzhia, terjadi kerusakan pada gedung-gedung perusahaan, lembaga swasta dan negara, rumah pribadi, serta kendaraan bermotor.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #swiss #serbia #siap #jadi #tuan #rumah #pertemuan #trump #putin #pertanda #perang #ukraina #segera #berakhir

KOMENTAR